Browse By

“COST & BENEFIT” DALAM: MENGANALISIS RASIO PERPUTARAN AKTIVA DI RS

Pendahuluan

Setiap organisasi bisnis termasuk RS, berinvestasi dalam aktiva untuk memperbaiki proses pelayanannya. Perputaran total aktiva adalah rasio yang berhubungan dengan jumlah pendapatan (penjualan), yang dihasilkan dari setiap unit aktiva. Rasio tersebut digunakan untuk mengukur seberapa efisien RS, dan juga membantu meningkatkan penggunaan aktiva dengan lebih baik dalam menghasilkan pendapatan. Rasio perputaran aktiva yang rendah menunjukkan penggunaan aktiva yang tidak efisien, sementara perputaran aktiva tinggi berarti RS lebih efektif dalam menggunakan aktivanya. 

Rasio Perputaran Tootal Aktiva di RS

Secara umum, untuk mengevaluasi perputaran aktiva biasanya menggunakan rasio akivitas. Rasio ini dapat mengukur seberapa efektif organisasi bisnis memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki. Rasio aktivitas menekankan adanya keseimbangan antara pendapatan dan beragam unsur aktiva (misalnya persediaan, aktiva tetap, dll). Karena itu, semua rasio aktivitas selalu membandingkan antara tingkat pendapatan dengan investasi pada berbagai jenis aktiva. Aktiva yang rendah pada tingkat pendapatan (penjualan) tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana tersebut akan lebih baik apabila tertanam pada aktiva lain yang mungkin lebih produktif.

Rasio ini, membandingkan antara pendapatan dengan total aktiva RS, sehingga mampu menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu. Jika mampu menghasilkan pendapatan (penjualan) yang sama dengan aktiva lebih sedikit, berarti RS tersebut semakin efektif karena memerlukan tingkat investasi yang lebih rendah. Dengan kata lain, semakin efektif RS dalam menggunakan aktivanya, maka semakin sedikit aktiva yang diperlukan. Akhirnya, biaya atas penggunaan aset (cost of capital) akan berkurang sehingga profitabilitas akan meningkat.

Rasio perputaran total aktiva ini, sangat penting karena;

  1. Mempertimbangkan semua asset. Tidak seperti perputaran aset tetap, inventaris atau perputaran piutang, perputaran total aset memungkinkan RS mengevaluasi keefektifannya dalam pemanfaatan semua asetnya dalam menghasilkan pendapatan. Hal ini menunjukkan keberhasilan manajemen dalam menerapkan aset jangka pendek dan jangka panjang. Oleh karena itu, akan menguntungkan apabila RS menghubungkan pendapatannya dengan semua aset. Hal ini menunjukkan bahwa semua aktiva yang ada berkontribusi untuk menghasilkan omset.
  1. Mengukur Proporsi Pendapatan dari Penjualan terhadap Aktiva. Rasio ini berguna bagi RS untuk mengevaluasi apakah telah menghasilkan pendapatan secara proporsional dengan aktiva yang dimiliki atau belum. RS juga dapat mengetahui apakah telah mengkompensasi biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva atau belum, dan juga mengevaluasi kinerja aktiva di masa depan.
Baca Juga:  ASPEK KEUANGAN & NON KEUANGAN YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM BERINVESTASI PERALATAN MEDIS BARU DI RS

Rasio Perputaran Aktiva Tetap

Evaluasi terhadap dampak adanya aktiva tetap bagi peningkatan pendapatan, sangat wajar karena dana yang tertanam dalam investasi aktiva tetap cukup besar. Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Secara rinci lihat tulisan tentang MENGEVALUASI EFEKTIVITAS AKTIVA TETAP DI RS MELALUI RASIO PERPUTARANNYA.

Rasio Perputaran Aktiva Lancar

Efektifnya aktiva lancar di RS dapat diukur dengan rasio perputarannya. Berikut adalah beberapa rasio perputaran aktiva lancar.

  1. Rasio perputaran modal kerja. Modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Rasio ini dapat menunjukan kepercayaan kreditur jangka pendek. Perputaran modal kerja merupakan perbandingan antara pendapatan (penjualan) dengan modal kerja bersih. Secara umum, perputaran modal kerja merupakan rasio dalam mengukur aktivitas bisnis RS terutama terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar.
  1. Rasio perputaran persediaan. Rasio ini diperoleh dengan membandingkan antara harga pokok penjualan (HPP) dengan persediaan. Rasio ini dapat menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengendalikan modal yang ada pada persediaan. Rasio perputaran persediaan yang tinggi menunjukan tingkat persediaan yang cukup baik.
  1. Rasio Perputaran Piutang Usaha. Rasio ini untuk mengukur kecepatan RS dalam melakukan proses “pengumpulan” piutang. Semakin cepat piutang dikumpulkan, maka akan semakin sedikit jumlah dana yang perlu di tanamkan pada piutang. Rasio tingkat perputaran piutang ini, dapat dihitung dengan membagi total pendapatan (penjualan) kredit bersih  dengan piutang rata-rata. Sedangkan, rata-rata umur piutang ini dihitung dengan membandingkan jumlah piutang dengan pendapatan (penjualan) perhari, yaitu penjualan dibagi 360 atau 365 hari.

Makin tinggi rasio ini, akan menunjukkan bahwa modal kerja yang tertanam dalam piutang akan rendah. Sebaliknya, apabila rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang. Jika hal ini terjadi maka perlu dilakukan analisis lanjutan, untuk mengetahui penyebabnya. Ada beberapa kemungkinan yang bisa terjadi misalnya, tidak efektif proses penagihan, atau adanya perubahan dalam kebijakan pemberian kredit.

Baca Juga:  PERUBAHAN STRATEGI PEMASARAN ORGANISASI LAYANAN KESEHATAN DI TAHUN 2020

Beberapa Hal yang Perlu Dipertimbangkan

Agar penggunaan rasio perputaran aktiva dapat efektif digunakan, sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal berikut.

Idle Assets. Aktiva yang tidak digunakan pada proses pelayanan tetap dimasukan dalam perhitungan perputaran total aset. Ini berarti rasionya dapat memberikan hasil yang tidak akurat karena aktiva yang “menganggur” dimasukkan dalam perhitungan. Kemungkinan besar jika aset menganggur terlibat dalam proses produksi, omset bersih akan berubah, sehingga rasio perputaran total aktiva juga berubah.

Informasi tentang kinerja aset individu. Total perputaran aktiva memberikan informasi informasi rasio efisiensi umum. Dalam rasio ini tidak memungkin untuk mengambil data aktiva secara individu. Hal ini juga membuat perbandingan utilisasi antar aktiva tidak mungkin dilakukan. Cakupan informasi minimal mengenai aktiva peritem ini juga membatasi kemungkinan untuk mengidentifikasi dan menyimpan aktiva yang sangat efektif dan tidak.