LAPORAN KEUANGAN PUSKESMAS; PENYUSUNAN NERACA AWAL

Oleh; Tubagus Raymond
Pendahuluan
Berbagai peraturan yang ada saat ini, mengharuskan manajemen Puskesmas untuk menyajikan laporan keuangan secara berkala. Hal ini bergantung pada bentuk Puskesmas, apakah mengacu sebagai PPK-BLUD atau sebagai SKPD (lihat tulisan kami mengenai KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PPK-BLUD ”PUSKESMAS”). Secara umum, laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas organisasi yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi dan pertanggungjawaban manajemen.
Dalam konteks pelaporan keuangan, tidak bisa dipisahkan dari proses akuntansi yang harus dijalankan. Implementasi proses akuntansi (jurnal hingga laporan) tentunya haruslah tetap konsisten, sehingga laporan yang dihasilkan benar-benar ”AUDITABLE”. Untuk membantu Puskesmas mendapatkan gambaran yang jelas dengan berbagai keterbatasan SDM & sistem, akan kami sajikan dalam beberapa artikel kedepan khusus dalam konteks laporan keuangan PUSKESMAS. Beberapa hal yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan PUSKESMAS, mulai dari menyusun neraca awal, proses pencatatan pendapatan, proses pencatatan biaya, dll, menjadi topic beberapa artikel kami tentang PUSKESMAS kedepannya.
Konsep penyusunan neraca awal di PUSKESMAS
Konsep akuntansi akrual menjadi panduan Puskesmas dalam menyusun laporan keuangan. Hal ini sudah dijelskan dalam PP 71 2010 tentang standar akuntansi pemerintahan. Dalam pasal 1 ayat (8) PP 71 Tahun 2010, disebutkan bahwa SAP berbasis akrual adalah SAP yang mengakui; a) Pendapatan, beban, aset, utang, & ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, & b) Pendapatan, belanja, & pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD. Hal ini juga telah sejalan dengan PERMENDAGRI 61 tahun 2007 maupun PERMENDAGRI 64 tahun 2013. Artinya, Puskesmas yang telah menjadi PPK-BLUD ataupun belum (sebagai SKPD) tetap wajib menyajikan laporan keuangan secara berkala secara akrual.

Langkah awal dalam memulai menyusun laporan keuangan yang baik di PUSKESMAS adalah dengan membuat “neraca awal”. Neraca awal akan menunjukkan keadaan posisi keuangan PUSKESMAS terutama kekayaan dan sumber dana pada saat neraca dibuat.
Tahap-tahap penyusunan neraca awal
Sebagai langkah awal dalam mengimplementasikan konsep akuntansi akrual, neraca awal harus dibuat terlebih dahulu sebagai dasar dalam memulai. Pembuatan neraca awal memang tidak gampang dan membutuhkan berbagai usaha dan proses yang terus-menerus. Di samping itu, juga diperlukan komitmen manajemen terutama dalam menetapkan tanggal pisah batas (cut off) saat neraca awal dibuat. Dalam konteks ini, dibutuhkan dukungan semua pihak untuk melakukan inventarisasi baik assets maupun kewajibannya.
Dalam implementasinya di PUSKESMAS, tahap-tahap penyusunan neraca awal adalah sebagai berikut:
- Tentukan tanggal pisah batas. Tanggal pisah batas adalah tanggal yang disepakati untuk menjadi dasar ”awal” menyusun neraca.
- Menilai jumlah dan nilai aktiva. Aktiva merupakan kekayaan Puskesmas yang digunakan dalam kegiatan operasional sehari-hari. Penilaian aktiva dilakukan untuk mengetahui:
- Jumlah dan nilai aktiva lancar seperti; kas, piutang, persediaan, dll,
- Jumlah dan nilai aktiva tetap, seperti: tanah, gedung, kendaraan, peralatan, dll,
- Jumlah dan nilai aktiva lain-lain, seperti gedung dalam penyelesaian, dll.
Disamping menentukan jumlah dan nilai aktiva juga harus dilakukan penaksiran umur ekonomis khusus untuk aktiva tetap atau mengacu pada PERMENDAGRI.
- Menentukan jumlah dan nilai kewajiban. Kewajiban atau hutang merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan oleh PUSKESMAS di masa yang akan datang dalam bentuk penyerahan aktiva atau pemberian jasa yang disebabkan oleh tindakan atau transaksi pada periode sebelumnya. Penilaian kewajiban dilakukan untuk mengetahui;
- Jumlah dan nilai kewajiban lancar pada tanggal pisah batas, seperti; utang gaji, utang pajak, deposite(titipan) pasien, dan lain-lain,
- Jumlah dan nilai kewajiban jangka panjang, seperti; utang bank, dan lain-lain,
- Jumlah dan nilai kewajiban lain-lain apabila dibutuhkan.
Untuk penentuan jumlah dan nilai kewajiban bisa dilakukan pada tanggal cut off.
- Menilai jumlah dan nilai ekuitas. Apabila nilai aktiva dan kewajiban telah diperoleh maka nilai ekuitas dapat diketahui. Karena mengacu pada persamaan akuntansi maka nilai ekuitas diperoleh dengan pengurangan antara aktiva dengan kewajiban.
Agar dapat memahami konsep penyusunan neraca awal secara lebih baik, berikut disajikan contoh neraca awal suatu PUSKESMAS. Contoh ini, dalam implementasinya di setiap PUSKESMAS memerlukan penyesuaian-penyesuaian sesuai keadaan dan kebutuhannya.
Contoh Neraca Awal
NERACA AWAL
PER TANGGAL 1 JANUARI 2018
