PENYIAPAN NERACA AWAL PUSKESMAS (TUGAS AKUNTAN PUSKESMAS)

Pendahuluan
Secara umum, seorang akuntan puskesmas harus dapat menyajikan laporan terkait dengan posisi keuangan, kinerja, dan arus kas Puskesmas (lihat artikel tentang TUGAS AKUNTAN PUSKESMAS). Pelaporan keuangan yang menjadi tugas utama akuntan puskesmas harus disajikan secara berkala. Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab atas pengelolaan keuangan puskesmas yang dilakukan manajemen pada periode tersebut.
Satu hal penting dalam penyusunan laporan keuangan Puskemas adalah tersedianya neraca awal. Hal ini penting apabila Puskesmas ”baru mulai” melakukan penyusunan laporan keuangan. Neraca awal berisi semua pos aktiva, kewajiban & ekuitas. Yang tidak kalah pentingnya dari neraca awal ini adalah tersedianya data pendukung seperti; daftar aktiva tetap, persediaan, dll. Karena begitu pentingnya data neraca awal, maka akuntan Puskesmas wajib untuk melakukan koordinasi dalam penyusunan neraca awal tersebut.
Proses Akuntansi
Proses penyajian laporan keuangan puskesmas tidak terlepas dari proses akuntansi yang diterapkan. Secara umum, proses akuntansi merupakan serangkaian proses pengolahan data transaksi sampai menjadi informasi yang berguna bagi pemakainya. Karena sangat mempengaruhi validitas laporan keuangan, proses akuntansi menjadi awal fokus organisasi, terutama bagi puskesmas yang masih menggunakan proses akuntansi secara manual. Hal ini tentunya berbeda apabila Puskesmas yang telah menggunakan software khusus akuntansi. Apabila penyusunan laporan keuangan Puskesmas dengan software khusus akuntansi, maka sebagian besar proses akuntansi telah tertanam dalam sofware. Sehingga untuk menyajikan laporan keuangan, pengguna cukup menginputkan (jurnal) atas setiap transaksi yang terjadi dalam software akuntansi tersebut.
Secara garis besar, berikut adalah alur dalam proses akuntansi secara manual :
Neraca Awal Puskesmas
Sebelum menyajikan laporan keuangan dengan menerapkan proses akuntansi yang baik, tahapan pertama yang harus dilakukan oleh akuntan puskesmas adalah mengkoordinasi penyiapan neraca awal puskesmas. Proses ini dilakukan untuk mengetahui posisi keuangan puskesmas pada saat neraca dibuat. Penyusunan neraca awal ini dilakukan apabila puskesmas baru pertama kali menyusun laporan keuangan (misalnya puskesmas yang baru mejadi BLUD). Peran akuntan puskesmas dalam hal tersebut sangat penting, karena harus menjadi koordinator untuk mengarahkan pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penyusunan neraca awal yang valid.
Bagaimana apabila akuntan tidak membuat neraca awal puskesmas? Seperti yang telah disampaikan di atas, neraca awal disusun untuk menunjukkan posisi keuangan puskesmas pada saat neraca dibuat. Sehingga apabila tidak dibuat, maka laporan keuangan yang disajikan tidak akan valid, karena dasar data untuk pembuatan laporannya sudah tidak mencerminkan keadaan sebenarnya. Neraca awal tidak boleh dibuat hanya dengan mengumpulkan data-data rekapan dan mengimbangkannya. Namun harus benar-benar mendata dan mencocokkan data dengan keadaan sebenarnya untuk memastikan validitas data.
Kendala dalam penyusunan neraca awal biasanya memang terletak pada pengumpulan data, terutama pada data persediaan dan aktiva tetap. Hal ini dikarenakan akuntan harus melakukan stock opname atau pemeriksaan fisik dengan catatan. Namun sebelumnya, harus ada komitmen dalam menentukan tanggal pisah batas saat penyusunan neraca awal. Setelah itu, jumlah dan nilai aktiva (aktiva lancar dan aktiva tetap), kewajiban dan ekuitas yang dimiliki. Untuk teknis dalam penyusunan neraca awal, dapat dilihat pada artikel LAPORAN KEUANGAN PUSKESMAS; PENYUSUNAN NERACA AWAL.