PERENCANAAN SUKSESI & KINERJA KEUANGAN DI RS (Part 2)
Berikut adalah lanjutan pembahasan dari artikel PERENCANAAN SUKSESI & KINERJA KEUANGAN DI RS (Part 1), tentang pemaparan hasil penelitian Patidar (2016)[1] yang mengkaji keterhubungan antara perencanaan suksesi dengan kinerja keuangan RS.
Penelitian terkait perencanaan suksesi dan kinerja keuangan (Lanjutan)
2. Results
Sebagian besar sample penelitian adalah RS yang berada di daerah perkotaan, dan jumlah rata-rata tempat tidur adalah 167. Separuh RS berafiliasi dengan sistem, dan hampir sepertiga merupakan bagian dari jaringan RS. 6% RS dalam sampel adalah anggota COTH, dan 68% diakreditasi oleh JCAHO. Sampel terdiri dari RS nirlaba (59,5%), RS pemerintah non-federal (24,1%), dan RS berorientasi laba (16,4%).
Tabel 2 dibawah ini, menyajikan karakteristik RS dengan dan tanpa program perencanaan suksesi. RS dengan program perencanaan suksesi lebih cenderung merupakan RS nirlaba, lebih besar, berafiliasi jaringan, RS pendidikan, & terakre-ditasi JCAHO. Selain itu, RS dengan perencanaan suksesi lebih cenderung memiliki total margin yang lebih tinggi & rasio yang lebih tinggi dari total personel fasilitas FTE terhadap total tempat tidur RS. RS yang memiliki program perencanaan suksesi juga lebih cenderung berada di pasar yang lebih kompetitif, masyarakat dengan pendapatan per kapita yang lebih tinggi, dan daerah perkotaan.
Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah RS perawatan akut dengan program perencanaan suksesi meningkat secara konsisten selama masa studi. Sedangkan tabel 4 menyajikan hasil analisis regresi linier multivariat untuk seluruh sampel meliputi sampel pasar monopolistik dan kompetitif. Hasil penelitian ini telah membuktikan kebenaran 2 hipotesis berikut;
-
-
- Hipotesis 1; RS dengan perencanaan suksesi menunjukkan kinerja keuangan yang lebih baik dan berpengaruh signifikan positif (total sampel model: = 1,41, p <0,01),
- Hipotesis 2 efek positif dari perencanaan suksesi pada kinerja keuangan lebih jelas untuk RS di pasar kompetitif juga didukung.
-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien untuk perencanaan suksesi di pasar kompetitif (= 2.63, p = 0,02) lebih besar daripada di pasar monopolistik (= 0.81, p =0,03). Selain itu, temuan untuk sampel total menunjukkan bahwa pendapatan per kapita, lokasi perkotaan, ukuran RS, akreditasi JCAHO, dan afiliasi jaringan secara signifikan dan positif terkait dengan total margin RS.
3. Diskusi
Penelitian ini melakukan studi longitudinal tentang hubungan antara program perencanaan suksesi RS dan kinerja keuangan, serta mereview apakah hubungan ini bervariasi berdasarkan kompetisi pasar. Sesuai dengan RBV perusahaan (Barney, 1991), penelitian ini menemukan hubungan positif antara perencanaan suksesi dan profitabilitas RS, yang mungkin dijelaskan oleh beberapa faktor. Program perencanaan suksesi kepemimpinan memungkinkan organisasi untuk lebih siap menghadapi perubahan dalam posisi eksekutif (Zajac, 1990). Tanpa program perencanaan suksesi, organisasi perlu mencari pemimpin secara internal atau eksternal saat posisi kosong, yang dapat menyebabkan gangguan untuk beradaptasi dengan gaya manajemen eksekutif baru. Faktor-faktor ini mungkin menjelaskan hubungan antara perencanaan suksesi dan kinerja keuangan RS yang lebih baik dengan program-program tersebut.
Lanjut pada artikel berikutnya.
[1] Nitish Patidar, PhD, 2016, Succession Planning and Financial Performance: Does Competition Matter?