KARAKTERISTIK SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

Pendahuluan
Setiap manajer akan membutuhkan informasi yang berbeda dalam melakukan pekerjaannya. Karena itu, sistem pengendalian manajemen (SPM) harus dapat menyediakan berbagai jenis informasi (keuangan & non keuangan) untuk memenuhi kebutuhan manajemen. Namun, kebutuhan untuk mengembangkan sistem pengendalian dalam suatu organisasi harus disesuaikan dengan karakteristik organisasi tersebut.
Tulisan ini akan memaparkan terkait dengan karakteristik organisasi dalam SPM.
Proses SPM
Menurut Agarwal[1], SPM secara umum mengacu pada desain, instalasi, dan operasi perencanaan manajemen serta sistem kontrol. Istilah “SPM” menekankan pada dua bagian yang berbeda, tetapi sangat saling terkait dan kadang-kadang tidak dapat dibedakan, antara lain:
- Struktur organisasi atau hubungan antar unit dalam organisasi.
Khususnya pusat pertanggungjawaban, hubungan antar pusat pertanggungjawaban, ukuran kinerja dan informasi yang mengalir di antara pusat pertanggungjawaban ini.
- Proses atau serangkaian kegiatan.
Atau langkah-langkah atau keputusan yang diambil oleh suatu organisasi atau manajer untuk menetapkan tujuan, mengalokasikan sumber daya dan mencapai tujuan organisasi.
Proses ini terdiri dari fase pemrograman yang saling terkait (pemilihan program), penganggaran, pelaksanaan, pengukuran dan evaluasi kinerja aktual. Struktur SPM menunjukkan apa sistem itu. Dan proses SPM menunjukkan apa yang sistem lakukan. SPM menyatukan organisasi dengan menggunakan otonomi yang diberikan kepadanya, memenuhi tujuan yang konsisten dan berkontribusi pada pemenuhan tujuan keseluruhan organisasi. Karena itu, sistem pengendalian harus dirancang untuk mencapai kesatuan tujuan melalui penggunaan beragam kemampuan individu dalam organisasi. Persyaratan konstan dari pengendalian manajemen adalah pencapaian kesatuan dalam keanekaragaman melalui koordinasi, dalam mengejar tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.
Formal dan Informal dalam SPM (Agarwal)
SPM mencakup sistem pengendalian formal dan informal. Sistem pengendalian formal mensyaratkan bahwa organisasi harus memiliki aturan, prosedur, pedoman, dan rencana yang jelas terkait dengan berbagai aspek manajerial. Hal-hal itu diperlukan untuk membimbing, mengarahkan, memotivasi para manajer dan karyawan lainnya serta mengoordinasikan perilaku mereka untuk mencapai tujuan organisasi. Contoh sistem pengendalian formal yang ada dalam organisasi adalah sistem akuntansi biaya, sistem akuntansi manajemen, sistem teknik produksi, sistem sumber daya manusia, sistem pemeliharaan kualitas. Sedangkan SPM informal selalu tidak tertulis dan tersirat. Namun sistem pengendalian informal tersebut berkontribusi besar dalam penerapan tujuan dan strategi bisnis, serta membantu organisasi untuk mencapai tingkat motivasi dan kesesuaian tujuan yang tinggi. Contoh SPM informal adalah norma yang tidak tertulis mengenai perilaku manajer dan karyawan yang baik, loyalitas, nilai-nilai bersama, budaya dan etika organisasi, komitmen bersama antara manajer dan karyawan.
Tujuan utama dari pengendalian manajemen adalah untuk mendorong kesesuaian tujuan, yang berarti bahwa ketika orang bekerja untuk mencapai tujuan mereka sendiri, mereka juga bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Orang-orang harus memiliki kontribusi menuju sasaran organisasi. Untuk mencapai tujuan itu, manajer harus menetapkan tanggung jawab dan mengembangkan kriteria evaluasi kinerja yang memotivasi karyawan.
[1] Rohit Agarwal (tanpa tahun), Management Control System: Definition, Characteristics and Factors