TIGA HAL YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL PERHITUNGAN UNIT COST DI RS
PENDAHULUAN
Kebijakan tarif di Rumahsakit (RS), merupakan hal yang penting bagi manajemen. Dalam kondisi normal, tarif seharusnya lebih besar dari biaya yang terjadi (unit cost). Namun, karena pertimbangan pasar, posisi dalam persaingan, dll, membuat tarif bisa saja lebih rendah dari biaya dalam kurun waktu tertentu. Hal ini dapat terjadi karena tarif merupakan salah satu strategi manajemen. Penetapan tarif yang didahului dengan adanya informasi unit cost akan membantu manajemen RS dalam melihat sejauhmana tarif yang ada sudah dapat menutup biaya yang terjadi. Namun, informasi biaya (unit cost) yang diperoleh sebaiknya melalui proses perhitungan dengan menggunakan metode yang tepat, seperti Activity Based Cost. Karena, informasi biaya (unit cost) yang diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan metode yang kurang tepat (seperti double dostribution dan metode konvensional lainnya), dapat menimbukan bias dan menyebabkan kesalahan dalam kebijakan manajemen.
PERAN INFORMASI BIAYA BAGI MANAJEMEN RS
Pada suatu organisasi yang menitikberatkan pada efisiensi dan efektifitas produk atau jasa, informasi biaya merupakan sesuatu yang penting. Informasi biaya tidak hanya digunakan sebagai dasar penetapan harga (tarif), namun juga digunakan untuk tujuan pengendalian (efesiensi), pengukuran kinerja (biaya), anggaran, dan lain sebagainya. Hal ini juga dapat dilakukan di industri perumahsakitan. Dalam kaitannya dengan tujuan pengendalian, informasi biaya dapat melihat sejauhmana biaya yang terjadi di RS atau instalasi/unit. Biaya yang terjadi tersebut kemudian dibandingkan dengan standar biaya yang telah ditetapkan. Untuk melihat apakah telah terjadi ketidakefesienan, kemudian dilakukan analisis varian antara biaya yang terjadi dengan standar yang telah disepakati. Di samping membandingkan antara realisasi biaya dengan standar yang telah ditetapkan, dalam konteks analisis efesiensi, juga dapat dilakukan evaluasi kinerja (biaya) antar instalasi atau unit. Dalam melakukan evaluasi ini, sangat diperlukan kehati-hatian dalam menginterpretasikannya, terutama apabila akan membandingkan efisiensi di antara bangsal atau RS. Meskipun unit cost suatu ruangan perawatan lebih rendah dibandingkan dengan ruang perawatan lainnya di kelas yang sama, namun belum dapat dipastikan ruang tersebut efesien. Bisa jadi ruang yang mempunyai informasi unit cost lebih rendah tersebut, memberi perawatan pada pasien yang lebih sehat, memberikan perawatan yang bermutu rendah, atau menangani jenis pasien yang berbeda.
Bagi RS yang kecanggihan dan kualitasnya dapat dibandingkan, biaya yang rendah per pasien/hari merupakan indikasi efisiensi yang baik, sedangkan biaya yang tinggi per pasien/hari merupakan tanda efisiensi yang kurang baik. Hal yang perlu dicermati apabila kenyataannya unit cost sangat tinggi di satu RS adalah kemungkinan telah terjadi alokasi sumber daya yang terlalu besar. Penyusunan anggaran di suatu RS juga membutuhkan informasi biaya. Informasi biaya bermanfaat sebagai dasar dalam menentukan rencana pengeluaran kas dan non kas kedepan. Sedangkan evaluasi kinerja (biaya) RS atau instalasi/unit harus dilakukan apabila terjadi kekurangan sumber dana di satu sisi dan peningkatan persaingan usaha di sisi lain.
KUALITAS HASIL PERHITUNGAN UNIT COST
Apabila dikaitkan dengan tujuannya, penekanan analisis biaya akan sangat bervariasi mulai dari sekedar untuk melihat kinerja efesiensi biaya instalasi hingga tujuan penentuan tarif. Perhitungan unit cost dalam analisis biaya, diperlukan untuk berbagai tujuan. Perhatian pada biaya produksi misalnya, menyebabkan perhitungan hanya memfokuskan pada unit cost produksi (harga pokok produksi). Sementara, hal yang berbeda apabila ingin mengetahui biaya secara keseluruhan dimana mengacu pada konsep harga pokok penjualan yaitu harga pokok produksi ditambah dengan berbagai biaya lainnya.
