Browse By

TANTANGAN YANG DIHADAPI INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN DI TAHUN 2022

Pendahuluan

Pandemi mengajarkan banyak hal, mulai dari pentingnya kesehatan, hingga bagaimana organisasi pelayanan kesehatan  menjangkau pasien dengan berbagai cara. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya perubahan dalam operasionalisasi industri pelayanan kesehatan. Berbagai perubahan cepat & signifilan yang terjadi menimbulkan tantangan baru bagi organisasi pelayanan kesehatan baik besar maupun kecil. Perubahan yang terjadi seperti; peraturan pemerintah yang berkembang pesat, inovasi teknologi, dan harapan pasien, menciptakan lingkungan baru di mana menjalankan praktik medis bukan hanya tentang merawat pasien lagi. Berbagai perubahan tersebut harus diketahui oleh setiap manajemen dalam industri pelayanan kesehatan, apabila ingin organisasinya tetap menjadi yang terdepan di tahun 2022 dan seterusnya.

Mengacu pada sebuah tulisan di situs   mailmystatements.com, disebutkan bahwa terdapat tujuh tantangan utama yang dihadapi oleh industri pelayanan kesehatan apabila ingin tetap menjadi yang terdepan di tahun 2022 dan seterusnya, yaitu; Cybersecurity, Telehealth, Invoicing and Payment Processing, Price Transparency, Patient Experience, Effective Payment Model, Big Data. Tulisan ini akan membahas 3 dari 7 permasalahan tersebut, yaitu; Cybersecurity, Telehealth, Invoicing and Payment Processing.

Cybersecurity

Meskipun ransomware, pelanggaran data, dan masalah keamanan siber lainnya bukanlah hal baru bagi industri pelayanan kesehatan, namun pandemi Covid-19 di tahun 2020 mengungkapkan betapa rentannya informasi kesehatan pasien yang sensitif. Pertumbuhan inisiatif kesehatan digital seperti kunjungan dokter melalui telehealth merupakan kontributor utama peningkatan parah dalam catatan pasien yang dilanggar. Karena semakin banyak fungsi perawatan kesehatan yang online di tahun-tahun mendatang, makan akan sangat penting untuk memastikan proses ini terlindungi dari ancaman luar.

Tren ini akan berlanjut karena banyak penyedia layanan kesehatan lambat dalam menanggapi ancaman, sementara sistem yang terdesentralisasi menghasilkan kerentanan yang lebih tinggi terhadap serangan. Ketika pelanggaran terjadi, maka hal ini tidak hanya membahayakan informasi rahasia pasien, tetapi manajemen organisasi pelayanan kesehatan juga akan menghadapi hukuman berat jika terbukti melanggar banyak standar kepatuhan yang mengatur industri. Karena itu, mulai ada penyedia layanan berinvestasi dalam perlindungan yang tepat untuk melindungi data pasien yang sensitif dengan lebih baik. Langkah-langkah sederhana seperti menerapkan otentikasi multi-faktor dan firewall yang kuat membantu mengurangi keberhasilan peretas.

Baca Juga:  STRATEGI UNGGULAN DALAM TRANSFORMASI KEUANGAN ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN

Telehealth

Pandemi Covid-19 mendorong interaksi manusia secara langsung menjadi minimal, mengakibatkan diadopsinya telehealth oleh konsumen, & tumbuh dari 11% selama 2019 menjadi 46% pada 2020. Walaupun implikasi masa depan Covid-19 masih belum pasti, namun adopsi telehealth akan terus berlanjut  & tumbuh. Faktanya, 76% konsumen mengatakan bahwa mereka kemungkinan besar atau sedang menggunakan telehealth dalam waktu dekat. Namun, sektor telehealth masih menghadapi masalah besar seperti potential digital health bubble  (potensi gelembung kesehatan digital) dan masa depan regulasi yang tidak pasti.

Akan ada celah ini, dan ada beberapa celah di mana telehealth tidak dapat menggantikan interaksi tatap muka satu lawan satu. Itu benar-benar menonjol ketika datang ke perawatan senior, pasien dengan Alzheimer dan demensia. Tidak ada pengganti.” (Angela Williams, CEO of disability nonprofit Easterseals)

Invoicing and Payment Processing

Praktik medis (dalam organisasi pelayanan kesehatan) mengutip pengumpulan pasien sebagai perjuangan manajemen siklus pendapatan utama mereka, karena pasien menjadi bertanggung jawab atas sebagian besar tagihan medisnya. Untuk membantu mendorong pasien dalam mengirimkan pembayaran pada waktu yang tepat, penyedia harus mematuhi preferensi pembayaran pasien.Untuk memenuhi harapan pasien dan meningkatkan pengalaman pengguna, pastikan laporan tagihan ramah pasien. Manajemen organisasi pelayanan kesehatan harus menawarkan laporan tanpa kertas (eStatement) dan berbagai pilihan pembayaran (misalnya, eCheck, kartu kredit, dll.), melalui portal pasien online dan memanfaatkan teknologi pembayaran terbaru, seperti mobile and text-to-pay. Fitur baru seperti pengingat teks atau email, akan membantu berkomunikasi secara efektif dengan pasien dan mendorong mereka untuk membayar kewajiban keuangannya.

Namun, seringkali sulit dan mahal bagi praktik medis untuk menyiapkan sistem pemrosesan faktur dan pembayaran semacam itu secara internal. Mereka tidak hanya harus menegosiasikan persyaratan dengan setiap pemroses pembayaran dan membangun infrastruktur (misalnya, portal pasien, pemrosesan pembayaran yang aman), tetapi mereka juga harus menyerap biaya administrasi yang berkelanjutan untuk memelihara teknologi tersebut. Selain itu, penyedia layanan kesehatan diharuskan mengikuti pedoman ketat untuk melindungi informasi pasien. Manajemen organisasi pelayanan kesehatan juga perlu memastikan bahwa portal pembayaran dan sistem pemrosesan yang ada sepenuhnya sesuai, atau akan berisiko terkena penalti yang besar.

Baca Juga:  DUKUNGAN TEKHNOLOGI DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOKAN DI ERA PANDEMI COVID-19