Browse By

DATA BIAYA YANG BERKUALITAS DALAM MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL DI RS (Part 3)

Berikut adalah lanjutan dari artikel KUALITAS DATA BIAYA DAN DUKUNGANNYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL DI RS (Part 1 & 2), mengenai pentingnya data biaya dalam mendukung keputusan manajerial, yang terkait dengan; targeted cost improvement plans, benchmarking, budgeting, service redesign, & performance management, menurut Chapman dkk (2016)[1],

Performance management

Metrik yang populer untuk mengukur efisiensi adalah lama rawat inap di RS. Ini menawarkan cara sederhana untuk mengurangi kompleksitas pola konsumsi sumber daya pasien individu yang berpotensi besar terhadap biaya overhead. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa lama tinggal di RS memiliki pengaruh terbatas pada total biaya tinggal pasien (Taheri, Butz & Greenfield, 2000). Taheri, Butz & Greenfield (dalam Chapman dkk, 2016), menunjukkan bahwa mengurangi lama menginap sampai 1 hari hanya mengurangi total biaya perawatan sebesar 3%. Mereka menyimpulkan bahwa staf seharusnya berfokus pada perubahan proses dan penggunaan kapasitas yang lebih baik ketika akan meningkatkan efisiensi. Ini membutuhkan penelusuran kompleksitas dan pengeluaran sumber daya yang dapat mengukur.

Pendekatan yang lebih maju untuk manajemen kinerja mencakup penggunaan data penetapan biaya, data aktivitas dan data klinis dari saluran layanan, misalnya dengan mempertimbangkan jumlah pasien yang diobati selama layanan, biaya untuk DRG tertentu di lini layanan dan indikator terkait lainnya. Beberapa penyedia telah memperkenalkan indikator kinerja berdasarkan pada sistem balanced scorecard (Kaplan & Norton, 1996). Monitor merekomendasikan penggunaan balanced scorecard di tingkat penyedia dan tingkat layanan di Inggris. Sistem ini dirancang untuk menghubungkan strategi dan indikator kinerja, dengan memilih indikator kinerja yang instrumental untuk mencapai tujuan strategis.

Sistem manajemen kinerja yang canggih dalam pelayanan kesehatan semakin maju. Menurut Kaplan & Porter, 2011 (dalam Chapman dkk, 2016), sistem ini berusaha menghubungkan kinerja ekonomi dan klinis. Sebagai contoh, Healthcare Costing for Value Institute di Inggris memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas informasi biaya dalam pelayanan kesehatan, selain itu juga mengembangkan lebih lanjut hubungan antara biaya dan hasil kesehatan untuk mengukur nilai.

Baca Juga:  ASPEK FLEKSIBITAS PENTING DALAM PROSES PERUBAHAN ANGGARAN TERKAIT TRANSFORMASI KEUANGAN ORGANISASI LAYANAN KESEHATAN

Pendapatan Chapman dkk (2016) tentang kualitas data biaya di RS

Chapman dkk (2016), telah meninjau karakteristik teknis yang mendasari data biaya berkualitas baik, dan beberapa upaya untuk mengumpulkannya guna mengukur dan meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan seperti RS. Meraka berpendapat bahwa pertanyaan utama mengenai desain sistem biaya berhubungan dengan hal-hal perincian pada masing-masing dari tiga langkah dalam desain sistem biaya, yaitu rincian sumber daya, granularity biaya dan objek biaya. Pendekatan berbasis aktivitas dapat dicapai hanya apabila sumber daya dan biaya didefinisikan dengan cara yang cukup rinci. Perpindahan dari metode berbasis volume (atau metode konvensional lainnya seperti double distribution) sangat penting, karena informasi biaya secara akurat mencerminkan penggunaan sumber daya dan memainkan peran dalam manajemen pelayanan kesehatan.

Penentuan biaya berdasarkan aktivitas memungkinkan pengelolaan biaya tidak langsung berdasarkan reorganisasi biaya dari struktur tradisional terhadap analisis kegiatan dengan pemicu biaya yang ditetapkan. Secara umum, ketidaksejajaran analisis biaya dan struktur pengambilan keputusan berisiko menghambat upaya perancangan layanan. Hal tersebut menimbulkan risiko bahwa setiap penghematan dari perancangan ulang layanan akhirnya tidak diterjemahkan ke dalam perubahan dalam pembelanjaan sumber daya. Penetapan biaya berdasarkan aktivitas dapat berkontribusi pada efisiensi yang lebih besar dengan menunjukkan di mana letak kekosongan yang ada, dan dengan demikian berkontribusi terhadap peningkatan output.

Informasi biaya merupakan hal mendasar bagi berbagai praktik yang berorientasi pada efisiensi. Upaya sebelumnya secara jelas dan konsisten mengkonsepkan biaya di sektor pelayanan kesehatan belum cukup kuat untuk menghasilkan produksi yang meluas dan penggunaan data biaya yang dapat mendukung pengambilan keputusan berdasarkan bukti. Panduan biaya harus cukup rinci, sehingga membantu dalam upaya meningkatkan efisiensi.

Baca Juga:  MEMANFAATKAN TEKHNOLOGI DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF DI ORANSASI LAYANAN KESEHATAN

[1] Christopher S. Chapman, Anja Kern, Aziza Laguecir, and Wilm Quentin, (2016), Management accounting and efficiency in health services: the foundational role of cost analysis