LIMA TANTANGAN MANAJER MENENGAH

Pendahuluan
Manajer menengah merupakan ”jembatan” antara top manajemen dengan manajer lini. Karena itu, fungsi manajer menengah sangat penting terutama dalam mengim-plementasikan berbagai strategi bisnis yang telah dibuat. Manajer ini juga akan memantau aktivitas operasional manajer dibawahnya, dan terus meyakinkan bahwa strategi organisasi telah berjalan sesuai yang ditetapkan.
Namun, dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, manajemer menengah seringkali dihadapkan pada berbagai tantangan. Penting bagi manajer menengah untuk memiliki kemampuan, sehingga mampu mengatasi berbagai tantangan yang dihadapinya.
Tantangan manajer menengah & cara mangatasinya
Menurut Barth (2019)[1], penelitian menunjukkan bahwa manajer menengah cenderung berjuang lebih banyak dan kurang puas daripada tingkat manajemen lainnya. Terkait dengan tantangan manajer menengah & cara mengatasinya, Barth (2019) kemudian mengemukakan beberapa hal berikut.
1. Being torn in different directions
Satu tantangan besar adalah menjadi perantara antara kepentingan atau prioritas yang ada di seluruh organisasi. Memimpin dari arah tengah adalah tentang memenuhi tuntutan manajemen senior sambil menyediakan sumber daya & dukungan untuk laporan langsung. Karena itu, manajer menengah harus mengambil peran yang ber-beda, mampu mengganti interaksi mereka dengan kolega yang lebih tinggi dan lebih rendah. Peralihan antara interaksi ini mengakibatkan perasaan terjebak di antara ke-lompok pemangku kepentingan berbeda dengan tuntutan yang saling bertentangan.
Mengatasi tantangan ini, manajer menengah harus melihat peran yang terintegrasi dan tidak bertentangan, sebagai bagian dari identitas profesional. Hal ini dapat dilakukan dengan menghubungkan tanggung jawab dengan misi organisasi yang lebih luas, kemudian membingkai ulang identitas diri menjadi manajer menengah yang penting untuk kinerja organisasi. Identitas dikembangkan melalui komunikasi dan hubungan interpersonal. Bagaimana menampilkan diri sebagai manajer menengah terkait dengan bagaimana manajer tersebut dianggap. Bicaralah tentang kemenangan, prestasi & kebanggaan atas kontribusi untuk kesuksesan organisasi.
2. peaking truth to power
Manajer tingkat menengah memiliki sedikit wewenang dalam menentukan strategi organisasi atau memutuskan perubahan. Meskipun demikian, manajer menengah diharapkan dapat memotivasi diri dan tim. Selain itu juga bertanggung jawab atas hasil akhir. Agar dapat mengatasi tantangan ini, seorang manajer menengah perlu mengin-vestasikan waktu untuk memahami para pemimpin, tujuan mereka, & pemikiran serta proses pengambilan keputusan mereka. Berkontribusilah untuk memberikan pendapat. Persiapkan sebelum rapat & konferensi, sehingga siap untuk membela tim, menjual ide-ide, dan pada akhirnya memiliki suara dalam visi dan strategi keseluruhan. Dengan cara ini, manajer menengah dapat lebih dihormati oleh manajemen senior dan memiliki hak untuk berbicara jujur kepada pimpinan. Pertimbangkan juga keterampilan komunikasi dan pengaruh manajer menengah, apakah mereka cukup kuat atau haruskah dikembangkan lebih lanjut melalui pelatihan kepemimpinan.
3. Thinking and acting systemically
Dewan manajemen memiliki prioritas. Anggota tim memiliki pertanyaan mendesak & permintaan khusus. Rekan & kelompok kerja internal membawa proyek sesuai keinginan manajer menengah. Apabila manajer menengah ditarik ke arah yang berbeda & mendapati diri melakukan lebih banyak pekerjaan & merasa kewalahan, maka akan sulit baginya untuk menavigasi sistem ini tanpa membuat dirinya terjatuh.
Mengatasi tantangan ini, seorang manajer menengah harus fokus pada gambaran yang lebih besar, lihat pola dalam hubungan, proses & perilaku, serta persiapkan untuk menghadapi ketidakpastian dan pertukaran. Tetapkan prioritas yang jelas untuk diri manajer dan tim. Manajer menengah harus dapat mengendalikan diri & jangan biarkan masalah semua orang membuatnya kehilangan fokus. Sebagai manajer menengah, maka harus belajar bekerja melalui orang lain, untuk membantu mengatasi tugas mereka dan mempengaruhi sistem. Selain itu juga, harus melepaskan keinginan untuk menyenangkan semua orang.
4. Your team’s success is your success
Sebagai manajemen menengah, sangat mungkin mendapat lebih sedikit pujian untuk pekerjaannya, daripada saat bertugas menyelesaikan proyek sendiri. Padahal, manajer menengah selalu berhadapan dengan serangkaian proyek di bidang yang sangat berbeda, dengan menghabiskan banyak waktu kerja.
Menjadi seorang manajer adalah tentang membuat tim dapat memberikan hasil yang sangat baik & merasa bangga dengan keberhasilan mereka. Jadi, saat tim mendapat umpan balik positif, berarti kualitas & upaya kepemimpinan manajer menengah membuka jalan bagi kesuksesan tersebut. Manajer menengah juga memainkan peran penting dalam mempertahankan & memperkuat motivasi mereka dan pengembangan lebih lanjut, yang keduanya merupakan inti bagi kesuksesan organisasi.
5. Developing the leadership skills you need
Penting untuk menyadari bahwa keterampilan yang dimiliki dan membuat sukses dalam peran manajerial tingkat pertama, menjadi kurang penting pada tahap manajemen menengah. Manajer menengah perlu mengambil berbagai tanggung jawab yang berbeda, san penting untuk mengembangkan kompetensi seperti memimpin perubahan, mengarahkan kinerja, melatih karyawan, mengelola resistensi, membuat keputusan, dan sebagainya.
Organisasi tidak selalu menyiapkan manajer tingkat pertama untuk ditransisi ke manajemen menengah. Akan lebih baik untuk proaktif tentang perkembangan diri sendiri. Pikirkan keterampilan dan kompetensi yang mungkin terlewatkan. Karena itu, manajer menengah perlu pelatihan yang berfokus pada perubahan perilaku untuk meningkatkan manajemen sehari-hari. Opsi lain adalah memiliki sesi pelatihan dengan pelatih bisnis yang berpengalaman di industri, atau meminta manajer langsung untuk memainkan peran aktif.
[1] Susanne Barth, 2019, 5 challenges middle managers have to overcome