Browse By

MEMBANDINGKAN BIAYA YANG TERJADI DI SETIAP UNIT PELAYANAN DENGAN OUTPUT YANG DIHASILKAN (DALAM KONTEKS COST LEADERSHIP STRATEGY DI RS)

Pendahuluan

Setelah suatu RS mampu menghasilkan laporan biaya (bulanan) untuk setiap unit pelayanan, maka langkah selanjutnya adalah  membandingkan semua biaya tersebut dengan output (layanan) yang diberikan. Hal ini penting dilakukan terkait penerapan cost leadership strategy/CLS, sebagai proses mencapai level biaya rendah dengan kualitas tetap tejaga.  Karena itu tulisan ini akan membahas hal tersebut.

Perhatian manajemen pada informasi biaya & syarat berhasilnya CLS

Pada konteks penerapan CLS di RS maka sangat penting adanya dukungan sisten informasi biaya. Namun kenyataannya, perhatian manajemen terhadap informasi biaya masih kurang. Bahkan Michelson (2017)[1] menatakan bahwa terdapat indikasi kurangnya perhatian manajemen RS pada informasi biaya di AS. Hal ini di tunjukkan dalam survei yang dilakukan oleh Strata Decision Technology dan Becker's Healthcare terhadap 100 eksekutif organisasi pelayanan kesehatan (termasuk RS) di AS. Hasl surevei tersebut menemukan bahwa 90% dari para eksekutif yang bertanggung jawab atas perawatan, tidak mengetahui biaya-biaya yang terkait. Kenyataan ini tentunya harus menjadi perhatian manajemen organisasi pelayanan kesehatan. Karena untuk dapat mengelola biaya dengan baik, manajemen seharusnya memiliki akses ke informasi biaya. Kesenjangan ini seharusnya mendapatkan perhatian manajemen untuk sesegera mungkin mengadopsi aplikasi sistem akuntansi biaya yang lebih canggih serta dapat membuat data lebih akurat, mudah diakses dan dapat ditindaklanjuti. zkjadoon (2016)[2], mengungkapkan beberapa persyaratan yang akan membuat penerapan Low Cost leadership Strategies cukup berhasil, yaitu:
  1. Organisasi harus memiliki pangsa pasar yang besar,
  2. Memiliki akses ke bahan baku secara efektif,
  3. Memiliki tenaga kerja dan input signifikan lainnya yang menguntungkan.
Menghasilkan informasi unit cost perlayanan secara berkala. Setelah mengetahui biaya untuk setiap unit layanan, manajemen juga perlu mengetahui unit cost perlayanan untuk memetakan item biaya yang perlu mendapatkan perhatian. Metode terbaik (seperti Ativity Based Cost/ABC), harus digunakan RS agar mendapatkan informasi unit cost terbaik

Membandingkan biaya dengan output

Membandingkan biaya dengan output yang terjadi di setiap unit pelayanan bertujuan untuk membandingkan konsumsi biaya dengan kinerja (jumlah layanan) yang dihasilkan. Pada sub-topik ini akan membahas tentang: 1) membandingkan item biaya (grup item biaya) dengan tingkat utilisasi, & 2) menghasilkan informasi unit cost perlayanan secara berkala dengan metode terbaik.
  1. Membandingkan item biaya (grup item biaya) dengan tingkat utulisasi
Biaya yang dikonsumsi suatu unit layanana, seharusnya naik atau turun  bergantung pada tingkat utilisasi (volume layananan) yang dihasilkan. Artinya, biaya akan naik apabila  volume layanana di suatu unit bertambah, & begitu juga sebaliknya. Namun, dalam mengevaluasi biaya & volume layanana, manajemen RS juga harus  mempertimbangkan beberapa hal berikut:
  • Biaya variabel, seperti; BMHP, Bahan non medis biaya listrik, dll), akan sangat berhubungan dengan volume layanana. Jika volume layanana suatu unit naik (dibandingkan bulan sebelumnya), maka biaya variabel juga akan naik.
  • Satu hal yang harus diwaspadai manajemen RS terkait biaya variabel adalah terjadinya pemborosan atau kehilangan. Seandainya kedua hal ini teradi maka turunnya volume layanana, tidak serta merta membuat biaya variabel ikut turun,
  • Biaya biaya tetap, seperti gaji, biaya penyusutan alat medis, biaya penyusutan alat non medis, biaya penyusutan Gedung, dll, pada range volume tertentu, tidak berpengaruh langsung dengan naik turunnya volume layanana. Namun, pada informasi unit cost, biaya-biaya tetap akan turun apabila volume layanana meningkat.
  1. Mengasilkan informasi unit cost perlayanan secara berkala
Informasi unit cost perlayanan dapat diadikan ”standard biaya” untuk setiap produk/jasa yang dihasilkan di unit pelayanan. Standar biaya ini perlu ditetapkan sebagai patokan. Standar ini akan berfungsi sebagai alat kontrol biaya maksimal yang harus dikeluarkan. Peran manajer tiap instalasi sangat penting dalam mengontrol implementasi standar biaya, agar dapat mencegah timbulnya inefesiensi pada proses awal melalui pengajuan anggaran sesuai kebutuhan. Agar penerapan standar biaya berjalan dengan baik maka manajemen harus memastikan bahwa informasi unit cost perlayanan harus tersedia saat dibutuhkan. Karena itu, RS harus minimal menghasilkan informasi unit cost perlayanan tiap 3 bulan, atau jika mungkin bahkan setiap bulannya. Informasi unit cost perlayanan yang dihasilkan juga harus menggunakan metode terbaik yaitu activity based cost. Terkait metode ini, dapat dilihat pada tulisan-tulisan penulis sebelumnya atau dalam buku dengan judul: PENERAPAN ACTIVITY BASED COST DALAM MENGHITUNG UNIT COST PERLAYANAN DI RS. [1] Dan Michelson, 2017, Why advanced cost accounting is becoming the next 'killer app' for CFOs [2] zkjadoon, 2016, explain the low cost leadership strategies

comments