USULAN KERANGKA KERJA DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BSC DI RS

Berikut adalah lanjutan dari pembahasan artikel USULAN TERKAIT FRAMEWORK DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BSC DI RS (Part 1)
Usulan kerangka kerja konseptual BSC (Samani and Kohan (2011)[1],
Dalam studinya, Samani and Kohan (2011) menyarankan kerangka kerja untuk memberikan dimensi dan indikator yang sama untuk RS yang bekerja dalam konteks budaya dan kebutuhan yang sama, serta memiliki visi dan strategi yang sama. Para peneliti percaya bahwa setelah mendefinisikan kembali visi dan strategi RS untuk para eksekutif, organisasi RS dapat menemukan dimensi dan indikator yang unik dan sesuai untuk mengukur kinerja dan juga membuat perbandingan di antara rumah sakit sejenis.
Sistem pelayanan kesehatan adalah salah satu sistem yang paling kompleks dan tumbuh cepat di seluruh dunia. Setiap tahun pemerintah dan investor mengalokasikan sejumlah besar dana untuk sistem ini, dan mengharapkan layanan yang memuaskan baik dalam kualitas maupun kuantitas. Kualitas dan kuantitas di sektor kesehatan berbeda dari manufaktur atau sektor jasa lainnya dalam aspek tertentu. Organisasi layanan kesehatan, seperti bisnis lainnya, bekerja dalam lingkungan yang sangat dinamis dengan persaingan tinggi dengan konsep peningkatan berkelanjutan dan kepuasan pelanggan. Konsumen layanan kesehatan menimbulkan tantangan besar bagi penyedia layanan dengan tuntutan pelayanan yang lebih baik. Dalam konteks ini, sistem ukuran kinerja dapat memberikan informasi mengenai kondisi pelayanan kesehatan, untuk memastikan bahwa strategi yang diterapkan dalam menjalankan organisasi konsisten dengan tujuan yang telah ditentukan.
Kerangka yang diusulkan menggambarkan bagaimana strategi dan visi organisasi, yang didefinisikan oleh eksekutif, yang berkontribusi pada konsep BSC. Setiap dimensi BSC yang diterapkan harus diadopsi dengan strategi dan visi organisasi para eksekutifnya. Tidak ada batasan untuk menambahkan lebih banyak dimensi ke bentuk dasar. Dimensi tambahan dapat mencerminkan visi spesifik dan eksklusif organisasi. Untuk sistem pelayanan kesehatan di negara-negara yang memiliki beberapa RS, mengembangkan konsep BSC untuk mengukur kinerja dan membuat perbandingan di antara mereka adalah keharusan. Bahkan di negara-negara yang memiliki penyedia layanan kesehatan yang berbeda, masing-masing penyedia dapat mengembangkan konsep BSC mereka sendiri berdasarkan pada visi dan strategi mereka.
Singkatnya, cara yang tepat dalam menentukan dimensi dan indikator adalah dengan mendefinisikan kembali visi dan strategi organisasi oleh para eksekutif. Melalui pencarian melalui kuesioner, peneliti dapat menemukan dimensi dan indikator yang sesuai untuk mengukur kinerja dan membuat perbandingan di antara rumah sakit sejenis.
Kesimpulan dalam penelitian Samani and Kohan (2011) terkait BSC
BSC adalah alat multidimensi untuk mengukur kinerja dan mengelola organisasi. Konsep BSC dapat diterapkan dalam sistem pelayanan kesehatan tetapi tantangan utama dalam menerapkan konsep BSC adalah menentukan dimensi dan indikator yang sesuai. Studi literatur mengungkapkan bahwa RS yang berbeda menggunakan berbagai dimensi dan indikator.
Perbedaan muncul dari strategi dan visi dalam konteks budaya dan kebutuhan organisasi yang berbeda. Para peneliti percaya bahwa setelah mendefinisikan kembali visi dan strategi organisasi, RS dapat memilih dimensi dan indikator yang unik dan sesuai untuk mengukur kinerja rumah sakit mereka, serta membuat perbandingan di antara RS sejenis.
[1] Daruosh Zargari Samani and Majid Fathihi Zahrai Kohan, 2011, Framework for implementing balanced scorecard in hospitals