MEMPERTAHANKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF
Pendahuluan
Perubahan akan terus terjadi. Begitu juga dengan keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif yang telah dicapai, tidak selalu akan permanen atau bahkan tahan lama. Setelah suatu organisasi bisnis mencapainya, maka organisasi lainnya (pesaing) akan mengikutinya dalam upaya untuk memanfaatkan kesamaan mereka. Hal seperti ini akan terus terjadi.
Suatu organisasi bisnis dikatakan memiliki keunggulan kompetitif "berkelanjutan" ketika para pesaingnya tidak dapat menduplikasi manfaat dari strategi tersebut. Karena itu, diperlukan berbabagi upaya agar keunggulan kompepetitif yang telah diiperoleh akan terus bertahan.
The importance of controlling your competitive advantage[1]
Sebuah artikel menarik di TechCrunch yang berjudul “Why Dropbox decided to drop AWS and build its own infrastructure and network” menjelaskan alasan mengapa Dropbox membuat keputusan yang dibuat antara 2014 dan 2016, untuk meninggalkan layanan penyimpanan Amazon AWS. Kejadian dalam artikel tersebut, tampak seperti kasus dalam buku teks tentang pentingnya memiliki kontrol atas elemen-elemen yang memberikan keunggulan kompetitif bagi organisasi. Sebuah tema pada diskusi Mr Dans (profesor di IE Business School), dengan para pengusaha adalah “ketika anda bekerja di bidang tertentu, elemen dan teknologi yang menopang aktivitas harus sepenuhnya di bawah kendali, tidak disubkontrakkan ke pihak ketiga, betapapun bagus dan kompetitifnya pihak tersebut”.
Keyakinan bahwa jika organisasi bisnis dibangun di atas teknologi yang diberikan, maka organisasi harus mengendalikannya. Dropbox merupakan alat penyimpanan. Apakah masuk akal bagi bisnis yang menjual penyimpanan untuk menggunakan infrastruktur orang lain untuk menyimpan barang?. Jadi Dropbox memulai memigrasikan lebih dari 500 juta pengguna dan sekitar dua ratus ribu klien ke infrastruktur baru, pusat data yang dibangun oleh Dropbox sendiri. Sebuah tantangan besarnya antara lain mengubah organisasi untuk mencoba menarik dan mempertahankan hal yang tidak dibutuhkan sebelumnya, dan menjadi sangat kompetitif di lingkungan yang dipenuhi dengan pesaing yang sudah menggunakannya dalam skala besar. Bukan tugas yang mudah, tetapi fokus pada keberlanjutan jangka panjang.
Jika teknologi merupakan bagian penting dari bisnis, maka organisasi harus memiliki kendali penuh atas teknologi itu. Sebuah organisasi yang ingin mengubah teknologi menjadi basis kompetitifnya harus mengembangkannya sendiri. Membuat rencana bisnis dan kemudian pergi keluar mencari pemasok untuk teknologi yang mendukungnya. Dropbox memberikan pelajaran yang jelas bahwa tidak peduli dengan sukses layanannya atau betapa sulitnya untuk mengubahnya, jika menjual sesuatu, maka harus mengidentifikasi dasar dasar dari apa yang dijual, sepenuhnya dapat mengendalikan dan bahkan menjadi seorang ahli di dalamnya. Jika tidak, maka hanya akan menjadi perantara yang mungkin dipertimbangkan pemasok untuk melompat jika saatnya tiba.
Empat kriteria keunggulan kompetitif berkelanjutan
Penting untuk mengidentifikasi beberapa keunggulan kompetitif potensial untuk mengetahui mana yang layak dikejar. Tidak semua perbedaan itu penting. Beberapa perbedaan terlalu tipis, terlalu mudah ditiru oleh pesaing, dan banyak yang terlalu mahal. Perusahaan harus yakin bahwa konsumen menginginkan, memahami, dan menghargai perbedaan yang ditawarkan.
Keunggulan kompetitif dapat membuat atau bahkan menghancurkan suatu organisasi bisnis. Karena itu, sehingga penting bagi semua manajer untuk memahami keunggulan kompetitif dengan cara membuat, mempertahankan, dan mengambil manfaatnya. Menurut Waggoner[2], agar suatu organisasi bisnis mencapai keunggulan kompetitif "berkelanjutan", strateginya harus memenuhi empat kriteria berikut:
- Valuable — bernilai bagi konsumen.
- Rare —tidak biasa atau tidak mudah didapat.
- Inimitable— tidak mudah ditiru atau disalin oleh pesaing.
- Non-substitutable— konsumen tidak dapat atau tidak akan mengganti produk atau atribut dengan produk lain