TIGA TIPS DALAM MENJAGA STABILITAS KEUANGAN RS

Pendahuluan
Stabilitas keuangan merupakan kemampuan RS dalam mempertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang tanpa harus menderita kerugian. Agar stabilitas keuangan tetap terjaga, maka ada baiknya manajemen RS memperhatikan beberapa tips/saran yang dikemukakan oleh profesional eksekutif layanan kesehatan, yaitu Kerry Watson (dalam Swensen, 2017[1]).
Pada tulisan sebelumnya (tulisan tentang UPAYA MENJAGA STABILITAS KEUANGAN RS), telah dikemukakan 3 dari 6 tips yang dikemukakan oleh Kerry Watson. Tulisan ini akan memaparkan tips ke 4 hingga 6, menurut Kerry Watson, terkait upaya mencapai stabilitas keuangan, yaitu;
- Top talent on a tight budget
- Pharmacy plays a crucial role
- Know the pros and cons of Integrated Delivery Networks (IDN)
Top talent on a tight budget
Sebagai RS kecil, memberikan perawatan pasien yang luar biasa sepertinya tidak memungkinkan. Walaupun demikian, lakukanlah secara bertahap dari biaya operasional sebelumnya. Agar membantu, ajukan beberapa pertanyaan berikut untuk diri sendiri (manajemen RS);
- Apa kompetensi inti RS?,
- Apa yang bisa kita terus lakukan secara internal dan apa yang paling mungkin dalam kegiatan outsourcing?,
- Bisakah manajemen membentuk kemitraan terafiliasi dengan entitas lain?
Menurut Kerry, hal Ini merupakan contoh pemikiran baru. Sebuah RS kecil mungkin memerlukan ahli bedah saraf, namun tidak ada cukup volume operasi yang kompleks untuk menggunakan ahli bedah saraf penuh waktu, terutama dalam menjaga keterampilan mereka pada efisiensi puncak dan memberikan gaji yang kompetitif. Solusinya adalah membuat kontrak atau bermitra dengan entitas lain. RS tidak harus memberikan gaji tinggi untuk mempertahankan staf spesialisasi, namun dapat terus memberikan prosedur yang diperlukan untuk pasien mereka. Saat ini mereka hanya perlu membayar sebagian dari gaji spesialis itu, yaitu dengan membayar mereka untuk pekerjaan yang perlu mereka lakukan, ketika mereka membutuhkannya.
Pharmacy plays a crucial role
Perawatan berbasis nilai dan Centers for Medicare & Medicaid Services (seperti BPJS di Indonesia), memberikan dampak pada penggantian biaya RS. Salah satu cara untuk membantu pasien berhasil pulih setelah perawatan adalah dengan mengaktifkan aset sebenarnya dari apotek RS yang ada. RS berinvestasi lebih banyak di apotek rawat inap dan rawat jalan untuk memenuhi tujuan keuangan mereka. Terutama untuk pasien yang telah sembuh (pasca pemulangan), dapat menjadi sumber pendapatan saat pembelian kembali obat. Ini adalah taktik yang efektif, tetapi bukan taktik yang bisa diterapkan semua RS.
Jika RS tidak dapat mendukung apotek rawat jalan, solusinya adalah dengan menggunakan layanan farmasi jarak jauh atau telepharmacy. Telepharmacy memungkinkan RS untuk terus menawarkan layanan farmasi 24 jam setiap hari, mengurangi kesalahan pengobatan dan memastikan pasien memenuhi kebutuhan obatnya setelah dipulangkan tanpa biaya dari apoteker penuh waktu di tempat. Layanan jarak jauh dan telepharmacy memungkinkan penyedia untuk menyelaraskan pasien dan apoteker, memberikan pengawasan obat, mencegah kesalahan pengobatan, dan memastikan kompatibilitas obat-obatan pasien.
Know the pros and cons of Integrated Delivery Networks (IDN)
Kesehatan adalah industri yang paling ketat setelah perbankan. Lebih dari 30 persen pengeluaran terkait staf terjadi karena fokus pada regulasi dan kepatuhan. Pada saat manajemen harus gesit dan cerdas untuk tetap bertahan, banyak RS kecil memilih untuk bergabung dengan IDNs. Meskipun ini memungkinkan adanya kendali atas masa depan, ada sisi positif dan negatif dalam bergabung dengan raksasa pelayanan kesehatan ini. IDN memungkinkan sistem kesehatan untuk menegosiasikan tarif yang lebih baik dengan pembayar dan berbagi sumber daya di seluruh jaringan yang mungkin tidak mampu dibayar oleh fasilitas independen. IDN memiliki peluang lebih besar untuk menarik penyedia yang sangat terampil dan terkemuka daripada RS independen yang lebih kecil.
Unsur kesuksesan yang paling penting adalah pasien. Keberhasilan sebuah RS ditentukan oleh apakah RS itu menyediakan perawatan pasien terbaik atau tidak. Kerry menyatakan bahwa, "Dengan setiap pasien yang bahagia, ada sepuluh orang yang akan mendengarnya."
[1] Jen Swensen (contributor), 2017, Six tips for hospitals on moving toward financial stability