MENGANAILSIS ARUS KAS DENGAN RASIO KEUANGAN
Pendahuluan
Investor menggunakan laporan arus kas untuk menentukan kekuatan keuangan suatu organisasi bisnis. Tidak seperti laporan laba rugi, laporan arus kas akan memberikan informasi kas yang dihasilkan. Apabila melihat dari aspek kesehatan suatu bisnis, maka sangat penting untuk memiliki cukup uang tunai untuk membiayai pengeluaran dan membeli bahan atau aset yang diperlukan dalam bisnis.
Beberapa rasio dalam menganalisi kas organisasi bisnis
Konsep arus kas berbeda dari konsep laba atau laba bersih. Perlu untuk fokus pada setiap istilah yang berbeda dalam menganalisis laporan arus kas. Terdapat rasio keuangan yang membantu pemilik bisnis yang fokus pada laba bersih dan fokus pada arus kas. Analisis arus kas menggunakan rasio yang berfokus pada arus kas. Menurut Peavler (2017)[1], ada beberapa rasio arus kas yang paling penting, yaitu: 1) Operating Cash Flow Ratio, 2) Price/Cash Flow Ratio, 3) Cash Flow Margin Ratio, 4) Cash Flow from Operations/Average Total Liabilities, 5) Current Ratio, & 6) Quick Ratio (Acid-Test)
- Operating Cash Flow Ratio (OCFR)
Rasio arus kas operasi adalah salah satu rasio arus kas yang paling penting. Arus kas operasi berhubungan dengan arus kas yang diperoleh organisasi dari kegiatan operasionalnya, hingga pelunasan hutangnya saat ini. Hal Ini berguna untuk mengukur bagaimana likuiditas suatu perusahaan dalam jangka pendek karena berkaitan dengan utang lancar dan arus kas dari operasi. Rumus OCFR adalah;
Operating Cash Flow Ratio = Arus Kas Dari Operasi / Kewajiban Lancar.
Arus Kas dari Operasi berasal dari Laporan Arus Kas dan Kewajiban Lancar yang berasal dari Neraca. Jika Rasionya kurang dari 1,0, berarti suatu organisasi bisnis tidak dapat menghasilkan cukup uang untuk melunasi utang jangka pendeknya. Ada kemungkinan perusahaan mungkin tidak dapat terus beroperasi.
- Price/Cash Flow Ratio (PCFR)
Rasio ini sering dianggap sebagai sebuah indikasi yang lebih baik dari nilai suatu organisasi bisnis apabila dibandingkan dengan rasio harga terhadap pendapatan. Rasio ini berguna untuk membandingkan harga saham perusahaan dengan arus kas yang dihasilkan perusahaan per basis. PCFR adalah sbb:
Price/cash flow ratio = Harga saham / Arus kas operasi per saham
Harga saham biasanya adalah harga saham pada hari tertentu, sedangkan nilai arus kas operasi diambil dari Laporan Arus Kas. Beberapa pemilik bisnis menggunakan arus kas bebas dalam hal ini. Namun sebagian besar analis masih menggunakan rasio ini dalam analisis untuk menilai kekuatan keuangan organisasi.
- Cash Flow Margin Ratio (CFMR)
Rasio ini mengungkapkan hubungan antara kas yang dihasilkan dari operasi dan penjualan. Organisasi bisnis membutuhkan uang tunai untuk membayar dividen, pemasok, utang, dan berinvestasi dalam aset modal baru, sehingga uang tunai sama pentingnya dengan laba untuk perusahaan bisnis. Rasio ini juga mengukur kemampuan perusahaan dalam mengubah penjualan menjadi uang tunai. Rumus CFMR adalah sbb:
Arus kas dari arus kas operasi / Penjualan bersih = _____%.
Pembilang persamaan berasal dari Laporan Arus Kas perusahaan. Penyebut berasal dari Laporan laba rugi. Semakin besar persentasenya, semakin baik.
- Cash Flow from Operations/Average Total Liabilities
Ini adalah rasio yang sama dengan rasio total utang / total aset yang umum diguna-kan. Keduanya mengukur solvabilitas atau kemampuan perusahaan dalam mem-bayar utangnya dan mempertahankan perusahaannya. Rumus Rasio ini adalah sbb:
Arus kas dari Operasi / Rata-rata Total Kewajiban = _______%,
Arus kas dari operasi diambil dari Laporan Arus Kas dan total kewajiban rata-rata adalah rata-rata total kewajiban dari beberapa periode yang diambil dari neraca. Semakin tinggi rasio, semakin baik fleksibilitas keuangan perusahaan dan kemampuannya dalam membayar hutang.
- Current Ratio
Ini adalah rasio arus kas yang paling sederhana. Rasio ini akan memberikan informasi bagi pemilik tentang bisnis kemampuan aset lancar dalam memenuhi utang saat ini. Rasio dihitung sebagai berikut:
Current Ratio = Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar = ______X
Hasil ini menunjukkan berapa kali suatu perusahaan dapat memenuhi utang jangka pendeknya yang merupakan ukuran likuiditas perusahaan.
- Quick Ratio (Acid-Test)
Ini merupakan tes likuiditas yang lebih spesifik daripada current ratio. Rasio ini mengukur persediaan dan mengukur likuiditas perusahaan dalam menjual untuk memenuhi kewajiban utang jangka pendeknya. Jika rasionya kurang dari 1,0 kali, maka harus menjual persediaan untuk memenuhi utang jangka pendek, ini bukanlah posisi yang baik bagi perusahaan. Rumus rasio ini adalah sbb:
Quick Ratio = Aktiva Lancar - Inventori / Kewajiban Lancar
[1] Rosemary Peavler, 2017, Calculate the Solvency, Liquidity, and Viability of your Firm