PERLUNYA KOMITMEN DIREKSI RS TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA
Pendahuluan
Tahun 1990-an adalah awal mula perkembangan billing sistem di RS Indonesia. Sistem ini sangat mendukung untuk proses pencatatan pendapatan dan meminimalisasi kebocoran dalam sistem pendapatan manual. Seiring berjalannya waktu, kebutuhan terkait SIM RS, tidak hanya bertumpu pada billing system saja. Dorongan terhadap adanya sistem biaya (SIM-terkait biaya) yang memadai, membuat manajemen RS untuk mulai memprioritaskannya. Melalui pengembangan Sistem biaya yang memadai, manajemen RS dapat mengelola biaya secara lebih efektif, terutama terkait dengan biaya di unit pelayanan.
Kebijakan dalam kerjasama BPJS Kesehatan juga menuntut RS untuk dapat mengelola biaya dengan lebih baik dan terukur. Seperti yang diketahui, BPJS Kesehatan melakukan pembayaran klaim berdasarkan tarif paket INA CBG’s. Hal ini tentunya menekan RS untuk dapat melakukan pengendalian biaya. Upaya ini harus didukung oleh kesadaran dan komitmen manajemen puncak di RS. Sehingga efisiensi dan optimalisasi penggunaan sumber daya dapat terwujud.
Konsep pengendalian biaya
Dalam implementasi manajemen biaya, terdapat beberapa konsep pengendalian biaya yang dikenal, antara lain sebagai berikut;
- Konsep meningkatkan kualitas (konsep nilai tambah)
Konsep ini ditujukan untuk menekankan bagaimana segala aktivitas di suatu organisasi bisnis (seperti RS) dapat memiliki nilai tambah dengan cara yang efisien. Manajemen harus mampu mencari aktivitas mana yang tidak memiliki nilai tambah dan mana yang perlu dioptimalkan.
- Konsep “aktivitas”
Pada konsep ini, manajemen harus memiliki kemampuan untuk mengukur kesesuaian operasional dengan aktivitas yang dijalankan. Konsep ini juga dikenal dengan konsep Activity-based costing (ABC). Melalui konsep ini, RS mengukur kinerja aktivitas serta biaya, dan sumber daya yang digunakan.
- Konsep “target biaya”
Konsep ini bertindak untuk mencapai pangsa pasar. Konsep ini dapat menjadi alat untuk meminimalkan biaya yang dikeluarkan selama proses daur hidup dari produk.
Upaya pengendalian biaya di RS
Penting bagi RS untuk mulai fokus pada pengendalian biaya tanpa mengurangi kualitas layanan. Namun, implementasi pendalian biaya harus mulai dari manajemen puncak. Beberapa hal berikut sangat penting salam melakukan pengendalian biaya di RS;
- Membangun komitmen manajemen terhadap pengendalian
Kesadaran dan komitmen atas pentingnya pengendalian biaya harus diawali dari manajemen puncak. Direksi dan manajemen RS harus benar-benar paham bagaimana kondisi RS saat ini. Selanjutnya dapat mengkomunikasikan kepada karyawan di semua tingkatan. Sehingga, muncul kesadaran dan kontribusi dari semua pihak dalam organisasi, untuk membantu upaya manajemen. Dengan demikian, strategi pengendalian biaya dapat lebih mudah diimplementasikan.
- Evaluasi biaya selama beberapa periode waktu tertentu
Pada dasarnya, biaya pada laporan keuangan adalah laporan biaya secara total dalam suatu periode akuntansi. Namun, data tersebut terlalu global untuk dapat dijadikan dasar evaluasi biaya secara detail. Oleh karena itu, praktik pengendalian biaya unit layanan membutuhkan data biaya per unit. Sehingga dapat membantu manajemen untuk mengetahui area atau unit layanan mana yang terjadi inefisiensi. Proses evaluasi biaya per unit ini dapat dilakukan minimal 3 bulan sekali. Hal ini akan memudahkan manajemen dalam melakukan sinergi dan strategi dalam pengendalian biaya. Sehingga penggunaan sumber daya dapat dilakukan secara optimal.
- Mempunyai informasi biaya layanan
Informasi biaya layanan pada RS biasa disebut sebagai informasi unit cost. Informasi ini berupa data biaya per produk di setiap unit layanan. Ketersediaan data biaya ini dapat membantu manajemen untuk melakukan review biaya, penentuan tarif dan melakukan pengendalian biaya. Selain itu juga dapat menjadi bahan evaluasi terkait optimalisasi penggunaan sumber daya di RS.
- Membangun sistem pengendalian biaya
Industri layanan kesehatan adalah industri yang kompleks. Sehingga akan sulit apabila semua aktivitas operasional diolah secara manual. Oleh karena itu, secara jangka panjang manajemen perlu membangun sistem pengendalian biaya. Sistem pengendalian biaya dapat dibangun melalui SIM terintegrasi. Sistem ini meliputi sistem obat dan persedian bahan medis, aktiva tetap (medis & non medis) beserta penyusutannya, dan persedian non medis. Agar informasi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan dengan baik, maka sistem ini harus saling terintegrasi dengan akuntansi keuangan. Sehingga informasi detail biaya dan pendapatan di RS dappat diperoleh secara lebih akurat.