Browse By

Pengukuran Kinerja Keuangan RS

Oleh; Tubagus Raymond

1. Pendahuluan

Kinerja keuangan di semua organisasi (termasuk organisasi RS) merupakan salah satu ukuran kinerja yang paling “pasti” apabila dibandingkan dengan ukuran kinerja lainnya. Karena itu hampir semua organisasi bisnis menempatkan “kinerja keuangan” pada tempat utama disamping ukuran kinerja organisasi lainnya. Hal ini membuat kemudahan tersendiri bagi manajer keuangan RS dalam menilai kinerja keuangan RS secara keseluruhan.

Alat ukur kinerja keuangan RS secara umum yang sering digunakan adalah analisis rasio, seperti rasio likuiditas, profabilitas, dan indikator lain yang menunjukkan bahwa RS telah dijalankan secara rasional dan terarah. Salah satu persoalan besar yang hingga saat ini masih mengganjal untuk mengukur kinerja keuangan RS adalah bahwa RS tidak bisa melihat posisinya dalam industri perumahsakitan dari aspek keuangan. Rasio standar industri RS Indonesia hingga saat ini belum ada hingga rasio-rasio keuangan setiap RS tidak dapat diperbandingkan dengan rasio standar industrinya.

2. Beberapa cara mengukur Kinerja Keuangan RS.

Ukuran kinerja keuangan RS dalam konteks “hospital wide” biasanya dilakukan  melalui berbagai pendekatan. Ada  beberapa cara  atau pendekatan yang dikenal dalam melakukan analisis terhadap laporan Keuangan suatu RS, antara lain

  • Analisis Horizontal;
  • Analisis Vertikal; dan
  • Analisis Rasio.

Analisis Horizontal, yang disebut juga analisis trend, adalah suatu teknik analisis dengan membandingkan data historis, yaitu data yang lalu dengan data sekarang dengan melihat atau mempelajari turun naiknya data yang nampak dalam Laporan Keuangan. Teknik  analisis ini menunjukkan suatu arah yang cenderung  untuk meningkat atau cenderung untuk menurun. Untuk menunjukkan arah, dibutuhkan suatu perhitungan untuk mencari  hubungan antar pos-pos yang sama selama beberapa tahun. Untuk itu diperlukan dasar  pembanding yaitu tahun dasar. Kesulitannya adalah menentukan tahun dasar  yang mencerminkan keadaan yang normal RS untuk digunakan sebagai tahun dasar. Analisis horizontal berupaya untuk menunjukkan hubungan antara masing-masing tahun terhadap tahun dasar. Sedangkan analisis trend akan dapat menunjukkan suatu pos itu mempunyai kecendrungan arah  yang menurun, meningkat atau tetap serta menunjukkan kecendrungan atau tendensi yang menguntungkan atau tidak  menguntungkan.

Baca Juga:  MENDEFINISIKAN ULANG OPERASIONAL RS KEDEPAN DALAM KONTEKS ”METHODOLOGY FOR UPDATING CAPACITY STANDARDS”

Metode dan teknik analisis Laporan Keuangan secara horizontal seperti yang telah diuraikan  di atas, mempunyai beberapa kelemahan. Salah satu kelemahan metode horizontal adalah dalam analisisnya tidak memperoleh gambaran tentang perubahan-perubahan dalam masing-masing  pos dari tahun ke tahun dalam hubungannya dengan total  aktiva atau total penjualan (penerimaan dari pasien). Hal semacam ini akan benar-benar dirasakan  bila kita akan membandingkan bagaimana proporsi suatu pos  dari suatu RS untuk dua waktu yang berbeda, atau bila mencoba membandingkan  pos  yang sama pada waktu yang sama untuk dua perusahaan atau lebih yang sejenis, tanpa ada suatu dasar umum sebagai pembanding apabila dihubungkan dengan data absolut. Misalnya tagihan kepada pasien meningkat dari Rp.50.000.000 menjadi Rp.100.000.000 atau 100%. Sulit untuk mengatakan  kenaikkan ini cukup besar tanpa melihat proporsi tagihan kepada pasien terhadap total aktiva. Untuk menjawab hal tersebut perlu dilakukan analisis vertical yaitu membandingkan suatu pos dalam laporan keuangan (aktiva misalnya) dengan totalnya.

