MENGENAL SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
Pendahuluan
Sistem pengendalian manajemen (management control system) sangat penting dalam mengukur seberapa baik fungsi bisnis secara keseluruhan, dalam melakukan dan memenuhi tujuan organisasi. Dalam implementasinya, sistem pengendalian manajemen (SPM) berjalan baik melalui struktur formal dan informal yang dibuat untuk membandingkan tujuan dan strategi organisasi dengan hasil aktual.
Menurut Agarwal[1], Horngreen, Datar dan Foster mendefinisikan sistem pengendalian manajemen “sebagai sarana dalam mengumpulkan dan menggunakan informasi untuk membantu dan mengoordinasikan proses pengambilan keputusan, perencanaan dan pengendalian di seluruh organisasi, serta untuk memandu perilaku manajer dan karyawannya. Tujuan dari sistem pengendalian manajemen adalah untuk meningkatkan keputusan kolektif dalam suatu organisasi dengan cara yang layak secara ekonomi".
Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen
Dalam www.myaccountingcourse.com, disebutkan bahwa SPM diberlakukan agar organisasi dapat secara konsisten memeriksa kinerja dan penyelarasan tujuannya. Salah satu manfaat utama memiliki SPM adalah mengkomunikasikan tujuan dan sasaran bisnis serta memastikan bahwa manajer memahami peran mereka dalam mencapainya. Walaupun sebagian besar organisasi bisnis menggunakan SPM dalam menilai kierja keuangan, namun ukuran nonkeuangan tidak boleh dibaikan. Karena tindakan non keuangan berdampak signifikan pada bisnis dari semua jenis, sehingga harus dipantau.
Berikut ini adalah contoh yang dipaparkan dalam www.myaccountingcourse.com, untuk menjelaskan pentingnya SPM dalam suatu organisasi.
Leah adalah direktur SDM di sebuah perusahaan kecil. Akhir-akhir ini, dia merasa tahun ini lebih banyak karyawan yang keluar daripada tahun lalu. Sehingga ia ingin memiliki semacam sistem untuk memperoleh data yang dapat mendukung praduganya tersebut. Data ini nantinya juga digunakan untuk melatih timnya di masa mendatang. Bagaimana SPM dapat membantu Leah melacak metrik ini di masa mendatang? Leah harus melacak pergantian karyawan. Dengan menggunakan SPM, dia akan mengetahui apabila terdapat lebih banyak karyawan yang keluar daripada sebelumnya, serta dapat mengetahui mengapa hal ini terjadi.
Menurut Agarwal, manajer yang berbeda akan melakukan tanggung jawab yang berbeda. Karena itu dibutuhkan berbagai jenis informasi untuk mengelola kegiatannya di bidang masing-masing. SPM harus dapat mengembangkan, mengumpulkan dan mengkomunikasikan informasi kepada manajemen di berbagai tingkatan dalam organisasi. Selain itu juga dapat menyediakan informasi keuangan maupun non-keuangan yang diperlukan oleh manajer yang berbeda. Beberapa contoh informasi keuangan adalah biaya material, biaya tenaga kerja, laba bersih, investasi, dll. Data nonkeuangan adalah data yang tidak dalam bentuk moneter seperti unit produksi per pekerja, jam kerja, jam mesin, tengat waktu pesanan pelanggan, absensi. Beberapa informasi yang dikumpulkan ini dapat diperoleh dari data internal yang dikelola dalam organisasi.
Masih menurut Agarwal, beberapa informasi lain yang diperlukan oleh manajer dapat dikumpulkan dari sumber eksternal seperti informasi tentang produk pesaing. Seperti diketahui bahwa berbagai jenis informasi dibutuhkan oleh setiap pekerja dalam berbagai tingkatan. Sebagai contoh, manajer puncak mungkin memerlukan data keuangan dan non-keuangan internal maupun eksternal sebagai tanggung jawab mereka terkait dengan organisasi secara keseluruhan. Namun, seorang manajer produksi akan lebih membutuhkan data keuangan dan non-keuangan yang dihasilkan secara internal.
[1] Rohit Agarwal (tanpa tahun), Management Control System: Definition, Characteristics and Factors