SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN (Part 1)

Pendahuluan
Perkembangan teknologi dapat mengubah sistem pemberian layanan kesehatan. Implementasi sistem informasi dapat mengurangi beberapa biaya secara signifikan dalam prosedur RS. Informasi medis dengan teknologi web-enabled dengan cepat menggantikan cara tradisional pencarian informasi. Hal ini dapat terjadi dengan memanfaatkan sepenuhnya era teknologi baru dengan mengembangkan sistem informasi untuk meningkatkan sistem pelayanan kesehatan, prosedur harian dan proses administrasi.
Tulisan ini akan menyajikan mengenai sistem & tekhnologi informasi di organisasi pelayanan kesehatan.
Penggunaan e-commerce ke sektor pelayanan kesehatan
Menurut Seetharaman dkk (2010)[1], Industri pelayanan kesehatan memahami kebutuhan penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi dengan strategi e-commerce untuk meningkatkan layanan hemat biaya kepada para pemangku kepentingan. Praktik e-commerce diperkenalkan ke sektor pelayanan kesehatan dengan pemasok medis, yang mengotomatisasi farmasi ke RS dan apotek ritel. Komunikasi supply chain difasilitasi oleh platform berbasis internet. Hal ini memungkinkan komunikasi yang lebih efisien antara outlet, distributor, pemasok, dan produsen produk farmasi serta industri pelayanan kesehatan. Model pergudangan dan sistem ritel seperti database, bar-cording akan menyebabkan pemasok dan pelanggan terkait secara elektronik.
Menurut Millard, 2003 (dalam Seetharaman dkk, 2010), keuntungan utama e-commerce adalah untuk mengurangi pemborosan dalam industri pelayanan kesehatan melalui perbaikan pada Manajemen supply chain. Manajemen biaya yang lebih baik memungkinkan peningkatan pemberian layanan kesehatan pasien secara keseluruhan
Peran sistem informasi/teknologi Informasi di industri pelayanan kesehatan
Sistem/tekhnolofi informasi telah memainkan peran sentral dalam berbagai segmen industri, untuk mencapai keunggulan kompetitif. Adopsi dan adaptasi teknologi serta teknik baru di seluruh industri pelayanan kesehatan, tidak hanya untuk membendung peningkatan biaya yang saat ini berkembang, tetapi juga untuk menyediakan sarana untuk mengatasi tantangan lain seperti peningkatan kualitas dalam manajemen pelayanan kesehatan.
Menurut Gordon, 2005 (dalam Seetharaman dkk, 2010), implementasi konektivitas berbasis web adalah salah satu cara di mana pembayar layanan kesehatan dan penyedia dapat menangani pemborosan administrasi. Pemborosan administrasi seperti penumpukan kertas, transaksi telepon dan faks, akan membebani industri pelayanan kesehatan hingga $ 100 miliar per tahun. Solusi konektivitas berbasis web, yang menghubungkan pembayar dengan penyedia afiliasinya melalui web dan memungkinkan mereka untuk melakukan transaksi administratif secara otomatis dan real time. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penyederhanaan proses pelayanan kesehatan di seluruh negara. Manfaat konektivitas berbasis web akan sama untuk pembayar dan penyedia, yaitu penghematan waktu dan uang dengan memindahkan transaksi administratif ke web dan juga meningkatkan kepuasan pembayar dan penyedia.
Menurut Seetharaman dkk (2010), manfaat konektivitas berbasis web lainnya adalah hampir semua pertanyaan standar dapat dijawab secara online, sehingga memungkinkan staf menghabiskan lebih sedikit waktu di telepon dan lebih banyak waktu pada prioritas lain seperti perawatan pasien. Ini juga memberikan kontrol lebih banyak atas kegiatan administratif yaitu dengan memberikan informasi terkini yang akurat mengenai status klaim dan pembayaran. Artinya, penyedia dapat mengumpulkan pendapatan dari klaim yang ditolak atau tidak dibayar penuh.
[1] A. Seetharaman, John Rudolph Raj and A.S. Saravanan, 2010, The Changing Role of Accounting in the Health Care Industry