STUDY TENTANG MEAL DELIVERY PROGRAMS DI RS AMERIKA SERIKAT
Pendahuluan
Mengurangi tingkat re-admisi merupakan aspek penting dari program jaminan kesehatan untuk RS di negara manapun (seperti BPJS di Indonesia). Karena, tingkat re-admisi yang rendah bukan hanya merupakan tanda dari kualitas pelayanan yang lebih tinggi, tetapi juga kunci untuk memiliki lebih banyak tempat tidur untuk menerima pasien baru, serta memungkinkan fasilitas untuk memaksimalkan sumber daya dan keuntungannya.
Salah satu faktor utama yang mendorong pemulihan pasien lebih cepat adalah nutrisi. Manajemen layanan makanan dapat secara langsung mempengaruhi tingkat re-admisi melalui manajemen nutrisi yang efektif, tidak hanya selama pasien tinggal di RS tetapi juga setelah pasien dipulangkan.
Home meal delivery programs
Dalam sebuah tulisan di situs https://blog.cambro.com, menyoroti 3 hal dalam home meal delivery programs di AS, yaitu;
- Think Nutrition and Flavor
RS sangat memperhatikan pentingnya nutrisi, rasa, dan penyajian makanan. Karena itu, semakin banyak RS mempekerjakan koki untuk secara eksklusif merencanakan dan merancang menu restoran yang mengesankan bagi pasien. Koki yang terampil dapat menggubah makanan menjadi hidangan yang lezat dan bergizi, dengan tetap memenuhi pedoman diet. Nutrisi untuk pasien selama perawatan dapat dikelola RS, namun berbeda saat pasien sudah pulang. Banyak pasien tidak mengikuti pedoman diet yang sama di rumah, sehingga dapat menunda waktu pemulihan dan akan meningkatkan tingkat re-admisi di RS.
- Nutrition Delivered
RS dapat mengurangi tingkat re-admisi dengan bermitra dengan penyedia layanan makanan, yang dapat menyiapkan dan mengantarkan makanan ringan serta bergizi yang sudah jadi ke rumah pasien yang baru saja pulang. Tiga kali makan berat dan dua makanan ringan dikirimkan masing-masing untuk periode waktu setelah kebutuhan diet pasien. Peserta biasanya dimonitor terkait tingkat re-admisi.
Lee Memorial Health System di Florida memulai program Flavour Harvest pada tahun 2014, dengan menyediakan tiga kali porsi makan dan makanan ringan untuk pasien yang memenuhi kriteria klinis tertentu. Hal ini dijadwalkan dalam percobaan enam bulan. Pada tahun 2015 program ini diperluas karena keberhasilannya. Makanan dikirimkan seminggu sekali selama empat minggu, dan nutrisi disesuaikan berdasarkan kesehatan pasien. Dalam enam bulan terlihat bahwa tingkat re-admisi hanya sekitar 17% di antara peserta ini, dibandingkan dengan 28% tingkat re-admisi di antara pasien yang serupa. Lee Memorial Health System memperkirakan bahwa perluasan program ini di seluruh negara bagian akan menghemat sistem $ 1,5 juta per tahun, bahkan setelah memperhitungkan biaya program.
Eskenazi Health di Indiana bermitra dengan Meals on Wheels dalam mengurangi tingkat re-admisi dari tingkat 22% menjadi 8% di antara peserta program makan mereka. Sedangkan Steward Health Care di Massachusetts juga telah meluncurkan program makanan untuk mengurangi 30 hari readmissions.
- Better Outcomes
Mengurangi tingkat re-admisi akan menghemat uang bagi RS, sambil meningkatkan kualitas perawatan. Program-program ini jelas memiliki potensi untuk menawarkan hasil yang saling menguntungkan bagi pasien dan RS.
Hasil penetian terkait Meal delivery programs (Buzalka, 2018)[1]
Penelitian Buzalka (2018), menunjukkan bahwa kunjungan gawat darurat & rawat inap yang lebih sedikit, serta pengeluaran medis yang lebih rendah adalah kemungkinan manfaat dari inisiatif makanan siap saji untuk pasien yang rentan gizi. Program pengiriman makanan yang menargetkan pasien keluar dan rawat jalan telah mendapatkan daya tarik baru-baru ini, meskipun beberapa RS telah menerapkan inisiatif tersebut bertahun-tahun yang lalu.
Saat ini, sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Health Affairs menambahkan beberapa argumen untuk program-program tersebut dengan menyediakan hubungan antara meal delivery programs dan pengurangan kunjungan departemen gawat darurat, rawat inap dan pengeluaran medis secara keseluruhan. Studi ini mengukur dampak dari dua jenis program makan pada orang dewasa yang memenuhi syarat untuk Medicare dan Medicaid di AS, serta untuk mereka yang mengalami kesulitan dalam memenuhi nutrisi untuk dirinya sendiri. Satu kelompok dari subyek ini menerima makan siang, makan malam dan makanan ringan selama lima hari yang disesuaikan dengan kebutuhan medis masing-masing, yang dikirim seminggu sekali. Sementara kelompok kedua menerima pengiriman makan siang dan makan malam yang lebih umum namun masih sehat dan serupa dengan yang disediakan oleh program Meals on Wheels.
Diikuti selama periode 18 bulan, penggunaan layanan kesehatan dari masing-masing kelompok dibandingkan dengan kelompok pembanding. Salahsatu hasil dari penelitian tersebut adalah: Mereka yang mendapat makanan yang disesuaikan secara medis memiliki 70% lebih sedikit kunjungan ke unit gawat darurat dan memiliki kurang dari setengah jumlah rawat inap di RS. Sementara mereka yang mendapatkan layanan meal delivery yang kurang disesuaikan, masih menunjukkan peningkatan, yaitu dengan 44% lebih sedikit kunjungan ke unit gawat darurat, 12% lebih sedikit rawat inap di RS.
Penelitian ini menemukan bahwa bahkan dengan menyediakan makanan gratis pun dapat menghemat biaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan, setidaknya $10 per orang per bulan. Sementara program yang menargetkan makanan untuk kebutuhan medis individu tertentu dapat menghemat lebih dari $200 per bulan per orang.
[1] Mike Buzalka, 2018, Study: Meal delivery programs may cut overall healthcare costs