DUA KUNCI SUKSES MANAJER MENENGAH TERKAIT PENINGKATAN KUALITAS DI ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN

Pendahuluan
Peran manajer menengah sebagai penghubung pemimpin puncak dengan frontline, sangat krusial dalam meningkatkan kualitas kerja dan kinerja organisasi. Karena itu, agar lebih efektif dalam menjalankan perannya, manajer puncak perlu merencanakan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan bagi manajer menengahnya. Peningkatan ketrampilan manajerial seorang manajer menengah mutlak diperlukan, yang dapat diperoleh melalui pelatihan dan pengembangan yang kontinyu & konsisten.
Terkait dengan manajer mengah sebagai kunci sukses peningkatan kualitas, Munch (2017)[1] dalam tulisannya menyoroti 2 hal, yaitu; 1) how to set middle managers up for success, 2) if leaders aren’t ready to invest in supporting middle managers. Kedua hal tersebut akan dibahas berikut.
How to Set Middle Managers Up for Success
Sebagian besar manajer menengah layanan kesehatan dipromosikan dari jabatan sebelumnya. Mereka adalah orang-orang yang berdedikasi dan pekerja keras untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Namun yang terjadi, mereka sering kekurangan pelatihan untuk memimpin tim peningkatan mutu. Sehingga pada akhirnya hanya mengandalkan trial and error. Hal ini sebenarnya membuang-buang waktu, sumber daya, dan mengorbankan moral.
Mengingat pentingnya peran ini, pimpinan puncak organisasi layanan kesehatan harus melakukan yang terbaik untuk mendukung kesuksesan manajer menengah. Beberapa hal berikut dapat dilakukan oleh pemimpin eksekutif, sehingga dapat membantu memaksimalkan peran manajer menengah:
- Berikan manajer menengah waktu untuk mengawasi peningkatan mutu.
Hal ini penting, karena begitu banyak tugas harus dilakukan oleh seorang manajer menengah.
- Investasikan dalam pengembangan keterampilan manajer menengah.
Tim eksekutif harus menyediakan sistem dan struktur bagi manajer menengah untuk menjadi sukses. Hal ini termasuk memberikan mereka waktu dan sumber daya untuk belajar tentang metode perbaikan mutu. Selain itu juga penting meningkatkan ketrampilan mereka seperti pemecahan masalah, komunikasi, manajemen waktu, dan pelatihan.
If Leaders Aren’t Ready to Invest in Supporting Middle Managers
Beberapa organisasi ragu untuk berinvestasi dalam pengembangan profesional staf di lingkungan terbatas sumber daya. Akibatnya, organisasi harus membayar untuk kualitas layanan yang buruk. Apalagi saat mereka tidak mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan perbaikan mutu manajer menengahnya. Karena itu, bagi manajemen puncak yang masih belum yakin dengan nilai investasi dalam pengembangan manajer menengah, maka mulailah dengan melatih satu tim manajer pada satu unit. Dengan pelatihan yang tepat, para manajer akan menunjukkan bagaimana keterampilan kepemimpinan dan perbaikan mutu membantu mempercepat laju perubahan, mempertahankan peningkatan, dan mengurangi pemborosan.
Manajer menengah membutuhkan lebih dari sekadar keahlian klinis atau layanan untuk memenuhi sasaran strategis dan tujuan peningkatan organisasi. Sebagai penghubung antara pemimpin senior dan frontline, penting untuk mengubah tujuan tingkat tinggi menjadi tindakan di tingkat departemen atau unit. Apabila tim eksekutif tidak mendukung pengembangan manajer menengah, siapa yang akan melakukannya?
[1] David Munch, 2017, Why Middle Managers Are the Key to Quality Improvement Success