TIGA INISIATIF DALAM MENGELOLA BIAYA DAN KUALITAS PEMBERIAN LAYANAN KESEHATAN
Pendahuluan
Reformasi layanan kesehatan memicu organisasi pelayanan kesehatan untuk menghasilkan peningkatan kualitas layanan dan penurunan biaya. Hal ini tentunya sangat membutuhkan perubahan yang signifikan terhadap cara organisasi pelayanan kesehatan beroperasi. Berbagai inisiatif dilakukan manajemen organisasi pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kualitas biaya maupun kualitas pemberian perawatan. Salahsatu inisiasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan analitik klinis dalam pengumpulan data, sehingga manajemen dapat memperoleh pengetahuan yang mereka butuhkan untuk menjawab banyak pertanyaan terkait pemberian perawatan.
3 Healthcare Initiatives That Need Clinical Analytics
Menurut sebuah tulisan dalam situs www.healthcatalyst.com, langkah selanjutnya bagi organisasi pelayanan kesehatan di AS dalam menggunakan analitik klinis untuk membantu mencapai kesuksesan adalah dengan tiga inisiatif kesehatan berikut;
- Shift from fee-for-service reimbursements to value-based purchasing
Hingga 2010, ketika Affordable Care Act menetapkan Hospital Value-Based Purchasing Program, RS di AS menerima pembayaran berdasarkan volume perawatan yang mereka berikan. Program penggantian biaya layanan ini dalam beberapa kasus mendorong penggunaan layanan kesehatan yang berlebihan tanpa harus meningkatkan hasil perawatan. Karena itu, setelah bertransisi menjadi pembayaran berbasis nilai, menjadikan tantangan tersendiri bagi organisasi pelayanan kesehatan di AS. Ini merupakan model pembayaran yang memberikan klaim terhadap penurunan biaya dan peningkatan kualitas. Agar berhasil, dibutuhkan analitik klinis untuk mengakses data dalam memahami bagaimana sistem membandingkan banyak ukuran kualitas klinis dan biaya yang terkait dengan pemberian perawatan.
Tantangan untuk beralih pada pembayaran berbasis nilai mungkin tampak luar biasa. Tetapi dengan menggunakan analisis klinis yang ditarik dari pengumpulan data oleh gudang data perusahaan (enterprise data warehouse/EDW), organisasi pelayanan kesehatan mungkin dapat memenuhi tantangan ini. Secara khusus, analitik klinis memungkinkan organisasi pelayanan kesehatan untuk melakukan hal berikut, yaitu: 1) Mengurangi pemborosan, 2) Meningkatkan margin, 3) Meningkatkan kinerja, 4) Merampingkan operasional, 5) Melacak ukuran kualitas, 6) Berhasil dalam pengaturan shared savings, & 7) Memahami gambaran lengkap tentang struktur biaya
- Accountable care organizations (ACOs)
Transformasi layanan kesehatan memiliki jalan yang panjang dalam pengurangan biaya dan peningkatan kualitas. Ini merupakan perjalanan yang tidak mudah tetapi sangat penting untuk meningkatkan kesehatan dan mengekang meningkatnya biaya perawatan kesehatan. Dengan menggunakan analitik klinis, penyedia dan pembayar memiliki peluang terbesar untuk tidak hanya selamat dari reformasi layanan kesehatan, tetapi juga berkembang. Accountable care organizations (ACOs) adalah inisiatif kesehatan lain yang mendorong kelompok penyedia untuk secara sukarela memberikan perawatan terkoordinasi yang berkualitas tinggi kepada populasi pasien. Konsep ACO masih terus berkembang, tetapi biasanya kelompok penyedia termasuk dokter, RS, rencana kesehatan, dan lain-lain.
Perawatan terkoordinasi yang ditawarkan ACO dirancang untuk memberikan pasien jenis perawatan yang tepat tanpa menambahkan biaya tambahan. ACO dapat menghindari biaya tambahan dengan layanan yang terbukti manfaat dan ini perubahan signifikan dari fee-for-service. Selain itu, ACO sangat memperhatikan orang sakit kronis menerima perawatan yang tepat. Untuk penyedia yang bekerja di ACO, sangat penting untuk fokus pada opsi perawatan kesehatan preventif serta memberikan perawatan kepada yang sakit. Dengan ACO, saat ini ada imbalan keuangan yang lebih besar untuk mencegah penyakit daripada mengobati mereka yang sudah sakit. Perawatan pencegahan bersama dengan fokus baru pada penggunaan terapi yang terbukti secara klinis dan efektif dapat meningkatkan pemberian perawatan.
- Value-based insurance design (VBID)
Perubahan besar-besaran yang terjadi dalam layanan kesehatan memerlukan model perawatan inovatif dari penyedia dan pembayar. Salah satu model baru yang diterapkan di AS adalah value-based insurance design (VBID). Dasar VBID adalah penyedia layanan dengan biaya yang relative meningkat untuk populasi pasien spesifik sejak dini dalam perawatan mereka untuk mengurangi biaya perawatan di kemudian hari. Misalnya, salah satu tujuan RS untuk menargetkan lama rawat inap setelah operasi usus buntu sebagai peluang utama untuk peningkatan kualitas dan keuangan. Tim frontline menggunakan analitik data klinis untuk menemukan dokter dengan meresepkan banyak jenis antibiotik untuk operasi usus buntu. Namun, saat menelusuri data hasil, mereka menemukan bahwa adanya antibiotik khusus dan mahal secara signifikan mengurangi lama rawat inap.
Saat RS berusaha memangkas biaya, maka meresepkan pengobatan yang lebih mahal tampaknya tidak logis, kecuali ada data berbasis bukti yang mampu menggambarkan keseluruhan biaya. Dengan menggunakan analisis klinis dan dasbor yang mudah dipahami, dokter dapat menggunakan data real time untuk menemukan perawatan berdasarkan praktik terbaik dan hasil terbaik.