Data yang digunakan dalam menghitung unit cost merupakan salahsatu faktor yang dapat saja mempengaruhi kualitas. Dalam konteks perhitungan unit cost, kualitas berhubungan dengan tingkat kewajaran atau akurasi hasil perhitungan unit cost. Hal ini penting mengingat begitu banyaknya produk atau jasa yang dihasilkan dan ditawarkan oleh RS, disamping banyaknya biaya bersama atau biaya yang seolah-olah ”bersama” karena keterbatasan sistem akuntansi biaya. Secara umum, setidaknya ada 3 hal yang bisa mempengaruhi kualitas hasil perhitungan unit cost disamping dukungan manajemen, yaitu; a) Validitas data, b) Metode yang digunakan, dan c) SDM yang melakukan analisis.
Validitas data dalam analisis biaya
Pengalaman membuktikan bahwa waktu terbanyak dalam proses analisis biaya di RS Indonesia adalah menelusuri dan mengkaji data. Hal ini terjadi karena latarbelakang sejarah, dimana pendirian RS di Indonesia pada awalnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan. Atau dengan kata lain, sistem akuntansi (biaya) belum dibuat saat RS mulai beroperasi. Bahkan di beberapa RS , sistem akuntansi boleh dibilang belum ada. Kenyataan ini berbeda dengan di organisasi bisnis lainnya, dimana sistem akuntansi bahkan siatem akuntansi biaya dibuat sebelum atau saat perusahaan mulai dioperasionalkan. Keadaan seperti ini menyebabkan data yang dibutuhkan dalam melakukan analisis biaya agak sulit diperoleh. Seperti diketahui bahwa perhitungan unit cost membutuhkan informasi biaya yang rinci. Padahal di banyak RS, informasi biaya hanya tersedia secara global. Kondisi ini memaksa tim yang menghitung unit cost di RS untuk bekerja ekstra keras untuk memperoleh data yang lebih rinci dengan cara menelusuri data dasar yang ada di setiap unit. Padahal data yang ada di setiap unit tersebut, biasanya bukan merupakan laporan rutin sehingga tingkat validitasnya agak kurang.
Walaupun tidak terjadi di semua RS, namun beberapa hal yang berhubungan dengan validitas data mungkin saja ditemui dalam melakukan analisis biaya di RS, antara lain: 1). Data biaya yang ada di RS bersifat global, 2). Tidak adanya laporan yang kontinyu dari suatu bagian atau instalasi ke bagian yang mengumpulkan data, 3). Tidak adanya keterhubungan antara data biaya dengan data medis, 4). Kekayaan setiap instalasi kadang-kadang belum teridentifikasi baik jumlah maupun nilai rupiahnya, 5). Stock opname (fisik) terhadap aktiva lancar & aktiva tetap di instalasi, jarang dilakukan.
Metode analisis biaya
Metode analisis biaya adalah cara melakukan analisis biaya dengan berbagai pendekatan dan asumsi yang digunakan. Berbagai metode menghitung unit cost telah banyak diajarkan dan dilatihkan. Karena metode menghitung unit cost merupakan pendekatan, maka tidak pernah luput dari asumsi. Beberapa prinsip yang dapat dijadikan panduan dalam memilih metode analisis biaya yang akan digunakan di RS; 1) Asumsi yang minimal, prinsipnya adalah metode apapun yang secara konseptual tidak menggunakan banyak asumsi. Karena dengan semakin banyaknya asumsi, hasil analisis unit cost akan semakin jauh dari fakta yang ada, 2). Dasar alokasi (asumsi) yang secara rasional berhubungan, 3). Ketersediaan data yang sangat berhubungan dengan sistem akuntansi (biaya) yang ada.
Salah satu metode perhitungan unit cost yang cukup dikenal adalah metode Activity Based Cost. Activity-based cost system (ABC systems) merupakan suatu alternatif penentuan harga pokok produk atau jasa yang saat ini cukup dikenal dan sangat relevan. Perhitungan unit cost perlayanan dengan menggunakan metode ini akan menghasilkan informasi unit cost yang lebih baik dari metode lainnya.
SDM yang melakukan analisis
Ketelitian dan keprofesionalan SDM yang menghitung juga turut menentukan hasil akhir analisis biaya. Karena itu sangat diperlukan ketelitian, kecermatan, dan kemampuan dari keseluruhan proses analisis biaya mulai dari identifikasi dan pengumpulan data hingga proses perhitungan.