EXECUTIVE STRATEGIES ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PASCA COVID
Pendahuluan
Pandemi COVID-19 telah membuat perubahan yang signifikan pada dunia bisnis, tak terkecuali industri pelayanan kesehatan. Executive strategy dari para CEO, sangat penting dalam menuntun organisasinya agar dapat survive selama pandemi, dan memiliki peluang yang signifikan pasca pandemi. Hal ini penting, karena krisis akibat pandemi juga menawarkan peluang dalam menciptakan sistem pemberian layanan kesehatan yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Terkait dengan strategi yang harus dilakukan para eksekutif pelayanan kesehatan pasca pandemi, Kaufman (2021)[1] mengungkapkan beberapa hal, aitu: 1) Even during a crisis, CEOs must focus on larger strategic issues, 2) Move hard during the recovery phase, 3) We’ll need COVID units for a long time to come, 4) There’s no going back on telehealth, 5) Do we need these buildings?, 6) There will be another wave of consolidation, & 7) We will be living in a different world. Tulisan ini akan memaparkan poin 1 hingga 3.
Even during a crisis, CEOs must focus on larger strategic issues
Isu-isu strategis harus selalu menjadi perhaian eksekutif (CEO) organisasi pelayanan kesehatan, walaupun dalam kondisi krisis akibat pandemi. Penjelasan terkait hal ini dapat dilihat pada tulisan sebelumnya dengan judul “Ceo harus fokus pada isu-isu strategis yang lebih besar”.
Move hard during the recovery phase
Sekarang bukan waktunya untuk berhenti. Seperti yang dikatakan seorang eksekutif bahwa sebagian besar kenaikan pangsa pasar akan terjadi dalam 12 bulan pemulihan setelah guncangan resesi. Laju pemulihan dan taktik yang dibutuhkan akan bervariasi, tergantung pada pengalaman COVID-19 masing-masing organisasi, ekonomi lokal, dan faktor lainnya. Mereka yang terkena dampak pandemi kemungkinan akan melihat prosedur elektif kembali jauh lebih lambat daripada mereka yang tidak mengalami lonjakan besar. Bagaimanapun, krisis ekonomi akan mengguncang industri perawatan kesehatan dalam beberapa bulan mendatang, dan keputusan yang dibuat selama ini akan memiliki konsekuensi jangka panjang. Dalam jangka pendek, sebagian besar sistem mempertimbangkan kembali pengeluaran modal langsung mereka. Seorang eksekutif mengatakan bahwa semua belanja modal ditahan, sedangkan yang lain memangkas anggaran belanja modal organisasi hingga setengahnya.
Dalam jangka panjang, organisasi pelayanan kesehatan harus meninjau dan sepenuhnya menyusun ulang rencana strategisnya, sehubungan dengan perubahan yang dibawa oleh pandemi. Beberapa eksekutif mengatakan bahwa rencana strategis pra-COVID-19 organisasi mereka tidak lagi relevan. Para pemimpin ini memikirkan beberapa prioritas ke depan:
- Layanan rawat jalan akan diprioritaskan lebih dari sebelumnya,
- Pengendalian biaya akan menjadi yang terpenting,
- Tenaga kerja dapat direstrukturisasi,
- Gerakan keselamatan baru harus terjadi,
- Keadaan pasar dapat berubah secara material.
We’ll need COVID units for a long time to come
COVID tidak akan hilang begitu saja. Seorang eksekutif berkata bahwa mereka tidak bisa hanya menunggu ini selesai karena itu tidak akan terjadi. RS dan sistem kesehatan akan merawat, atau harus siap untuk merawat pasien COVID-19 setidaknya hingga tahun 2021. Para eksekutif mengidentifikasi beberapa implikasi dari kenyataan ini:
- Relentless preparation. Kebutuhan alat pelindung diri (APD) & kapasitas pengujian tidak berhenti saat lonjakan surut. Kembali ke prosedur elektif dan kunjungan klinik membutuhkan kemampuan untuk menguji pasien dan penyedia layanan, dan meyakinkan semua orang (dokter, staf, dan pasien) bahwa APD tersedia untuk menjaga mereka tetap aman.
- Reconfigured facilities.Ketika prosedur elektif kembali, bagaimana menjaga pasien COVID-19 terpisah dari mereka yang bebas virus? Beberapa sistem mungkin menetapkan fasilitas khusus sebagai “RS COVID-19”.
- Staffing issues. Beberapa pahlawan (dokter) di garda depan COVID-19 akan membutuhkan dukungan di masa depan. Apakah ini hampir merupakan situasi sindrom stres pasca-trauma? Terkait hal ini, perekrutan akan sangat mungkin menjadi lebih sulit. Pertanyaannya adalah akankah kaum muda mendaftar untuk apa yang sedang dialami oleh tim perawatan COVID-19 sekarang?
- Emergency department (ED) volume.Penurunan tajam volume serangan jantung & stroke di UGD selama pandemi belum dijelaskan. Tidak ada yang tahu berapa lama itu akan berlangsung. Pasien dengan kondisi non-emergency menghindari ED, dan beberapa eksekutif percaya volume ED dapat dikurangi secara permanen.
5. Relationship-building. Pengusaha yang berpikiran aman di semua sektor akan menginginkan pengujian COVID-19 saat mereka membuka kembali bisnisnya. Karena itu, terbuka peluang bagi sistem kesehatan untuk menghubungi pengusaha untuk menawarkan kapasitas pengujiannya, memanfaatkan kesempatan untuk memperkuat hubungan dengan bisnis di komunitasnya.
[1] Kenneth Kaufman, 2021, Executive Strategies for the Post-COVID Era