Browse By

KEBUTUHAN AKAN PENINGKATAN KETRAMPILAN SDM KEUANGAN KARENA KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN BISNIS AKIBAT PANDEMI

Pendahuluan

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari 4 tulisan sebelumnya dengan judul “Dampak pandemi covid-19 bagi organisasi bisnis”, ”Dampak pandemi covid-19 terhadap sistem kompensasi diorganisasi bisnis”, ”Dampak pandemi covid-19 terhadap finance function priorities & personnel challenges di organisasi bisnis”, & ” Dampak pandemi covid-19 terhadap organisasi bisnis: kebutuhan SDM keuangan dalam meningkatan ketrampilannya”. Keempat tulisan sebelumnya telah mengangkat tentang item pertama hingga kelima dari 7 item fokus yang dilakukan oleh Institute of Management Accountants/IMA dalam studinya. Studi tersebut di dilakukan teradap organisasi bisnis di lima negara: Cina, India, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat, tentang dampak pandemi pada fungsi keuangan, dengan fokus pada perubahan kepegawaian, kompensasi, dan keterampilan yang dibutuhkan (Lawson, 2020)[1]. Karena itu,  tulisan ini akan mengangkat item keenam & ketujuh dari hasil studi tersebut, yaitu Skills needed post-covid-19 & A time of uncertainty.

Skills needed post-covid-19

Sejumlah profesional di bidang keuangan prihatin tentang mempertahankan atau meningkatkan keterampilan mereka selama lingkungan bisnis yang menantang ini. Hasil survei menunjukkan bahwa keterampilan terkait manajemen & pengendalian biaya menjadi prioritas. Namun, yang mungkin lebih menarik adalah cakupan luas dari domain pengetahuan di mana responden telah bekerja untuk meningkatkan (dan berencana untuk meningkatkan) keterampilannya. Lebih dari 80% responden mengatakan bahwa ketrampilannya telah meningkat atau berencana untuk meningkatkan, dalam setiap keterampilan yang terdaftar, dengan pengecualian perencanaan pajak. Berbagai keterampilan ini semuanya merupakan bagian dari program CMA® (Certified Management Accountant), yang secara komprehensif mencakup keterampilan yang dibutuhkan oleh akuntan manajemen saat ini.

Namun, dalam masa ekonomi yang menantang ini, tidak cukup bagi karyawan untuk ingin meningkatkan keterampilan. Mereka juga membutuhkan sumber daya keuangan yang diperlukan untuk melakukannya. Hasil survei menjukkan bahwa 72% responden percaya bahwa perusahaan harus mendukung secara finansial untuk meningkatkan keterampilan karyawannya. Ini konsisten di semua negara dalam studi ini. Apa yang berbeda adalah dukungan aktual dari upaya peningkatan keterampilan. Secara keseluruhan, 49% pemberi kerja mendukung upskilling/reskilling karyawan. Ini bervariasi dari tertinggi 57% di China dan 55% di AS, hingga terendah 39% di UEA dan 45% di Arab Saudi.

Baca Juga:  STRATEGI MEMOTIVASI KARYAWAN DI TEMPAT KERJA

A time of uncertainty

Pandemi COVID-19 menghadirkan bisnis dengan tantangan yang tidak terlihat belakangan ini. Dampaknya global, & mempengaruhi setiap negara dan organisasi dari semua ukuran. Banyak fungsi keuangan telah dikurangi & otomatis mengurangi jumlah staf, atau mengurangi kompensasi staf. Lingkungan ekonomi saat ini menghadirkan tantangan untuk membiayai fungsi di beberapa tingkatan. Ini memerlukan pergeseran prioritas, dengan peningkatan penekanan pada manajemen risiko serta peramalan dan manajemen kas. Hal ini juga membutuhkan perhatian besar untuk memungkinkan staf bekerja dari rumah dan pada akhirnya kembali ke kantor dengan selamat.

Banyak profesional keuangan memiliki keprihatinan tentang perkembangan keahlian yang dibutuhkan di dunia pasca-pandemi. Sebagian besar bekerja untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam berbagai topik. Di dunia yang berubah dengan cepat ini, satu hal tetap konstan adalah profesional keuangan harus terus bekerja untuk meningkatkan keterampilan mereka, & terus berupaya untuk mempertahankan serta memajukan kariernya.

[1] Raef Lawson, PH.D., CMA, CSCA, CPA, 2020, The impact of covid-19 on the finance function