PENGHEMATAN RS TERKAIT MEMINIMALISASI LIMBAH MAKANAN

Pendahuluan
Orientasi terhadap biaya menjadi salah satu fokus manajemen RS saat ini. Hal ini dilakukan disemua unit, baik unit pelayanan maupun non pelayanan. Tidak terkecuali di unit gizi (departemen makanan) RS. Manajer unit gizi harus mulai memikirkan untuk meminimalisasi biaya di unitnya tanpa mengurangi kualitas. Salahsatu caranya adalah dengan mengurangi makanan yang terbuang sia-sia.
Beberapa hal terkait biaya unit Gizi & penanganan limbah di RS AS[1]
Michael Atanasio, direktur makanan dan nutrisi, parkir, dan transportasi pasien di Atlantic Health System Overlook Medical Center, Summit, NJ mengatakan bahwa saat organisasi layanan kesehatan bergerak menuju model pembayaran berbasis nilai (value-based payment/VBP), biaya menjadi faktor yang menjadi pertimbangan bagi para kepala layanan makanan. Segala sesuatu yang terjadi dalam perawatan kesehatan mempengaruhi departemen, biaya, dan pasien.
Menurut ReFED and Harvard Law School Food Law and Policy Clinic, pada saat yang sama tekanan biaya meningkat, begitu juga tekanan untuk mengurangi sekitar 40 persen makanan yang terbuang sia-sia di AS. Faktanya, beberapa negara bagian, termasuk Connecticut, Massachusetts, Rhode Island, dan Vermont, telah memberlakukan undang-undang yang secara efektif melarang limbah organik. Sementara itu, California secara bertahap menetapkan hukum yang mewajibkan perusahaan penghasil limbah organik untuk mendaur ulangnya melalui pengomposan atau tindakan lain. “Sayangnya, limbah adalah bagian dari bisnis layanan makanan,” kata Dan Henroid, direktur layanan nutrisi dan makanan di UCSF Health, bagian dari University of California, San Francisco.
Terdapat strategi yang memotong limbah dan biaya. Menurut Practice Greenhealth mengurangi limbah makanan dapat membantu RS memotong anggaran pembelian makanan hingga 6 persen. Hal ini adalah sumber untuk solusi lingkungan di sektor kesehatan. Kelompok ini memperkirakan bahwa limbah makanan menyumbang 10 hingga 15 persen dari rata-rata limbah RS.
Penanganan limbah makanan
Hegwer (2019), dalam tulisannya mengemukakan pendapat Atanasio dan Henroid terkait saran dalam penghematan biaya terkait limbah makanan, yaiyu;
- Be smart about purchasing and menu planning.
Pembelian makanan dan pengembangan menu menawarkan peluang terbaik untuk pengendalian biaya dan pengurangan limbah dalam layanan makanan, kata Atanasio.
Overlook Medical Center, bagian dari Atlantic Health System, memiliki layanan makanan mandiri yang menyediakan 2.900 makanan per hari serta tiga gerai ritel yang menghasilkan $ 3,5 juta per tahun. Atanasio sering meninjau laporan penurunan biaya dari departemennya, yang menunjukkan pengeluaran makanan langsung dengan memberi peringkat makanan berdasarkan jumlah total dolar yang dibeli, untuk mengidentifikasi potensi penghematan biaya. Dalam lima tahun terakhir, Atanasio telah menarik lebih dari $ 400.000 dari operasinya dengan memilih barang yang lebih murah tanpa mempengaruhi kualitas dan layanan.
Timnya juga berfokus pada pengembangan menu dengan bahan-bahan umum. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengoptimalkan skala ekonomi untuk tenaga kerja dan makanan. Selain itu, mereka mengembangkan menu yang dapat digunakan ulang untuk produk makanan yang tidak digunakan pada hari berikutnya, asalkan disimpan dengan baik dan aman untuk dikonsumsi.
- Invest in the right technology.
Para pemimpin harus mencari teknologi atau inovasi baru yang dapat mengurangi biaya dan pemborosan. Beberapa tahun yang lalu, Overlook Medical Center menerapkan sistem point-of-service (POS) yang dapat menyediakan data untuk membantu mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan penjualan, seperti dengan menggabungkan produk untuk meningkatkan rata-rata. Sistem POS juga melacak apa yang tidak laku dan menciptakan pemborosan. Selain itu juga mengungkap peluang untuk mengurangi persediaan dengan membandingkan faktur dengan penjualan. Strategi ini membantu mereka memangkas biaya untuk satu vendor dengan setidaknya 60% setiap minggu.
Atanasio mengatakan bahwa Overlook Medical Center berinvestasi dalam mesin pencuci piring (30-foot flight-type dishwasher) baru yang lebih efisien daripada mesin tradisional. Mesin baru ini akan menghemat $ 70.000 dalam biaya air dan listrik. Ini juga memiliki penggiling dan dehidrator yang menarik 92% dari berat limbah makanan, yang artinya dapat mengurangi biaya pembuangan limbah. Ketika membuat kasing untuk mesin baru senilai $ 267.000, Atanasio melakukan uji tuntasnya dan menyediakan data keuangan dengan data objektif, yang menunjukkan bahwa organisasi akan mencapai ROI dalam 3,3 tahun karena berkurangnya utilitas, dan ada biaya lainnya.
[1] Diadaptasi dari Laura Ramos Hegwer, 2019, Hospitals Save When They Reduce Food Waste