CARA INVESTOR DALAM MENGINTERPRETASIKAN LAPORAN ARUS KAS (Part 2)

Catatan penting tentang laporan arus kas
Berikut ini adalah beberapa catatan penting terkait dengan laporan arus kas, mengacu pada tulisan Modi (2017)[1], lanjutan dari artikel BAGAIMANA INVESTOR MENGINTERPRETASIKAN LAPORAN ARUS KAS .
1. Laba bersih tidak dikonversi menjadi uang tunai:
Penghasilan yang dianggap "berkualitas tinggi", adalah uang tunai dari aktivitas operasi, yang secara konsisten seharusnya lebih tinggi daripada laba bersih. Jika jumlahnya jauh lebih sedikit, maka harus dilakukan penelusuran mengapa sebagian besar laba tidak berubah menjadi uang tunai. Ini juga bisa menunjukkan uang tersebut terikat pada piutang dagang, yang artinya butuh waktu lama untuk menghasilkan uang dari penjualannya. Uang yang terikat dalam piutang (dan persediaan) tidak menghasilkan laba.
Jika kas dari aktivitas operasi kurang dari 30% dari laba bersih, maka dianggap terlalu berisiko untuk diinvestasikan karena gagal mengkonversi pendapatan yang dilaporkan menjadi uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan.
2. Aset yang buruk:
Sebuah perusahaan diharapkan menginvestasikan arus kas bebas (arus kas operasi dikurangi biaya modal dan biaya akuisisi) untuk aset yang akan mendorong pertumbuhan perusahaan. Investor harus waspada apabila perusahaan justru menyalurkan aliran kas bebas menjadi aset buruk seperti pinjaman dan uang muka. Investasi semacam itu biasanya penipuan, uang dapat diambil dari bisnis dalam bentuk pinjaman yang akan dihapuskan sehingga membuat perusahaan tidak dapat dipertahankan dalam jangka panjang.
3. Memanfaatkan biaya operasi:
Perusahaan terkadang memindahkan sesuatu dari biaya operasional ke neraca sebagai aset dan mendepresiasi (atau mengamortasinya) selama bertahun-tahun. Hal ini meningkatkan arus kas operasi karena beberapa biaya dialihkan ke aktivitas investasi. Untuk itu, investor harus waspada terhadap setiap kenaikan biaya modal yang disertai dengan peningkatan uang tunai secara proporsional dari aktivitas operasi, dan periksa lebih lanjut untuk memastikan bahwa tidak ada yang mencurigakan.
4. Mengklasifikasi inventaris sebagai investasi:
Biasanya, uang yang dibelanjakan untuk memperoleh atau memproduksi persediaan yang akan dijual kepada pelanggan menjadi bagian dari arus kas operasi. Tetapi ini sering dilaporkan dalam arus kas dari aktivitas investasi dan diamortisasi selama satu tahun. Investor perlu mengambil keputusan mengenai penilaian terhadap kesalahan klasifikasi tersebut, selain itu penting untuk mempertanyakan aliran keluar investasi besar dalam industri yang biasanya diklasifikasikan sebagai biaya operasi.
Kesimpulan
Kesimpulan ini diambil masih mengacu pada tulisan Modi (2017). Menurut Modi, pada dasarnya, tujuan bisnis adalah menghasilkan uang dari asetnya. Cara terbaik untuk menilai seberapa sukses suatu perusahaan adalah dengan membaca laporan arus kas mereka. Analisis sederhana dari laporan arus kas akan mengungkapkan laba yang dilaporkan merupakan laba nyata atau hanya gimmick saja. Hal ini juga memungkinkan investor untuk melihat ke mana arus kas bebas disalurkan, untuk mengantisipasi kemungkinan penipuan dan potensi kerugian. Investor cerdas tidak mau menggunakan EBITDA untuk mengukur kinerja perusahaan.
[1] Jimeet Modi, 2017, How to interpret a cash flow statement for Fundamental analysis in Investing?