SOLUSI DALAM MENGENDALIKAN BIAYA DI ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN (Part 1)
Pendahuluan
Perkembangan organisasi pelayanan kesehatan saat ini menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan akan mulai melambat. Namun, untuk mencapai kinerja keuangan melalui peningkatan keuntungan, masih sangat mungkin. Seperti diketahui bahwa keuntungan merupakan selisih antara pendapatan dan biaya. Hal ini berarti bahwa pendapatan bukan satu-satunya factor yang mempengaruhi keuntungan. Masih ada factor biaya. Terkait perubahan sisi pendapatan, sudah saatnya manajemen RS untuk mengelola sisi biaya melalui efesiensi dan pengendalian biaya. Mengelola supply chain, variasi, dan manajemen tenaga kerja merupakan aspek penendalian biaya.
Menurut laporan dari Moody's Investors Service (dalam Brown & Hansmann, 2018[1]), median margin operasi RS di AS turun menjadi hanya 2,7 persen pada tahun fiskal 2016, dan biaya operasional tumbuh lebih cepat (7,5 persen) daripada pendapatan operasi (6,6 persen). Karena itu, untuk mengatasi hal ini, organisasi pelayanan kesehatan perlu mengubah model bisnis untuk memasukkan fokus pada biaya. Terkait hal tersebut, dalam tulisan Brown & Hansmann (2018), menyajikan beberapa hal, yaitu; 1) The Role of Operating Expenses in the Healthcare Cost Problem, 2) Five Ways to Control Operating Expenses, & 3) Recognizing the Healthcare Cost Problem Is the First Step Toward Solving It. Ketiga hal tersebut akan disajikan dalam tulisan dibawah ini.
The Role of Operating Expenses in the Healthcare Cost Problem
Berbagai kebijakan eksternal secara tidak langsung akan meminimalisasi kontrol organisasi pelayanan kesehatan atas pendapatan. Tetapi manajemen organisasi pelayanan kesehatan dapat melakukan control terhadap aktivitas internal mereka seperti biaya, yang mencakup semua biaya perawatan pasien: tenaga kerja, persediaan, utilitas, peralatan, bangunan, properti, dan modal. Beberapa item biaya dibawah ini, mendorong masalah biaya saat ini, yaitu:
- High Labor Costs; Low Productivity
Menurut Harvard Business Review, penyebab utama biaya operasional melebihi pertumbuhan pendapatan adalah ukuran tenaga kesehatan, yang menyumbang hampir setengah dari semua biaya pelayanan kesehatan. U.S. Bureau of Labor Statistics memproyeksikan pertumbuhan tenaga kerja kesehatan sbb:
-
-
- Tenaga kerja perawat terdaftar merupakan pekerja perawatan kesehatan terbesar, diproyeksikan akan tumbuh menjadi hampir 3,2 juta pada tahun 2024, meningkat 16 persen dari tahun 2014. Pekerja perawatan kesehatan lainnya (asisten terapi okupasi, ahli terapi fisik, asisten kesehatan di rumah, praktisi perawat, dan asisten dokter) diproyeksikan tumbuh setidaknya 30 persen selama masa itu.
- Industri kesehatan menyumbang 15,8 juta pekerjaan pada akhir 2016. Pada tahun 2026, jumlah itu akan mencapai lebih dari 23 juta, tingkat pertumbuhan lebih cepat daripada industri besar lainnya di AS.
- Pada tahun 2026, jumlah pekerjaan dalam perawatan kesehatan dan bantuan sosial akan menjadi yang tertinggi dari semua industri utama di AS.
-
Industri pelayanan kesehatan telah kehilangan fokus pada sebagian biaya karena mendorong pengalaman pasien, akses ke perawatan, dan masalah kualitas. Namun, RS harus lebih efisien dan produktif dengan sumber dayanya. Misalnya, agar lebih berorientasi layanan, RS harus menyesuaikan jam operasi untuk layanan rawat jalan, menawarkan fleksibilitas dengan membuka pilihan pagi, malam, dan akhir pekan untuk mengakomodasi orang yang bekerja. Tapi kemudian volume tetap menjadi lancar di tengah hari. Jam yang diperpanjang merupakan tantangan dari segi keuangan, meskipun skor kepuasan pasien mungkin tinggi. Para pemimpin layanan kesehatan perlu mendesain ulang sistem mereka agar lebih efektif dalam hal produktivitas dan layanan. Ini adalah tindakan penyeimbangan untuk menyinkronkan komponen kualitas, kepuasan, akses, dan biaya.
- Labor shortages will compound the problem
Menurut data, di AS lebih dari setengah juta perawat berpengalaman diperkirakan akan pensiun pada tahun 2022, dan 1,1 juta perawat baru harus mengganti pensiunan dan memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan. Dokter dan banyak disiplin klinis lainnya berada dalam kesulitan yang sama. Apabila RS tidak dapat memperluas sumber daya yang tersedia, mereka harus mendapatkannya dari tempat lain (mis., tenaga kontrak), yang akan melipatgandakan (tiga kali lipat, atau empat kali lipat) biaya tenaga kerja dan pada akhirnya berdampak pada tarif. Ini terkadang membuat pengeluaran tenaga kerja tidak dapat dikelola, bahkan dengan jumlah staf yang lebih sedikit.
[1] Bobbi Brown, MBA & John Hansmann, MSIE, LFHIMSS, DSHS, 2018, Five Solutions to Controlling Healthcare’s Cost Problem