BERBAGAI MASALAH TERKAIT MAKANAN RS

Pendahuluan
Layanan makanan di RS harus menjadi bagian dari proses pemberian layanan kesehatan untuk kesembuhan pasien. Karena itu, cara makanan RS diambil, dibeli, disiapkan, dan disajikan harus terus diubah untuk menjadi lebih baik. Beberapa RS bahkan telah mulai melakukan upaya dalam menyajikan makanan sehat. Walaupun berbagai upaya terus dilakukan oleh unit layanan makanan RS, namun tetap saja masih ditemui sejumlah permasalahan.
Menurut Murphy (2017)[1], ada sejumlah masalah terkait makanan RS, yaitu; 1) patient food experience, 2) food as medicine, 3) culturally sensitive food, 4) local and fresh food, & 5) retail food in hospitals. Pendapat Murphy tersebut berangkat dari hasil penelitiannya di Kanada. Pada tulisan ini akan membahas poin 1 hingga 3 dari permasalahan yang diungkapkan oleh Murphy tersebut.
Patient Food Experience
Ada pemahaman yang meningkat bahwa pasien membutuhkan makanan bergizi dan menarik yang rasanya enak agar mereka mau makan, mendapatkan kembali kekuatan, dan sembuh. Informan mencatat bahwa pasien menghargai makanan, ingin menjadi lebih sehat, dan menginginkan kontrol atas pengalaman makanan mereka. Makanan di RS dapat berperan dalam rutinitas harian pasien. Banyak informan mendukung gagasan menu RS dengan penawaran menarik dan sehat. Bergantung pada jenis pasien, dan mengingat lama tinggal yang relatif singkat di RS, orang yang diwawancarai menyatakan dukungan untuk melayani makanan pasien yang akan mereka nikmati, dan itu akan mempercepat pemulihan bagi pasien dan pengalaman positif.
Makanan bergizi yang rasanya enak juga dapat mempengaruhi pengalaman & kepuasan pasien. Selain itu juga berkontribusi pada perasaan kesejahteraan dan harapan pasien secara keseluruhan dalam pemulihannya. Sebuah laporan oleh Saskatchewan Health Quality Council, berdasarkan data survei pengalaman pasien perawatan akut dari 2009 hingga 2012, menemukan bahwa pasien empat kali lebih mungkin menilai RS mereka sebagai "10 dari 10 – RS terbaik" dengan menilai kualitas makanan (rasa, suhu, variasi). RS secara teratur menilai kepuasan pasien dengan makanannya, melalui survei. Orang yang diwawancarai menunjukkan ada kebutuhan untuk survei kepuasan makanan pasien yang terbukti digunakan di seluruh wilayah atau di seluruh negara, untuk mendapatkan umpan balik pasien, menentukan praktik terbaik, dan patokan lebih luas.
Food as Medicine
Sebagai organisasi yang didedikasikan untuk kesehatan dan penyembuhan, RS harus membuat model penyediaan makanan & lingkungan yang sehat & bergizi untuk mem-bantu pasien sembuh. Mayoritas informan mencatat bahwa “makanan adalah obat.” Beberapa orang yang diwawancarai juga menunjukkan bahwa staf layanan makanan ingin menjadi bagian dari tim perawatan pasien interdisipliner, seperti ahli gizi dan perawat.
Makanan & gizi yang baik di RS sangat diperlukan. Penelitian telah menunjukkan bahwa pasien yang kekurangan gizi tinggal 2-3 hari lebih lama di RS daripada pasien yang bergizi. Pasien malnutrisi berisiko lebih tinggi untuk masuk kembali dalam 30 hari. Malnutrisi tidak hanya merugikan kesehatan mereka, tetapi juga menimbulkan biaya yang tidak perlu bagi sistem perawatan kesehatan. Sejumlah informan menanggapi prevalensi dan bahaya malnutrisi di antara pasien, dan menunjukkan keinginan kuat untuk mengatasi risiko ini melalui makanan yang sesuai, menarik, dan bergizi.
Culturally Sensitive Food
Seiring dengan kewajiban untuk meningkatkan kualitas gizi dan sensorik makanan di RS, ada juga kebutuhan akan makanan yang sesuai dengan budaya. Menyediakan makanan yang familiar & dapat diterima oleh berbagai kelompok merupakan tanda penghormatan, & akan membantu meningkatkan kepuasan pasien dan mengurangi pemborosan. RS daerah Toronto mengoperasikan salah satu dapur Cina terbesar di Kanada untuk memenuhi preferensi makanan dari sebagian besar populasi pasiennya. Baycrest, fasilitas perawatan geriatri di Toronto, mengoperasikan salah satu dapur halal terbesar di Kanada. Selain itu, produsen dan distributor makanan berupaya lebih besar untuk mencari, menyiapkan, dan menyediakan makanan yang sesuai dengan budaya.
Penyediaan makanan yang sesuai dengan budaya juga sangat signifikan bagi masyarakat adat. Makanan tradisional, termasuk daging, ikan, & buah beri penting dari sudut pandang budaya, spiritual, dan gizi, dan dikaitkan dengan profil lemak, karbohidrat, dan nutrisi yang bermanfaat. Menurut Alberta Regional Report 2013 dari First Nations Food of the First Nations Food, Nutrition & Environment Study, makanan tradisional aman & sehat untuk dimakan. Sebuah penelitian serupa di British Columbia menemukan bahwa saat mengonsumsi makanan tradisional, mereka memiliki asupan harian yang lebih tinggi dari nutrisi yang penting untuk penyembuhan, seperti protein, vitamin D, zat besi, & seng.
[1] Tracy Murphy, 2017, Role of food in hospitals