Disamping mengunakan analisis vertikal dan horizontal dalam menilai kinerja keuangan RS secara keseluruhan, analisis rasio juga biasa digunakan bahkan menjadi priorotas utama dalam pengukuran kinerja keuangan. Berbagai pakar dan praktisi keuangan berhasil mengungkapkan sekian banyak rasio yang dapat digunakan untuk menganalisis laporan keuangan sesuatu organisasi. Namun, dari sekian banyak rasio yang ada biasanya tidak digunakan semuanya bergantung pada kebutuhan penganalisis.

3. Rasio Keuangan

Suatu rasio dapat didefinisikan sebagai hubungan tetap diantara dua tingkat atau angka. Beberapa fungsi rasio adalah sebagai berikut:

  1. Untuk membandingkan antara dua organisasi yang berbeda dalam industri yang sama. Rasio dapat menunjukkan faktor-faktor yang ada pada organisasi yang sukses maupun yang gagal. Rasio dapat mengungkapkan organisasi yang kuat maupun lemah, yang overvalued maupun yang undervalued.
  2. Untuk membandingkan industri-industri yang berbeda. Setiap industri memiliki cara beroperasi dan karakteristik keuangan tertentu. Hal-hal ini dapat dideteksi melalui bantuan rasio.
  3. Untuk Membandingkan kinerja dalam periode-periode yang berbeda. Setelah beberapa tahu, perusahaan dan industri dapat membuat aturan-aturan yang dapat membuat suatu perusahaan sukses maupun gagal. Apabila ada perubahan pada hubungan antar data selama suatu periode, maka rasio dapat menunjukkan ada adanya trend dan masalah di masa depan.
Baca Juga:  LANGKAH-LANGKAH DALAM MERANCANG SISTEM MANAJEMEN SDM

Analis yang berbeda membutuhkan jenis rasio yang berbeda, tergantung siapa yang menganalisis dan dengan tujuan apa dianalisis. Beberapa pengguna kinerja keuangan RS adalah sebagai berikut:

  1. Pemerintah. Biasanya terkait dengan masalah pajak.
  2. Kreditor jangka panjang. Sebagai pihak pemberi kredit, bank berkepentingan atas pembayaran bunga hutang dan angsuran pokok hutang. RS harus cukup likuid dalam jangka pendek dan memiliki laba yang cukup untuk jangka panjang. Pihak bank biasanya malakukan & menguji likuiditas dan profitabilitas RS.
  3. Pemilik. Selain likuiditas dan profitabilitas, para pemilik perusahaan berkepentingan dengan kebijakan perusahaan yang dapat mempengaruhi harga pasar saham perusahaan. Tanpa likuiditas, perusahaan tidak dapat membayar deviden dengan kas. Tanpa laba, perusahaan tidak dapat mengumumkan pembagian deviden. Dengan kebijakan yang salah, saham akan diperdagangkan dengan harga lebih rendah di pasaran.

Rasio keuangan dapat dikelompokkan menurut beberapa cara. Salah satu caranya adalah mengelompokkan menurut tiga kategori utama:

  1. Rasio Likuiditas. Rasio ini, biasanya digunakan untuk menguji kecukupan dana, kemampuan melunasi hutang pada saaatnya dan juga bunganya.
  2. Rasio Aktivitas. Rasio ini untuk mengukur kemampuan RS dalam memaksimalkan asset yang dimiliki.
  3. Rasio Profitabilitas. Rasio ini untuk mengukur efisiensi kegiatan RS dan kemampuannya dalam memperoleh laba.
  4. Rasio Kepemilikan. Rasio ini umumnya berhubungan secara langsung maupun tidak langsung pada laba dan likuiditas.