EMPAT PENDEKATAN KEWIRAUSAHAAN YANG DAPAT DIGUNAKAN OLEH PEMIMPIN RS

Pendahuluan
Saat ini, organisasi pelayanan kesehatan dihadapkan dengan berbagai tantangan baik dari luar (kebijakan pemerintah, perubahan pasar, dll), maupun dari dalam. Agar tetap eksis dan menjadi lebih baik dan kompetitif, maka oranisasi pelayanan kesehatan harus mampu memberikan layanan kesehatan menjadi lebih cepat, sistematis, dan efisien. Menurut MacDonald (2011)[1], sangat penting untuk menggunakan pendekatan kewirausahaan di semua sistem yang tertanam dalam organisasi pelayanan kesehatan termasuk dokter, perawat, staf pendukung, dan administrasi.
Beberapa pendekatan kewirausahaaan yang dapat digunakan di RS
Konsep pertanggungjawaban harus mulai dilakukan oleh organisasi pelayanan kesehatan (termasuk RS) agar mampu meningkatkan kinerjanya. Setiap posisi dalam organisasi layanan kesehatan dapat dimintai pertanggungjawaban atas peran mereka. Staf frontline dapat diukur dengan mengumpulkan data yang akurat dan mengumpulkan pembayaran dari pasien. Ddokter dapat mengikuti standar produktivitas, dokumentasi, dan kepatuhan. Sedangkan administrator dapat memiliki standar kinerja dan tenaga pemasaran dapat diukur dengan pertumbuhan pangsa pasar.
Selama tujuan yang ditetapkan tetap konsisten dengan misi keseluruhan organisasi, standar akuntabilitas ini akan menciptakan sistem yang menempatkan organisasi dalam posisi yang sukses. Dalam konteks ini praktek kepemimpinan adalah yang terpenting. Kepemimpinan dapat menginspirasi dan memotivasi, sambil memastikan akuntabilitas. Pendekatan ini dapat menjadi resep kesuksesan organisasi pelayanan kesehatan.
Menurut MacDonald (2011), ada 4 pendekatan kewirusahawan yang dapat dipraktekkan di RS;
- Align organization with mission and vision.
Saat organisasi layanan kesehatan mengalami perubahan yang dinamis, maka organisasi itu harus dipimpin oleh para eksekutif yang dapat membawa kejelasan pada pesan organisasi secara keseluruhan (terkait dengan misi dan visinya). Para pemimpin harus menetapkan bagaimana organisasi akan beroperasi dan menunjukkan bagaimana mereka akan meminta pertanggungjawaban individu atas keberhasilan misinya. Semua misi ini harus berisi komitmen terhadap "pengalaman pasien". Karena sering kali selama perubahan dinamis dan tekanan ekonomi, titik fokus pada pasien berkurang.
- Establish an effective communication strategy.
Jenis keberhasilan kepemimpinan yang diuraikan di atas dapat dicapai dengan menciptakan strategi dan sistem komunikasi yang komprehensif. Setiap kali perubahan atau keputusan penting dibuat, semua anggota tim harus memahami dengan jelas peran mereka dalam logika di balik keputusan dan apa harapan secara keseluruhan. Taktik sederhana yang dapat diintegrasikan oleh pemimpin adalah mengakhiri setiap pertemuan dengan bertanya, "Siapa yang perlu mengetahui informasi ini?" dan "Bagaimana itu akan dikomunikasikan?" Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada yang tersingkir dan pertanggungjawaban tetap berjalan. Selama perubahan organisasi, kurangnya komunikasi, informasi yang salah atau kurangnya kejelasan tentang peran dan harapan akan menyebabkan inefisiensi dan gangguan dalam pelaksanaan perubahan.
- Gain buy-in from senior leaders.
Seperti hal lainnya, perubahan harus dimulai dari atas. Komunikasi yang jelas dan konsisten dari CEO sangat penting. Apabila karyawan melihat atau merasakan inisiatif ini tidak sepenuhnya didukung oleh pemimpin mereka, hal ini akan sering mengakibatkan kegagalan. Semua eksekutif harus mengarahkan tujuan pada arah yang sama dan jelas, serta memahami peran masing-masing dalam keberhasilan inisiatif ini.
- Demand accountability.
Menyiapkan alat dan pengukuran akuntabilitas, serta membandingkannya dengan standar yang ditetapkan dari pemimpin organisasi merupakan langkah penting dalam bagain proses. Hal ini dapat membuat karyawan tahu apa yang diharapkan dari mereka.
[1] David MacDonald, 2011, 4 Leadership Practices to Guide Hospitals Through Change