MENJAGA STABILITAS KEUANGAN RS

Pendahuluan
Stabilitas keuangan suatu organisasi bisnis dikatakan baik, apabila organisasi tersebut kuat dan tahan terhadap berbagai gangguan ekonomi. Stabilitas keuangan merupakan suatu hal yang harus terus dipertahankan dalam organisasi bisnis manapun, tak terkecuali RS. Karena itu, manajemen RS harus berjuang agar tetap dapat bertahan di tengan tekanan finansial saat ini.
Kerry Watson (dalam Swensen, 2017[1]), presiden dan CEO di Watson Healthcare and Management Solutions, menawarkan beberapa saran mengenai cara untuk mencapai kesuksesan dalam keuangan. Berikut ini akan dijelaskan 3 dari 6 hal terkait upaya upaya mencapai stabilitas keuangan menurut Kerry Watson, yaitu;
- Take the time to understand what’s going on
- Happy staff, happy hospital
- Size matters, but it doesn’t have to
Take the time to understand what’s going on
Kerry menerapkan aturan sederhana pada layanan konsultasinya sendiri, yaitu “Jangan pernah menutup mata dan mulai buat perubahan di RS”. Nasihat ini berlaku bagi para pemimpin layanan kesehatan yang berupaya meningkatkan aktivitas operasional di RS-nya. Kerry menyarankan untuk menggali lebih dalam sejarah di mana sebuah RS telah berada untuk mengambil tindakan dan informasi ke depan.
Menurut Kerru, manajemen harus memahami dengan jelas apa yang telah dilakukan, apa yang menyebabkan komplikasi dan hal-hal apa yang dilewatkan dalam proses pembuatan rencana yang komprehensif. Hal ini penting untuk dilakukan. Apabila tidak dilakukan maka sasaran tidak akan diketahui dan hasilnya tidak akan lebih baik.
Happy staff, happy hospital
Setiap RS memiliki budaya yang unik. Kerry menyampaikan bahwa masalah yang kerap terjadi adalah staf yang tidak bahagia. Itulah sebabnya ketika Kerry memberikan konsultasi kepada suatu RS, hal pertama yang dilihatnya adalah skor kepuasan karyawan dan kekhawatiran staf yang mendasarinya. Jika semangat kerja rendah dan turnover tinggi, itu adalah pertanda masalah.
Kerry menyampaikan bahwa ketika budaya kerja buruk, karyawan tidak akan melangkah dan melakukan apa yang harus mereka lakukan. Sebagai sebuah bisnis, RS dapat kehilangan sebanyak 25 hingga 35 persen efisiensi operasional jika staf tidak bahagia dan tidak bekerja pada kinerja terbaiknya. Karena belum pernah melihat perpindahan RS dari situasi keuangan negatif ke situasi positif tanpa menangani staf yang tidak bahagia. Kerry menyampaikan bahwa RS tidak bisa mendapatkan pasien yang bahagia dan operasional yang efisien dengan staf yang tidak bahagia.
Size matters, but it doesn’t have to
RS terpencil yang lebih kecil, cenderung harus berjuang lebih dari fasilitas yang berada di perkotaan. Mengapa berbeda? RS yang lebih besar memiliki beberapa keuntungan yang tidak dimiliki oleh RS yang lebih kecil. RS besar memiliki kompleksitas lingkungan yang lebih besar, sehingga dapat menggunakan lebih banyak sumber daya dan variasi pilihan yang lebih luas. Hal ini dapat memungkinkan pemulihan yang lebih kuat dari tekanan finansial.
Pada RS kecil, margin yang didapat sangat tipis, terutama ketika ada campuran pembayar 80% dari Medicaid/Medicare (seperti BPJS di Indonesia). RS yang lebih kecil memiliki ketahanan yang lebih rendah, sehingga harus bekerja pada efektivitas maksimum.
[1] Jen Swensen (contributor), 2017, Six tips for hospitals on moving toward financial stability