Browse By

PERUBAHAN KEBUTUHAN LAYANAN KESEHATAN KARENA BANYAKNYA PASIEN USIA LANJUT

Pendahuluan

Perkembangan ilmu kedokteran dan penyembuhan penyakit saat ini, kenyataannya meningkatkan umur harapan hidup. Di satu sisi hal ini menggembirakan, namun disi lain akan menimbulkan masalah baru. Kenyataan ini merupakan terobosan dan kemenangan bagi ilmu kedokteran, namun juga dapat mengorbankan sistem pelayanan kesehatan. Dengan hidup lebih lama, maka kebutuhan medis dan pelayanan kesehatan akan juga lebih besar. Karena, pada usia 80 tahun kerja tubuh tidak akan sebaik pada usia 20 tahun.

Ageing patients, changing needs[1]

Tubuh kita belum berevolusi, dan pada 80, tubuh akan bekerja tidak sebaik pada usia 20 taun. Kita tidak dapat memperbaiki sel yang rusak secara efisien seiring bertambahnya usia. Penelitian dari Danish State Serum Institute (SSI) yang diterbitkan pada tahun 2012 menunjukkan bahwa penurunan ini dimulai pada sekitar usia 55 tahun. Prof Mads Melbye (the executive vice-president at SSI), mengatakan bahwa pada titik ini, tubuh memungkinkan untuk lebih banyak klon sel asing baru untuk tumbuh. Semakin banyak sel yang bermutasi yang kita biarkan mendapatkan pijakan di tubuh kita, maka semakin besar risiko salah satunya benar-benar berkembang menjadi kanker. Jay Olshansky (University of Illinois), yang mempelajari penuaan di University of Illinois mengatakan bahwa yang kami lakukan adalah memerangi satu penyakit pada satu waktu, seperti penyakit jantung, kanker, & stroke. Satu penyakit turun/sembuth, dan yang lain muncul.

Ratio of over-65s in Japan, 2010-2110 The shift towards an increasingly elderly demographic means Japanese society is likely to look more and more to technologically advanced healthcare Source: National Institute of Population and Social Security Research

Sementara itu, ekspektasi masyarakat terhadap kesehatan juga berubah. Kami berasumsi bahwa dokter dapat mengobati sebagian besar penyakit, dan RS dan klinik akan menawarkan lingkungan yang lebih bersih, lebih aman, dan lebih menyenangkan. Tapi, publik (masyarakat) tidak pasif seperti dulu. Sebuah laporan oleh lembaga pemikir perawatan kesehatan King's Fund menemukan bahwa pasien/calon pasien ingin lebih terlibat dalam pengambilan keputusan tentang perawatan. Dan kepuasan pasien bergantung pada bidang-bidang seperti martabat dan rasa hormat serta aspek relasional dari perawatan.

Baca Juga:  ADAPTASI RS AGAR TETAP AMAN SECARA FINANSIAL TAHUN 2023 MELALUI ”DOUBLE DOWN ON REVENUE CYCLE MANAGEMENT LABOR SHORTAGES, TECHNOLOGY AND AUTOMATION”

Permasalahan lainnya adalah tekhnologi. Teknologi yang mungkin pernah membingungkan, mengintimidasi atau menantang bahkan yang paling mampu secara ilmiah saat ini, lebih mudah dipahami oleh orang awam. Ketakutan telah digantikan oleh ekspektasi. Pasien menghadiri janji temu dengan cetakan dari internet, melakukan penelitian di situs web sains dan melalui komunitas pasien online seperti Health Unlocked. Namun, memenuhi harapan ini dengan fasilitas yang ada, dan anggaran nasional di bawah tekanan dari berbagai arah, tidak akan pernah mudah.

[1] Victoria Lambert, (tanpa tahun), Inside the hospital of the future