Browse By

PRINSIP PENTING DALAM PENDEKATAN BERKELANJUTAN DALAM TRANSORMASI DIGITAL

Pendahuluan

Perubahan lingkungan telah memaksa banyak organisasi bisnis untuk menjadi organisasi yang matang secara digital. Hal ini terkait dengan upaya inovasi yang dilakukan organisasi tersebut, dengan cara yang paling efisien dan sehat. Transformasi digital terkait dengan mengubah proses & sistem (yang ada), menjadi roda penggerak  digital. Melalui perubahan yang dilakukan tersebut, diharapkan organisasi bisnis dapat merespon peluang “sesuai permintaan” pasar. Menurut sebuah tulisan dalam artikel di situs https://www.epmmagazine.com/, kunci keberhasilan transformasi digital adalah dengan menyadari bahwa orang-orang adalah pusat untuk mengubah shifting the gears (persneling) menjadi overdrive. Tulisan tersebut uga memberikan 3 prinsip penting untuk pendekatan berkelanjutan & hasil tinggi,  yaitu: 1) Organisational Strategy & Leadership : Adopt an Open Mindset, 2) Empower People : Embrace Collaborative Innovation, & 3) Recognise & Address the Soft Skills Deficit. Tulisan ini akan mengangkat ketiga hal tersebut.an

Organisational Strategy & Leadership : Adopt an Open Mindset

Inovasi bekerja: produk baru, proses yang efisien, model pengiriman yang unik, & konsep baru dalam layanan pelanggan, dapat memberikan keuntungan, aliran pendapatan baru, mengurangi biaya overhead dan meningkatkan kualitas. Tekanan untuk menyampaikan ide-ide baru mengalir melalui organisasi. Jadi sekaranglah saatnya organisasi perlu bertanya pada diri sendiri: apakah kita 'melakukan' inovasi dengan benar? Pada akhirnya, ini terletak pada orang-orang dan budaya organisasi (Tangent 1).

Memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kinerja internal tetap menjadi salah satu pendorong utama transformasi digital. Tetapi, untuk melakukannya agar menghasilkan kinerja maksimal memerlukan pendekatan yang terkadang berbeda terhadap program perubahan tradisional atau R&D dalam suatu organisasi. Seringkali ini mengharuskan para pemimpin untuk meninggalkan asumsi tentang risiko, melihat melampaui model yang sudah lama ada, serta mengambil pendekatan yang dipimpin pengguna dan pola pikir yang lebih terbuka. Secara tradisional, inovasi di dalam perusahaan terjadi di balik pintu tertutup, didalangi oleh tim R&D yang mereka sendiri berada di dalam organisasi. Untungnya, ini kurang terjadi hari ini. Inovasi nyata dalam organisasi harus dilakukan dengan melihat ide-ide baru yang berharga muncul melalui interaksi terbuka, kemitraan, dan percakapan (dengan divisi lain, pelanggan, dengan pemasok & mitra).

Baca Juga:  SOP AKUNTANSI

Ini membutuhkan pendekatan yang lebih gesit yang mencakup kegagalan-kegagalan kecil dan cepat. Bedakan area di mana risiko seharusnya dan di mana yang tidak beresiko. Resiko dalam penemuan, dalam mengembangkan solusi baru untuk proses penanganan data yang berat misalnya, adalah resiko yang layak diambil dan harus dianggap sebagai zona aman untuk inovasi. Hal ini tidak seperti resiko yang memiliki dampak finansial yang signifikan & langsung.

Empower People : Embrace Collaborative Innovation

Berbagai ide dibutuhkan organisasi, dan hal ini tidak hanya datang dari atas ke bawah. Datangnya ide yang dibutuhkan organisasi uga dapat berasal dari dari bawah ke atas. Penjelasan rinci terkait hal ini dapat dilihat pada tulisan sebelumnya dengan judul ”Merangkul inovasi kolaboratif dalam mendukung transformasi digital”.

Recognise & Address the Soft Skills Deficit

Meningkatkan keterampilan SDM dalam suatu organisasi sangat penting, karena akan berdampak pada kinerja organisasi secara keseluruhan. Dalam konteks transformasi digital, organisasi membutuhkan keterampilan digital. Namun soft skills juga sangat penting bagi organisasi, bahkan melampaui kebutuhan terhadap ketrampilan digital. Penjelasan lebih rinci akan hal ini, dapat dilihat pada tulisan sebelumnya dengan judul ”Mengenali & mengatasi defisit soft skills dalam mendukung transformasi digital”.