KEUNTUNGAN & KELEMAHAN MANAGEMENT BY OBJECTIVES (Part 1)
Pendahuluan
Management by objectives (MBO) biasa disebut sebagai manajemen berdasarkan sasaran. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa keterlibatan karyawan lebih mengarah kepada komitmen. Apabila seorang karyawan berpartisipasi dalam penetapan tujuan serta menetapkan standar untuk pengukuran kinerja menuju sasaran tersebut, maka karyawan akan termotivasi untuk melakukan yang lebih baik dan secara langsung berkontribusi pada pencapaian tujuan organisasi.
Keuntungan MBO
Menurut Kukreja[1], keuntungan MBO adalah sbb;
- MBO adalah proses yang berorientasi pada hasil,
MBO merupakan proses yang berorientasi pada hasil dan berfokus pada penetapan dan pengendalian tujuan, sehingga mendorong manajer untuk melakukan perencanaan terperinci.
- Manajer/karyawan harus mengetahui perannya,
Manajer maupun karyawan harus mengetahui peran mereka, sehingga tidak ada ambiguitas peran atau kebingungan.
- Manajer diharuskan menetapkan target yang terukur,
Manajer diharuskan untuk menetapkan target, prioritas dan standar kinerja yang terukur. Selain itu, tanggung jawab dan wewenang personel juga haris jelas ditetapkan.
- Membuat individu lebih sadar akan tujuan organisasi.
Yang sering terjadi adalah karyawan hanya peduli dengan tujuan mereka sendiri dan lingkungan di sekitarnya. Tetapi dengan MBO, mereka akan merasa bangga telah terlibat dalam tujuan organisasi. Ini meningkatkan moral dan komitmen karyawan.
- MBO sering menyoroti area pengembangan karir,
MBO sering menyoroti area di mana karyawan membutuhkan pelatihan lebih lanjut, yang mengarah ke pengembangan karir.
- Sistem evaluasi berkala
Sistem evaluasi berkala dalam MBO, memungkinkan karyawan mengetahui seberapa baik mereka dalam bekerja. Karena MBO memberikan penekanan kuat pada tujuan yang dapat diukur, pengukuran dan penilaian bisa lebih objektif, spesifik dan adil.
- Meningkatkan komunikasi
Dalam MBO, sangat penting untuk meningkatkan komunikasi antara manajemen dan karyawan.
Kerugian MBO
Konsep MBO juga memiliki banyak kelemahan. Masih menurut Kukreja, kerugian MBO adalah;
- Agar berhasil, MBO harus didukung oleh manajemen puncak,
Sebagai konsep manajemen, MBO hanya dapat berhasil apabila memiliki dukungan penuh dari manajemen puncak.
- MBO tidak disukai karyawan,
Karyawan tidak menyukai MBO, karena berada di bawah tekanan untuk bergaul dengan manajemen saat penetapan dan tujuan yang ditetapkan sangat tinggi dan tidak realistis. Hal ini dapat menurunkan moral karyawan dan menimbulkan kecurigaan terkait praktik MBO. Anggapannya adalah MBO hanyalah salah satu cara manajemen untuk membuat karyawan bekerja lebih keras dan menjadi lebih berdedikasi serta terlibat.
Penekanan dalam sistem MBO adalah pada kuantifikasi tujuan dan sasaran. Itu tidak meninggalkan dasar untuk tujuan subjektif. Beberapa area sulit untuk diukur dan bahkan lebih sulit untuk dievaluasi.
- Ada banyak dokumen yang terlibat dan menyita banyak waktu manajer.
Terlalu banyak rapat dan laporan yang menambah tanggung jawab dan beban manajer. Beberapa manajer mungkin menolak program ini karena hal tersebut.
Lanjut pada artikel berikutnya.
[1] Sonia Kukreja, (tanpa tahun), management by objectives