DELAPAN PRINSIP MANAJEMEN PERUBAHAN DALAM ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN

Pendahuluan
Perubahan dalam organisasi merupakan realitas, dan jika dikelola dengan baik maka akan berdampak pada indikasi pertumbuhan dan perkembangan. Terlepas dari dorongan faktor internal ataupun eksternal, perubahan organisasi harus dikelola dengan baik oleh manajemen. Sangat penting bagi organisasi untuk tetap fokus selama perubahan, menjaga komunikasi dan koordinasi antara manajemen & staf. Dalam memandu perubahan, manajemen memerlukan strategi, agar perubahan yang diinginkan dapat diterima secara positif dan diterapkan pada semua level manajemen & staf secara optimal dengan hasil maksimal:
Prinsip manajemen perubahan
Menurut Murray (2017)[1], yang mengutip dari pendapat Kotter, terdapat 8 prinsip sebagai panduan manajemen perubahan, yaitu; develop a sense of urgency, build a guiding team, get the vision right, communicate for buy-in, empower action, create short-term wins, don’t let up, & make change stick. Tulisan ini akan menyajikan 3 prinsip manajemen perubahan, mengacu pada pendapat tersebut.
1. Develop a sense of urgency
Mengapa berubah? Contoh visualnya sangat luas. Misalnya, sistem pelayanan kesehatan menerapkan sistem pemberian makanan enteral yang akan meningkatkan keselamatan pasien, meningkatkan pelayanan pasien, dan meningkatkan efisiensi perawat. Sebuah video yang menunjukkan seorang ibu menceritakan kisah tentang betapa mudahnya intervensi medis yang dimaksudkan untuk membantu bayinya, malah melukai anaknya benar-benar mengkomunikasikan betapa mudahnya kesalahan dapat dilakukan dan pentingnya kebutuhan untuk meningkatkan keselamatan pasien.
Seperti yang dikatakan Jeanne Ehmann, direktur evaluasi dan peningkatan kinerja di Newport Hospital, “Kita perlu lebih sadar mengenai cara untuk meningkatkan keselamatan pasien.” Kesalahan medis dapat mungkin dilakukan oleh praktisi ahli, dan ini juga dapat dicegah dengan perubahan sederhana dalam produk atau peralatan.
2. Build a guiding team
Setelah menetapkan urgensi, sekarang saatnya untuk membentuk tim (yaitu, pendidik perawat, perawat pelaksana, dll.). Saat membentuk tim, pilih perawat yang memiliki pengetahuan tentang produk dan mengapa perubahan itu penting, perawat yang memiliki kredibilitas dengan rekan-rekan mereka, dan perawat yang memiliki kemampuan untuk bekerja sama secara kolaboratif dengan individu di luar departemen. Ini memastikan bahwa jika ada masalah atau hambatan muncul, mereka dapat membantu mengatasi hambatan tersebut karena hubungan kolaboratif yang diperlukan antara departemen lain.
3. Get the vision right
Layanan kesehatan terus berkembang. Saat perubahan dilakukan, penting untuk memiliki visi yang melekat pada perubahan itu. Untuk mengembangkan pernyataan visi, Kotter menyarankan layanan kesehatan memiliki enam atau tujuh pernyataan luas yang berhubungan dengan apa yang RS bayangkan untuk masa depan (yaitu; bagaimana dapat membantu staf medis mencegah kesalahan, bagaimana dapat meningkatkan alur kerja, bagaimana dapat meningkatkan keselamatan pasien).
[1] Jenny Murray, BSN, RN, 2017, 8 Ways to Drive Change Management in Healthcare