KESALAHAN DALAM STUDI KELAYAKAN & CARA MENGHINDARINYA

Pendahuluan
Rencana investasi dalam jumlah besar, harus didahului dengan studi kelayakan. Hal ini penting guna mengevaluasi secara independen rencana atau tindakan yang direncanakan, dan mengambil asumsi di baliknya, risiko yang dihadapinya dan peluang keberhasilannya. Studi kelayakan dibuat untuk menghindari keputusan investasi yang buruk, mencegah bisnis dari menargetkan pasar yang tidak ada dan untuk menandai risiko.
Tulisan ini akan menyajikan terkait berbaai kesalahan yang sangat mungkin terjadi dalam melakukan studi kelayakan.
Sepuluh kesalahan umum dalam studi kelayakan
Menurut Clarke and Kelleher[1], setidaknya terdapat 10 kesalahan dalam studi kelayakan yang paling umum dibuat oleh pengusaha, pemilik bisnis, dan eksekutif organisasi bisnis, yaitu; 1) Just Do It, 2) (Don’t) Do It Yourself, 3) Project Definition, 4) Scope, 5) Too Fast, 6) Wrong Team, 7) Bigger Is Not Always Better, 8) The Price is Right?, 9) Green Light/Red Light, & 10) Yes Men.
- Just Do It
Keputusan pertama (apakah akan melakukan studi kelayakan atau tidak) sering kali dibuat tanpa banyak pemikiran. Ini merupakan kesalahan besar. Umumnya semakin besar nilai investasi maka semakin kompleks proyek itu. Atau semakin besar konsekuensi kegagalannya maka semakin penting untuk melakukan studi kelayakan. Setiap usaha yang melibatkan investasi besar, banyak pemangku kepentingan, atau komitmen jangka panjang, memerlukan studi kelayakan.
Studi kelayakan sangat penting saat:
- Memulai investasi bisnis baru yang besar,
- Berinvestasi di segmen pasar atau produk baru,
- Mengubah fokus strategis atau pasar dari bisnis yang ada,
- Membuka fasilitas baru, kantor atau toko,
- Beralih dari bisnis kecil/mulai ekspansi atau investasi lainnya,
- Setiap pengembangan greenfield yang tidak menduplikasi fungsi bisnis yang ada,
- Menginvestasikan bagian penting dari kekayaan pribadi dalam bisnis sendiri,
- Berinvestasi dalam teknologi baru atau pendekatan operasi,
- Memperluas pasar atau wilayah yang tidak dikenal (di luar negeri),
- Memasuki segmen pasar yang sudah ramai atau sangat kompetitif.
Apabila ragu, tindakan yang paling aman adalah melakukan studi kelayakan. Biaya kegagalan karena tidak melakukan studi kelayakan akan jauh lebih tinggi daripada biaya dalam melakukan studi dan memutuskan kelayakan rencana investasi.
- (Don’t) Do It Yourself
Desainer, insinyur, penemu, dan CEO terikat dengan ide-ide mereka sendiri. Mereka mengabaikan masalah, dan percaya pada diri sendiri. Hal ini wajar saja. Itu adalah alasan mengapa investor luar, bankir, dan lainnya bersikeras untuk mendapatkan penilaian independen. Ketika perancang dan investor adalah satu orang yang sama, kecenderungannya adalah mencoba untuk memotong biaya dengan melakukan studi kelayakan mereka sendiri. Namun seringkali hasilnya sama sekali tidak berguna. Jadi, jangan lakukan studi kelayakan sendiri. Pekerjakan seorang profesional independen untuk melakukan studi kelayakan.
- Project Definition
Studi kelayakan hanya berguna apabila memberikan jawaban pasti untuk pertanyaan-pertanyaan spesifik. Pertanyaan seperti “Bisakah kita membangun resor di sini?” mungkin menarik, tetapi tidak cukup spesifik untuk membenarkan investasi dalam studi kelayakan. Sedangkan, pertanyaan "Bisakah kita membangun resor ramah lingkungan seluas 30.000 - 50.000 kaki persegi untuk pasangan antara usia 25 dan 50?" maka akan jauh lebih dekat. Sebelum melakukan studi kelayakan, pastikan baha rencana investasi telah dipersempit ke tingkat detail yang masuk akal.
- Scope
Studi kelayakan yang tepat harus dibatasi ruang lingkupnya. Apakah ini studi kelayakan teknis atau rekayasa murni, atau studi kelayakan ekonomi atau pasar? Apakah masalah hukum dan operasional dipertimbangkan? Bagaimana dengan jadwal, sumber daya, faktor budaya, dan pembiayaan? Studi teknis berfokus pada masalah teknis dan membutuhkan pengetahuan teknis khusus seperti: Apakah lahan memiliki drainase yang memadai?
Studi pasar atau ekonomi adalah hal yang berbeda. Di sini fokusnya jauh lebih luas, pengalaman serta metodologi yang baik jauh lebih penting daripada keahlian teknis. Studi pasar atau ekonomi menanyakan jenis-jenis pertanyaan berikut:
- Segmen pasar apa yang sesuai, dan bagaimana ini didefinisikan?
- Seberapa besar segmen pasar ini ? (dalam hal jumlah orang dan potensi pendapatan per orang)
- Siapa dan di mana pesaing? Apa kekuatan dan kelemahan mereka? Bagaimana rencana investasi yang akan dilakukan bisa membedakan diri untuk mengeksploitasi kelemahan ini?
- Apa tren regulasi, lingkungan, sosial, politik, atau lainnya yang ada dan bagaimana hal ini akan memengaruhi rencana investasi dalam jangka pendek dan jangka panjang?
- Apa pendapatan inti untuk bisnis dan aliran pendapatan tambahan apa yang mungkin diperoleh?
- Apakah pasar primer cukup besar untuk menjadikan usaha yang direncanakan mencapai keuntungan? Bagaimana dengan pasar sekunder dan tersier?
[1] Andrew Clarke and Rory Kelleher, (tanpa tahun), Common Feasibility Study Mistakes and How to Avoid Them