PENGGUNAAN Z-SCORE DALAM MENGELOLA KESEHATAN KEUANGAN ORGANISASI
Pendahuluan
Z-score Altman merupakan alat manajemen agar dapat secara proaktif menilai kondisi keuangan organisasinya (melalui neraca). Melalui alat ini, manajemen dapat mengetaui berbagai faktor yang menekankan neraca. Melalui informasi tersebut, manajemen kemudian dapat memulai untuk melakukan tindakan guna meningkatkan kesehatan keuangannya.
Kentungan menggunakan Z Score
Berikut ini adalah kentungan menggunakan Z-score menurut McCallum (2010)[1];
-
- Z-score memberikan pengukuran kuantitatif dalam kesehatan keuangan perusahaan. Z-Score menyoroti faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kesehatan keuangan perusahaan dan mengungkap tren yang mengindikasikan peningkatan atau penurunan kondisi keuangan.
- Z-score adalah alat penting yang digunakan manajer bisnis untuk menilai kesehatan keuangan. Ini membantu manajer menyelaraskan strategi bisnis dengan keputusan alokasi modal dan memberikan transparansi kondisi keuangan kepada pemberi pinjaman dan penyedia modal. Manajer bisnis menggunakan Z-score untuk meningkatkan modal dan mengamankan kredit. Z-score adalah alat yang efektif untuk menunjukkan kelayakan kredit kepada para bankir dan kesehatan model bisnis bagi para investor.
- Z-score didasarkan pada informasi keuangan aktual yang diperoleh dari kinerja operasi perusahaan. Sehingga dapat menghindari bias penilaian subyektif, konflik kepentingan, merek dan bias perusahaan besar. Z-score tidak menggunakan asumsi teoretis atau input pasar di luar laporan keuangan perusahaan. Ini memberikan pengguna pandangan yang konsisten dan pemahaman tentang kesehatan keuangan perusahaan yang sebenarnya.
Managing Business Decisions to Improve Financial Health (McCallum, 2010)
Z-score juga merupakan alat bisnis penting yang digunakan manajer untuk membuat keputusan bisnis yang terinformasi untuk meningkatkan kesehatan keuangan bisnis. Ini membantu manajer menilai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kesehatan keuangan yang buruk. Nilai faktor yang berkontribusi terhadap kinerja di bawah; modal kerja, retensi laba, profitabilitas, dan leverage dapat dihindari. Upaya ini memungkinkan manajer untuk memulai tindakan dengan meningkatkan skor faktor yang berkontribusi ini terhadap kesulitan keuangan. Tindakan penargetan memungkinkan manajer untuk membuat keputusan alokasi modal yang mengurangi faktor risiko utama dan menghasilkan pengembalian yang optimal.
Area fokus bagi manajer untuk meningkatkan Z-score adalah transaksi yang mempengaruhi pendapatan/(kerugian), pengeluaran modal, transaksi ekuitas dan utang.
Transaksi yang paling umum meliputi:
-
- Penghasilan (Penghasilan Bersih) meningkatkan modal kerja dan ekuitas,
- Sesuaikan EBIT dengan menambahkan kembali beban bunga,
- Sesuaikan EBIT dengan menambahkan kembali beban pajak penghasilan,
- Beban penyusutan dan amortisasi sudah termasuk dalam angka pendapatan sehingga tidak akan memiliki efek tambahan pada pendapatan atau ekuitas, tetapi akan meningkatkan modal kerja sebagai barang non-kas yang sebelumnya dikurangkan,
- Pengeluaran Modal (pembelian aset tetap) mengurangi modal karena kas digunakan untuk membayarnya (baik sumbernya dari kas yang ada atau kas baru yang diperoleh dari utang),
- Transaksi utang jangka pendek tidak berpengaruh pada modal kerja karena ada perubahan yang mengimbangi aset lancar dan liabilitas sehingga mengubah total liabilitas dan total aset,
- Mengakuisisi hutang jangka panjang baru akan meningkatkan modal kerja, total kewajiban dan total aset,
- Transaksi ekuitas yang khas (selain pendapatan) adalah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham yang mengakibatkan berkurangnya modal kerja & ekuitas,
- Modal kontribusi baru meningkatkan modal kerja dan ekuitas.
[1] James McCallum, 2010, Using Z Score to Manage Financial Health