MEMBUAT PERENCANAAN STRATEJIK “BEKERJA” DALAM ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN
Pendahuluan
Perencanaan merupakan langkah-langkah yang sistematis untuk melakukan suatu hal di masa depan. Perencanaan yang matang adalah kunci keberhasilan organisasi bisnis & merupakan salah satu alat dalam proses manajemen. Dalam konteks manajemen, perencanaan strategis sangat dibutuhkan dalam proses perencanaan dalam jangka waktu yang panjang. Suatu perencanaan stratejik kemudian dituangkan dalam sebuah dokumen yang nantinya akan mendapatkan persetujuan dari berbagai pihak yang bersangkutan.
Organisasi pelayanan kesehatan seperti RS, telah menyusun rencana stratejik untuk berbagai kepentingan (akreditasi, dll). Namun, satu hal yang harus dipahami bahwa rencana strategis merupakan alat manajemen. Karena itu, rencana stratejik harus dibuat untuk dijadikan panduan manajemen dalam mengelola organisasi pelayanan kesehatan kedepan. Agar dapat berpengaruh, dalam rencana stratejik harus memasukkan tujuan dan aspirasi yang jelas, penilaian dinamis terhadap situasi organisasi dan identifikasi apa yang harus dilakukan untuk mencapai target/tujuan dalam strategi tersebut.
Tulisan ini akan memaparkan terkait bagaimana organisasi pelayanan kesehatan (seperti RS) menyusun rencana stratejik yang dapat “bekerja” & memandu manajemen dalam mengelola organisasinya. Diharapkan, dokumen rencanan stratejik tidak hanya menjadi ”buku pajangan” setelah dibuat.
Penerapan rencana strategjik yang efektif
Suatu rencana strategik merupakan sebuah petunjuk yang digunakan organisasi pelayanan kesehatan dari masa sekarang untuk bekerja menuju masa 3 atau 5 tahun ke depan. Dalam proses untuk mencapai strategi yang telah direncanakan, maka direksi dan manajer harus bekerja sesuai dengan arahan yang ada dalam proses perencanaan strategis. Karena itu, perencanaan stratejik yang dibuat haruslah efektif dalam menjadi pedoman manajemen organisasi pelayaan kesehatan.
Menurut Beckham (2016)[1], setidaknya ada 5 hasil utama penerapan rencana strategis yang efektif & yaitu:
- Menentukan, mengembangkan, dan mempertahankan keunggulan nilai,
- Menghasilkan diferensiasi yang bermakna,
- Memfokuskan, mengalokasikan, dan menyelaraskan sumber daya,
- Mengembangkan pemahaman, wawasan, dan komitmen,
- Mendorong akuntabilitas dan implementasi yang efektif.
Selanjutnya, Beckham (2016) memberikan beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam menyusun suatu perencanaan stratejik yang ”bekerja”, yaitu; 1) The key questions, 2) Where to start, 3) The chief strategist, 4) An active board, 5) Include physicians, 6) Open up, & 7) Avoid the group hug.
The key questions
Efisiensi proses harus selalu menjadi fokus perhatian dalam perencanaan strategis organisasi pelayanan kesehatan. Terlepas dari komitmennya, orang-orang memiliki kesibukan dan hanya memiliki waktu serta perhatian yang terbatas. Diskusi dan pengambilan keputusan harus selalu difokuskan pada pertanyaan berikut :
- Vision:
Dalam batas misi organisasi, apa aspirasi yang tepat untuk masa depan?
- Strategic issues:
Apa tantangan paling signifikan yang akan dihadapi saat mewujudkan aspirasi organisasi?
- Value proposition:
Apa yang akan kita lakukan untuk membuat perbedaan yang berarti bagi pelayanan?
- Strategic intent:
Apa tujuan terdekat organisasi saat ini dalam mengukur kemampuan pencapaian visi organisasi?
- Driving strategies:
Apa saja langkah yang perlu kita ambil untuk mewujudkan aspirasi organisasi dalam menghadapi tantangan yang dihadapi?
Tujuan ditentukan melalui pernyataan misi dan visi. Misi memuat alasan mengapa organisasi itu ada. Sedangkan visi memuat pernyataan yang lebih detail dan terarah. Secara berkala, hal ini perlu diperbaharui, karena semakin lama situasi organisasi akan berubah.
[1] Dan Beckham, 2016, How To Make Strategic Planning Work for Your Health Care Organization