Pendahuluan

Tekanan terhadap RS dan sistem kesehatan secara umum, saat ini terfokus pada usaha untuk mengurangi biaya sambil meningkatkan kualitas dan mempertahankan tenaga kerja terbaik. Untuk mengantisipasi berbagai tantangan keuangan, pada Becker's Hospital Review 9th Annual Meeting 11 April, sekelompok panelis membahas berbagai tantangan yang dihadapi organisasi pelayanan kesehatan (termasuk RS), serta strategi untuk mengatasinya (Gooch, 2018)[1]. Keterlibatan karyawan juga dibahas dalam pertemuan tersebut.

Tulisan ini akan mengacu pada tulisan  Gooch (2018), yang membahas mengenai tantangan keuangan RS & organisasi pelayanan kesehatan.

Empat Tantangan keuangan yang dihadapi RS

Menurut Gooch (2018), yang mengacu pada  hasil Becker's Hospital Review 9th Annual Meeting, ada 4 tantangan keuangan yang dihadapi RS yaitu; 1) Recruiting and retaining physicians, 2) Driving revenue growth amid competition, 3) Revenue cycle challenges, & 4) Employee engagement with respect to financial challenges

1. Recruiting and retaining physicians.

Menurut Esther Desimini (vice president and administrator of Riverside Tappahannock/Va. Hospital, hal ini merupakan tantangan bagi fasilitas pelayanan kesehatan di daerah yang jauh dari kota, apabila dikaitkan dengan struktur biaya. Tantangannya adalah bagaimana kita dapat menjaga pasien tetap puas dan kami layak secara finansial. Hal ini merujuk pada organisasinya, yang merupakan satu-satunya penyedia layanan kesehatan di daerah yang jauh dari kota. Dia juga mencatat tantangan dalam merekrut dokter ke daerah yang lebih terpencil.

2. Driving revenue growth amid competition.

Wilayah Montana SCL Health, yang mencakup St. Vincent Healthcare di Billings, Mont., mengatasi persaingan di bidang ini dengan berinvestasi di lini layanan untuk memacu pertumbuhan pendapatan. Michael Skehan (COO of Broomfield, Colo.-based SCL Health's Montana Region), mengatakan organisasinya telah menemukan berbagai strategi sukses untuk pertumbuhan pendapatan, termasuk mempertimbangkan cara-cara baru dalam melakukan pekerjaan atau program/layanan tambahan, dan memastikan cara nyata untuk mengukur kesuksesan.

3. Revenue cycle challenges.

Organisasi layanan kesehatan dipaksa untuk lebih mengandalkan pendapatan dari pasien karena meningkatnya popularitas “high-deductible health plans”. Artinya, organisasi pelayanan kesehatan harus lebih fokus pada bagaimana mereka mengumpulkan uang dari pasien untuk memaksimalkan penggantian. Jeff McHugh (senior vice president of sales at Zotec Partners, a revenue cycle management and practice management solutions provider), percaya bahwa terdapat pendekatan untuk mengatasi masalah ini dengan teknologi. Secara keseluruhan, sistem kesehatan harus memperhatikan otomatisasi dan menggunakan analitik yang dapat memberikan informasi lebih baik untuk meningkatkan siklus pendapatan.

Keith Siddel, PhDc, JD (vice president of revenue cycle management at King of Prussia, Pa.-based Universal Health Services), juga menyebutkan bahwa teknologi dan otomatisasi adalah cara untuk mengatasi tantangan siklus pendapatan. Otomatisasi ini bukan hanya untuk kepentingan teknologi, sehingga harus dilakukan dengan cara yang benar, dan harus ada pengembalian investasi.

4. Employee engagement with respect to financial challenges

Keterlibatan karyawan untuk mengantisipas tantangan keuangan sangat penting. Menurut Chuck Whinney (financial strategy director of healthcare at enterprise software provider Infor), jika sistem kesehatan dapat memiliki analisis seputar biaya dan hasil yang berkualitas, karyawan dapat lebih terinformasi dan membuat keputusan yang lebih baik, sehingga dapat mengarah pada gambaran keuangan yang lebih baik bagi organisasi. Mengenai keterlibatan karyawan dengan pengalaman pasien, Ms. Desimini mengatakan bahwa organisasinya meminta staf untuk bertanggung jawab atas masalah yang dihadapi pasien saat melakukan perawatan. Keterlibatan karyawan dan pengalaman pasien berjalan beriringan dalam membantu meningkatkan keuangan organisasi.