Browse By

TAHAPAN IMPLEMENTASI KONSEP AKUNTANSI BIAYA DI RS DALAM MENGHASILKAN INFORMASI UNIT COST PERLAYANAN SECARA BERKALA (Part 1)

Oleh; Tubagus Raymond

Pendahuluan

Perhitungan unit cost (UC) di RS sering dianggap terlalu sulit, mahal atau memerlukan banyak sumber daya. Namun, seiring dengan perkembangan, saat ini RS dihadapkan dengan perubahan signifikan dan tekanan untuk menurunkan biaya pelayanan kesehatan. Karena itu, orientasi manajemen RS seharusnya mulai difokuskan & diprioritaskan pada implementasi akuntansi biaya”. Walaupun kenyataannya, menurut Imus (2014)[1], hampir 50% organisasi yang berjalan tanpa sistem akuntansi biaya.  

Organisasi pelayanan kesehatan perlu menghubungkan biaya dengan hasil, untuk secara efektif menyeimbangkan antara pelayanan pasien yang berkualitas dengan biaya yang masuk akal. Karena itu, RS sudah seharusnya untuk mulai menerapkan konsep akuntansi biaya. Masih menurut Imus (2014), tanpa sistem akuntansi biaya yang kredibel, RS memiliki keterbatasan dalam mengidentifikasi pemicu biaya, menerapkan dan melacak peluang pengurangan biaya, & memanfaatkan penganggaran fleksibel.



Untuk membantu RS dalam melakukan implementasi konsep akuntansi biaya, tulisan ini akan memaparkan beberapa hal berikut; 1) akuntansi biaya & metode ABC, 2) Identifikasi struktur & SDM akuntansi di RS saat ini, 3) Usulan struktur & SDM RS untuk penerapan akuntansi biaya, 4) pentahapan dalam melakukan perhitungan UC perlayanan, dll.

Akuntansi biaya & metode ABC

Sistem akuntansi biaya merupakan sistem untuk mencatat, menganalisis, dan mengalokasikan biaya untuk layanan individual yang diberikan kepada pasien (misalnya, obat-obatan, prosedur, tes, dan ruang). Organisasi tanpa sistem akuntansi biaya bergantung pada metode dasar seperti ratio-of-cost-to-charge, yaitu mengumpulkan tarif sesuai kode INA CBGes-nya. Dengan teknologi saat ini untuk mengidentifikasi data biaya spesifik pasien, metode alokasi yang paling kredibel adalah dengan menggunakan activity based cost (ABC).

Metode ABC sangat tepat digunakan pada era ”konsentrasi biaya” RS saat ini. Kebutuhan manajemen untuk memperoleh informasi  unit cost yang akurat, sangat tepat apabila menggunakan metode ABC (lihat tulisan tentang; SISTEM BIAYA BERBASIS ABC DI RS Part 1 & Part 2).

Baca Juga:  INFORMASI WORKSHOP MENGHITUNG UNIT COST LAYANAN RUMAHSAKIT DENGAN METODE ABC

Identifikasi terhadap struktur & SDM akuntansi di RS saat ini.

Orientasi manajemen di banyak RS Indonesia saat ini, masih terfokus pada akuntansi keuangan. Hal ini dapat dimaklumi karena kebutuhan akan adanya informasi laporan keuangan setiap tahunnya. Karena itu, akuntansi & keuangan RS masih banyak terfokus pada bagimana menyajikan laporan keuangan secara berkala. Padahal, laporan keuangan bersifat global dan tidak mengidentifikasi biaya perunit sebagai dasar untuk mulai menghitung unit cost.

Orientasi manajemen seperti dijelaskan sebelumnya, menjadikan area akuntansi di banyak RS saat ini kearah akuntansi keuangan. Porsi akuntansi biaya atau akuntansi manajemen sangat kecil. Bahkan di RS tipe C (RSD) akuntansi hanya masuk sebagai “akuntansi & verifikasi” yang berisi 1 orang staf. Implementasi struktur dan SDM di RS pemerintah milik DEPKES mungkin lebih baik dari RS lainnya. Namun, hal ini tentunya membutuhkan tambahan SDM. Berikut ini adalah struktur & SDM di salahsatu RS milik  DEPKES;

  1. Urusan unit cost ( 1 orang),
  2. Urusan tarif (1 0rang),
  3. Urusan verifikasi pendapatan ( 1 orang),
  4. Urusan verifikasi biaya bahan dan alat medis (2 orang),
  5. Urusuan laporan manajemen (1 orang).

Perhitungan unit cost merupakan pekerjaan yang cukup menyita waktu, karena dilakukan mulai dari proses merekap data hingga perhitungan. Agar proses perhitungan UC dengan metode ABC dapat dilakukan di RS, maka penggunaan ”software khusus” mutlak dilakukan.

 


[1] Steve Imus, 2014, Healthcare cost accounting: 8 strategies to streamline implementation and quickly achieve measurable results