Browse By

MENGEMBANGKAN STANDARDISASI BERBASIS DATA DALAM MENINGKATKAN OPERASIONAL KEUANGAN DAN KLINIS

Pendahuluan

Salahsatu cara organisasi bisnis dalam menjaga kualitas produk/layanan adalah dengan mengembangkan standar. Bagi RS, standardisasi dapat membantu dalam mengurangi biaya serta meningkatkan hasil klinis. Melalui standardisasi, RS juga dapat mengembangkan manajemen supply chain yang kuat dalam rantai pasokan produk yang digunakan. Karena itu, dalam tulisan ini akan mengangkat terkait pengembangan standarisasi berbasis data di RS.

Pertimbangan inisiatif standarisasi

Ben Roewer (manajer senior data & analitik di Cardinal Health) dan Suzanne Champion, RN (direktur operasi klinis di Cardinal Health), menjelaskan manfaat standardisasi dan menawarkan saran kepada para pemimpin sistem kesehatan yang mempertimbangkan inisiatif standardisasi seperti berikut (Anderson, 2020)[1];

  1. Standardisasi berarti mengambil pendekatan berbasis bukti untuk pengambilan keputusan. Menurut Roewer, ini membantu RS dan sistem kesehatan dalam membuat keputusan rasional tentang produk apa yang akan dibeli dan di mana membelinya. Standarisasi dapat diartikan berbeda berdasarkan kebutuhan masing-masing organisasi. Ini dapat berarti proses standarisasi, seperti yang dilakukan dokter di ruang operasi untuk memaksimalkan keselamatan dan efisiensi. Ini juga dapat berarti menstandarisasi produk, seperti menggunakan merek sarung tangan bedah yang sama di seluruh sistem kesehatan. Upaya ini memungkinkan organisasi untuk mengurangi biaya sambil memberikan perawatan yang konsisten dan untuk memaksimalkan kontrak dan hubungan vendor.
  2. Mengkomunikasikan alasan organisasi dalam mengejar standardisasi kepada seluruh staf sangat penting untuk kesuksesan. Dokter dan anggota staf lainnya dapat melihat standardisasi menjadi sesuatu yang negatif jika mereka tidak memahami alasan di baliknya. Ini mungkin dianggap sebagai perubahan yang tidak perlu, dan tidak menyadari bahwa standardisasi dapat menghemat uang organisasi, memungkinkan lebih banyak konsistensi dalam perawatan pasien, serta dapat mencegah pengurangan jumlah pegawai.
Baca Juga:  PENERAPAN STRATEGI "COST-CUTTING" SEBAGAI ALTERNATIF MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF BAGI RS

Sebelum membuat rencana standardisasi, tanyakan apa yang menjadi tujuan standarisasi. Manfaat dari upaya standardisasi terkadang membutuhkan waktu beberapa bulan. Mengkomunikasikan tujuan yang jelas akan mendorong staf untuk bekerja menuju tujuan tersebut. Menindaklanjuti dengan mengomunikasikan tujuan, penting untuk menentukan waktu yang dibutuhkan.

  1. Keputusan standardisasi harus didorong oleh data. Jenis data yang akan difokuskan mungkin berbeda berdasarkan tujuan standardisasi organisasi. Terdapat banyak data di luar sana, namun masalahnya adalah data ini biasanya berasal dari banyak sistem yang berbeda dan sulit untuk direkonsiliasi. Karena itu, mengumpulkan dan menganalisis data tersebut kemungkinan besar membutuhkan lebih banyak waktu dan upaya. Sehingga, dibutuhkan tim yang bertanggung jawab untuk memperoleh dan menganalisis data agar dapat memiliki informasi yang andal dan konsisten untuk mengambil keputusan.
  2. Libatkan dokter dalam pengambilan keputusan. Ms. Champion mengatakan bahwa sangat penting untuk mempertimbangkan bagaimana inisiatif standardisasi dapat mempengaruhi kinerja klinis. Bandingkan manfaat finansial dari inisiatif dengan hasil klinis yang potensial. Kemudian tanyakan apakah perubahannya sepadan atau tidak, dan akankah itu meningkatkan kualitas perawatan untuk pasien atau tidak. Untuk sistem kesehatan yang lebih besar, penting untuk mempertimbangkan bagaimana standar praktik dapat bervariasi di berbagai fasilitas. Menguraikan hasil klinis potensial mungkin lebih sulit daripada melihat manfaat finansial dari sebuah inisiatif. Jadi, penting untuk melibatkan dokter untuk membantu diskusi.
  3. Manajemen perubahan adalah kunci untuk menjadikan standardisasi sebagai bagian permanen dari proses. Penting untuk membimbing staf melalui perubahan dan mengkomunikasikan dengan jelas tentang alasan di balik perubahan tersebut, serta mengkomunikasikan keberhasilan yang berasal dari inisiatif. Ms. Champion mengatakan bahwa organisasi harus mampu memproses, mendukung dan mengelola manajemen perubahan, atau organisasi tidak akan memiliki inisiatif yang menjadi bagian permanen dari proses ke depan.
Baca Juga:  MENGAPA ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN MEMBUTUHKAN MANAJEMEN SUPPLY CHAIN? (Part 2)
[1] Maia Anderson, 2020, How data-driven standardization can improve financial and clinical operations in your facility