Browse By

PANDEMI COVID SANGAT BERTENTANGAN DENGAN ARAH YANG DIAMBIL OLEH SISTEM PERAWATAN KESEHATAN NEGARA MAJU

Pendahuluan

Pandemi Covid-19 menyebabkan krisis kesehatan, &  telah melumpuhkan ekonomi global. Hal ini menunjukkan bahwa betapa eratnya hubungan antara kesehatan dan ekonomi. Berbagai langkah penting dilakukan oleh pemerintah di semua negara untuk menanggulangi krisis akibat pandemi. Namun sayangnya, langkah dan arah yang diambil oleh sistem pelayanan kesehatan, khususnya di negara-negara maju selama beberapa tahun terakhir, ternyata sangat bertentangan dengan pandemi Covid-19.

What will be the impact of the Covid-19 pandemic on healthcare systems?[1] 

Sistem pelayanan kesehatan di seluruh dunia, tidak dirancang untuk menangani krisis seperti pandemi COVID-19. Krisi ini merupakan tantangan kesehatan skala besar yang tidak dapat diprediksi, & membutuhkan mobilisasi sumber daya yang mendesak serta mempengaruhi seluruh populasi. Oleh karena itu, memperdebatkan kemampuan dan efisiensi sistem pelayanan kesehatan untuk menghadapinya tidak relevan. Dalam banyak hal, pandemi Covid sangat bertentangan dengan arah yang diambil oleh sistem perawatan kesehatan, khususnya di negara-negara maju, selama beberapa tahun terakhir. Arah yang diambil oleh sistem pelayanan kesehatan (khususnya di negara-negara maju) ang dilakukan selama ini meliputi:

  1. Memfokuskan sumber daya pada penyakit kronis yang tidak menular seperti diabetes dan kondisi kardiovaskular.
  • Masalah kesehatan yang terkait dengan perubahan gaya hidup dan populasi yang menua membuat jenis beban perawatan kesehatan ini lebih relevan untuk sistem perawatan kesehatan daripada pandemi. Seperti yang dikatakan Zhou Maigeng (Chinese Center for Disease Control), mengatakan bahwa ke depan, beban masalah kesehatan kronis (terutama di kalangan orang tua) akan jauh melebihi penyakit menular,
  • Orang berusia di atas 65 tahun akan mewakili lebih dari 11,8% dari total populasi pada tahun 2023, & mencapai puncaknya pada 29% di Jepang dan 22% di Eropa Barat.
  • Jumlah orang yang hidup (misalnya di antara penyakit kronis), dengan diabetes diproyeksikan meningkat sebesar 48% menjadi 629 juta pada tahun 2045, dengan China (114,4 juta), India (72,9 juta), dan Amerika Serikat (30,2 juta).
Baca Juga:  BERBAGAI HAL YANG AKAN DIRASAKAN MANAJER PEMULA
  1. Mendorong efisiensi, mengalihkan perawatan dari RS ke pengaturan rawat jalan.
  • Di Prancis, jumlah tempat tidur rawat inap menurun 4,2%, sementara tempat tidur rawat jalan meningkat 7,4%, dan rawat (inap) di rumah meningkat 3,4% dari 2013 hingga 2018,
  • Di Amerika Serikat, pendapatan RS agregat dari layanan rawat jalan tumbuh dari 30 persen pada tahun 1995 menjadi 47 persen pada tahun 2016. Sedangkan di Inggris, dari tahun 2012 hingga 2016, peningkatan penerimaan pasien rawat inap adalah 9% dan kehadiran pasien rawat jalan meningkat sebesar 21% dari tahun sebelumnya untuk periode yang sama.
  1. Insentif inovasi untuk kebutuhan yang lebih kecil yang belum terpenuhi dan populasi yang rentan.

Hal ini dilakukan terutama untuk meningkatkan fokus relatif dan pengeluaran untuk perawatan Khusus. Pasien penyakit langka berjumlah kurang dari 0,06% dari populasi di Amerika Serikat, kurang dari 0,05% di Uni Eropa, dan kurang dari 0,04% di Jepang. Sebaliknya, penjualan orphan drug di seluruh dunia diperkirakan meningkat dua kali lipat menjadi 12,3% selama periode 2019. Pada tahun 2024, orphan drug diproyeksikan mencapai seperlima dari penjualan resep di seluruh dunia, sebesar US$242 miliar. Secara paralel, onkologi diharapkan memiliki hampir 20% pangsa pasar dunia pada tahun 2024.

  1. Membatasi investasi dalam pencegahan keseluruhan.

Pada tahun 2015, kurang dari 3% pengeluaran pelayanan kesehatan digunakan untuk pencegahan di negara-negara OECD. Sebagian besar negara-negara ini menghabiskan antara 2 dan 4%, yang tetap stabil dalam jangka panjang. Selain itu, hampir 50% pengeluaran pencegahan digunakan untuk program pemantauan kondisi sehat, seperti pemeriksaan dan pemeriksaan gigi, 25% untuk promosi kesehatan, sedangkan program imunisasi dan skrining masing-masing menyumbang kurang dari 10%. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang alokasi sumber daya, sementara banyak imunisasi dan beberapa kegiatan skrining telah terbukti hemat biaya (dan beberapa bahkan menghemat biaya), ada konsensus yang kurang tentang efektivitas pemeriksaan umum (termasuk gigi).

Baca Juga:  UPAYA MANAJEMEN RS DALAM MENGELOLA RANTAI PASOKAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-19
[1] Actualité https://www2.deloitte.com