MANAJEMEN PERUBAHAN : MENGELOLA PERUBAHAN SERTA PERGESERAN BUDAYA DI RS

Pendahuluan
Perubahan merupakan suatu hal yang tidak terelakkan di industri pelayanan, terutama RS. Peningkatan biaya layanan kesehatan di satu sisi dan kebijakan sistem pembayaran berbasis ”tarif paket” (tarif BPJS), secara langsung atau tidak langsung sangat berpengaruh pada tatanan sistem tarif RS. Hal ini secara otomatis memaksa manajemen RS untuk melakukan perubahan dalam sektor tersebut. Namun, dalam melakukan perubahan, manajemen RS membutuhkan dukungan dari seluruh SDM dalam organisasinya. Karena, perubahan dalam organisasi manapun (termasuk RS), melibatkan beberapa langkah yang harus diambil dan tantangan yang harus diatasi.
Terkait dengan manajemen perubahan melalui pergeseran budaya sebuah artikel dalam situs www.beckershospitalreview.com, menyoroti 3 hal, yaitu; enacting change management: the four r's and more, "new school" hospital leadership, & speed bumps to overcome. Ketiga hal ini akan dipaparkan berikut.
Enacting change management: The four R's and more
Tujuan perubahan adalah mengarahkan orang untuk mengadopsi cara-cara baru dalam melakukan sesuatu. Selanjutnya dapat dilihat dalam artikel tentang MENERAPKAN MANAJEMEN PERUBAHAN DI RS MELALUI KONSEP 4R.
"New school" hospital leadership
Manajemen RS saat ini dan di masa datang harus mengimbangi perubahan yang terjadi di lingkungan pelayanan kesehatan. Elion, yang juga mendirikan perusahaan perbaikan dokumentasi klinis ChartWise Medical Systems, mengatakan ada tiga sisi segitiga kepemimpinan RS saat ini: medis, teknis, dan bisnis. Dia telah bertemu dengan beberapa CEO RS, CFO, CMO, dan eksekutif C-suite lainnya yang unggul di satu sisi segitiga, tetapi itu tidak cukup di era sekarang. Misalnya, CMO mungkin unggul dalam tugas medisnya dan saat ini bertugas memimpin program untuk mengurangi re-admisi RS. CMO mungkin mendapatkan data dasar tentang persentase pasien yang diterima kembali dalam 30 hari, tetapi ada banyak informasi lain yang dapat diekstraksi, dan CMO dapat menyelidikinya apabila mengetahui cara mendapatkan lebih banyak data yang dapat ditindaklanjuti dari sistem teknis RS. Dr. Elion mengatakan staf IT memiliki kemampuan untuk memberikan beberapa jenis laporan kepada bagian administrasi, tetapi komunikasi tidak selalu ada.
Seorang pemimpin RS yang telah menggabungkan ketiga sisi segitiga kepemimpinan RS, memiliki dasar yang lebih kuat untuk melakukan perubahan yang diinginkan. Dr. Fortuna merangkum era baru kepemimpinan RS sebagai berikut: "Tidak semua dokter tahu bagaimana melakukan MRI, tetapi setiap dokter tahu apa itu MRI dan apa yang harus dilakukan dengannya." Pemimpin RS tidak harus mengetahui setiap sudut dan celah dari setiap detail perawatan kesehatan, tetapi mereka pasti harus menjadi yang terbaik.
Speed bumps to overcome
Perubahan drastis dalam rutinitas, program, dan tujuan biasanya tidak datang tanpa tantangan. Bagi mereka yang terlibat di sisi medis perawatan pasien, Dr. Elion mengatakan bahwa hal yang lumrah melihat staf bingung atas teknologi baru atau implementasi program baru. Kuncinya adalah mengingatkan semua orang bahwa manajemen perubahan yang efektif berakar pada pengobatan yang efektif. Orang-orang begitu fokus pada penggantian, tetapi mereka juga harus melihat pada praktik pengobatan. Ada cara untuk mempraktikkannya dengan lebih efisien.
Salah satu penghalang terbesar untuk manajemen perubahan yang efektif adalah saat karyawan RS menggunakan apa yang disebut Mr Durkin "MSU," atau "making stuff up". Jika pemimpin RS ingin mengurangi obrolan yang tidak benar, mereka harus sering berkomunikasi. Komunikasi pribadi tidak hanya menjernihkan suasana sejak awal, tetapi juga menunjukkan kemauan di pihak pemimpin bahwa dia ingin seluruh komunitas RS berada pada tujuan yang sama.