Browse By

PENGUMPULAN DANA SEBAGAI SALAHSATU (DARI 3) FUNGSI UTAMA PEMBIAYAAN KESEHATAN TRADISIONAL (KASUS DI NEGARA BERPENGHASILAN RENDAH & MENENGAH)

Pendahuluan

Pembiayaan kesehatan secara tradisional dipahami memiliki 3 fungsi utama: Collection of Funds, Pooling of Funds, & Purchasing of Services (Meessen, 2018)[1]. Pengumpulan dana mengacu pada mobilisasi sumber daya untuk membiayai layanan kesehatan, dengan kontribusi yang berasal dari pembayar pajak, karyawan/pekerja, pemberi kerja, donor publik dan swasta, serta pengguna. Masih mengacu pada pendapat tersebut, tulisan ini akan mengangkat terkait satu fungsi utama pembiayaan kesehatan secara tradisional, yaitu pengmpulan dana (Collection of Funds).

Collection of Funds (Meessen, 2018)

Kenatannya di banyak negara-negara berkembang  (low- and middle-income countries/LMICs), sebagian besar pembiayaan kesehatan berasal langsung dari kantong pengguna. Hal ini dikelola melalui pembayaran tunai dan administrasi kertas di tingkat fasilitas. Teknologi digital utama yang dapat mengubah fungsi pengumpulan dana adalah pembayaran elektronik. Namun dari perspektif UHC (Universal Health Coverage), pembayaran elektronik hanya akan menghasilkan kemajuan yang signifikan jika pembayaran tersebut memungkinkan perpindahan dari pembayaran di titik perawatan ke pembayaran di muka, dan kontribusi rumah tangga sebelum timbulnya penyakit akan dikumpulkan. Mengumpulkan dana dari masyarakat yang aktif di sektor formal tidak memerlukan perkembangan teknologi yang besar, karena transfer keuangan dapat dilakukan langsung dari pemberi kerja. Mengumpulkan dana dari masyarakat yang aktif di perekonomian informal lebih menantang, karena lokasi mereka mungkin tidak diketahui dan keberadaan administratif mereka terbatas. Bagi kelompok ini, maraknya telepon seluler di negara-negara LMIC dan keberhasilan inisiatif mobile-money dapat membuka jalan baru, terutama di negara-negara dengan sistem perbankan yang belum berkembang, mahal, atau tidak ada sama sekali. Mengumpulkan dana dari masyarakat yang aktif di perekonomian informal merupakan suatu tantangan, karena lokasi mereka mungkin tidak diketahui dan keberadaan administratif mereka terbatas. Kenya adalah salah satu negara yang saat ini menggunakan uang seluler. Sebuah penelitian menunjukkan bagaimana pengenalan layanan transfer uang, pembiayaan, dan keuangan mikro berbasis telepon seluler M-Pesa telah membantu rumah tangga memanfaatkan pengiriman uang dan merespons guncangan kesehatan dengan lebih baik. M-TIBA adalah aplikasi dompet kesehatan seluler yang memanfaatkan potensi ini dengan mendorong rumah tangga menyisihkan uang untuk biaya kesehatan di masa depan atau mengumpulkan kontribusi dari kerabat lain, seperti kontribusi dari anak-anak dewasa untuk membiayai kesehatan orang tua lanjut usia. Hal ini juga memungkinkan organisasi misalnya, program atau badan amal untuk mensponsori rumah tangga sasaran. Dari perspektif UHC, contoh ini menyoroti setidaknya 2 manfaat penggunaan teknologi digital untuk pengumpulan dana: (1) kemungkinan untuk menggalang dana, di luar sistem perbankan formal dan tanpa penanganan uang tunai, melalui uang seluler dan (2) kemungkinan penggalangan dana dari berbagai sumber, bahkan lintas negara. Namun saat ini masih belum jelas bagaimana potensi ini dapat diubah menjadi skema pembiayaan berkelanjutan yang mendukung UHC. Salah satu kekhawatirannya adalah jika inisiatif ini berasal dari investor swasta maka fokusnya akan tertuju pada profitabilitas, yang berarti segmen masyarakat termiskin akan terabaikan. Pengumpulan dana memiliki 2 sisi: rumah tangga berkontribusi pada suatu skema, dan sebagai imbalannya, mereka menerima hak. Beberapa tantangan implementasi terkait pengumpulan dana dan pemberian hak adalah: menghindari penipuan (klaim dukungan atau penggantian biaya dari pihak yang sebenarnya tidak tercakup dalam perjanjian, dengan atau tanpa kolusi antara pelanggan dan penyedia); pemutakhiran komposisi rumah tangga (kelahiran dan kematian) secara tepat waktu; portabilitas hak tersebut di seluruh wilayah geografis (khususnya penting bagi pekerja migran); dan pembaruan polis asuransi. Strategi digital mungkin bermanfaat untuk mengatasi beberapa tantangan implementasi ini. Misalnya, program asuransi kesehatan yang disponsori pemerintah, seperti Skema Aarogyasri di India. Skema ini menggunakan teknologi digital untuk menyimpan catatan kesehatan elektronik dan mencegah penipuan oleh layanan kesehatan, penyedia dan pasien. Pengelolaan hak merupakan salah satu bidang dimana manfaat digitalisasi sudah terlihat jelas, sebagaimana dibuktikan dengan sistem yang sudah diterapkan di negara-negara berpendapatan tinggi. [1] Bruno Meessen, 2018, The Role of Digital Strategies in Financing Health Care for Universal Health Coverage in Low- and Middle-Income Countries
Baca Juga:  STRATEGI DALAM MENGELOLA PERSEDIAAN DI RS