KEUNTUNGAN & KELEMAHAN MANAGEMENT BY OBJECTIVES (Part 2)
Berikut adalah lanjutan pembahasan artikel KEUNTUNGAN & KELEMAHAN MANAGEMENT BY OBJECTIVES (Part 1), terkait management by objective menurut Kukreja[1],
Kerugian MBO (Lanjutan)
4. Penekanannya lebih pada tujuan jangka pendek.
Karena tujuan sebagian besar bersifat kuantitatif, mak sulit untuk melakukan perencanaan jangka panjang. Penyebabnya adalah semua variabel yang mempengaruhi proses perencanaan tidak dapat diperkirakan secara akurat, karena lingkungan sosial-ekonomi dan teknologi yang terus berubah dan mempengaruhi stabilitas tujuan.
5. MBO membutuhkan ketterampil manajer dalam interaksi interpersonal,
Padahal, kebanyakan manajer mungkin tidak cukup terampil dalam interaksi interpersonal seperti pelatihan dan konseling, padahal ini sangat dibutuhkan.
6. Integrasi sistem MBO dengan sistem lain sangat buruk,
Salahsatu kelemahan MBO adalah integrasi dengan sistem lainnya yang buruk. Integrasi sistem MBO dengan sistem lain seperti proyeksi dan penganggaran dll, sangat buruk. Ini membuat fungsi keseluruhan dari semua sistem menjadi sulit.
7. Pencapaian sasaran kelompok lebih sulit.
Ketika tujuan dari satu department bergantung pada tujuan departemen lain, kohesi lebih sulit diperoleh. Sebagai contoh, departemen produksi tidak dapat menghasilkan kuota yang ditentukan apabila tidak disediakan cukup bahan baku dan personel.
Saran untuk Meningkatkan Efektivitas MBO
Agar dapat meningkatkan efektivtas MBO dalam suatu organisasi, maka Kukreja memberikan beberapa saran sbb;
1. Penting untuk mendapatkan dukungan dan komitmen manajemen puncak.
Tanpa komitmen ini, MBO tidak pernah benar-benar sukses. Manajer puncak dan karyawan harus menganggap diri mereka sebagai pemain tim tertentu. Ini berarti bahwa atasan harus rela melepaskan dan menopang otoritas yang diperlukan dengan karyawan.
2. Tujuan harus dirumuskan dengan jelas, harus realistis dan dapat dicapai.
Tujuan ini harus ditetapkan dengan partisipasi karyawan. Mereka harus dikomunikasikan dengan baik, memahami dengan jelas dan menerimanya.
3. MBO harus bekerja untuk keseluruhan manajemen dan seluruh organisasi,
MBO harus bekerja untuk keseluruhan manajemen dan seluruh organisasi bukan hanya pada proses divisi atau teknik penilaian kinerja. MBO merupakan tugas besar yang menggantikan sistem lama. Felix M.Lopex telah mengamati, ketika sebuah organisasi dikelola berdasarkan tujuan, maka menjadi berorientasi kinerja. Tumbuh dan berkembang, serrta menjadi bermanfaat secara sosial.
4. Tujuan harus ditinjau dan dimodifikasi secara terus-menerus,
Agar implementasi MBO efektif, maka tujuan harus ditinjau dan dimodifikasi terus-menerus, sesuai dengan perubahan kondisi Teknik peninjauan harus sedemikian rupa sehingga setiap penyimpangan dapat ditangkap lebih awal dan diperbaiki.
5. Semua personel yang terlibat harus diberikan pelatihan formal,
Dalam pelaksanaan MBO, semua personel yang terlibat harus diberikan pelatihan formal dalam memahami dasar-dasar serta isi program. Pendidikan tersebut harus mencakup cara menetapkan tujuan, metode pencapaiannya, metode ulasan dan evaluasi kinerja, serta ketentuan untuk memasukkan umpan balik yang mungkin diberikan.
6. MBO merupakan tugas besar.
MBO merupakan tugas besar yang mengacu pada prinsip-prinsip organisasi dan psikologis yang sehat. Oleh karena itu harus sepenuhnya diterima sebagai gaya manajemen dan harus disintesis sepenuhnya dengan kondisi organisasi. Semua personel yang terlibat harus memiliki pemahaman yang jelas tentang otoritas peran dan tujuan mereka. Sistem harus diserap sepenuhnya oleh semua anggota organisasi.
[1] Sonia Kukreja, (tanpa tahun), management by objectives