PERAN EHR & RCM DALAM MENDUKUNG DATABASE ELEKTRONIK MEDIS PASIEN TERHUBUNG ANTAR RS

Pendahuluan
Electronic Health Record atau yang disingkat dengan EHR, merupakan database elektronik yang mengumpulan data kesehatan pengguna layanan kesehatan. Implementasi EHR, akan menggantikan peran kertas pada sistem tradisional dimana informasi pasien didokumentasikan pada berbagai format kertas. Namun, satu hal yang perlu diingat bahwa sistem EHR bukannlah SIM berbasis modul yang selama ini dikenal dan digunakan oleh RS secara individual. Sistem EHR merupakan sistem data rekam medis elektronik yang terhubung antar RS atau dokter praktek pribadi, untuk memudahkan proses layanan pasien. Pada implementasinya, RS tetap mempunyai SIM tersendiri (diluar EHR), misalnya billing system untuk pembayaran, dll.
EHR harus didukung dengan metode pemeliharaan berbasis RCM
EHR lebih kearah sistem data rekam medis pasien berskala nasional, yang dapat diakses oleh organisasi pelayanan kesehatan. Apabila diterapkan di Indonesia, EHR bisa saja dikembangkan DEPKES dengan data terpusat, dan setiap organisasi pelayanan kesehatan atau praktek dokter (pribadi atau kelompok) diberkan akses berupa PIN/PASSWORD. Melalui PIN/PASSWORD tertentu, oranisasi pelayanan kesehatan atau praktek dokter dapat mengakses data medis pasien tertentu saat melakukan perawatan. Karena itu, EHR memiliki kerangka kerja lebih luas yang mengintegrasikan data dari berbagai sumber, kemudian mengumpulkan data pada titik pelayanan.
Melalui EHR, organisasi pelayanan kesehatan yang memberikan perawatan langsung pada pasien, dapat mempunyai akses yang baik terhadap riwayat kesehatan pasien. Namun, dalam implementasinya EHR harus didukung dengan sistem maintannace yang memadai agar bisa digunakan secara maksimal. Salah satu pendekatan dalam maintainance adalah RCM (Reliability Centered Maintenance). RCM merupakan suatu pendekatan dalam pemeliharaan untuk memaksimalkan umur dan fungsi aset/ sistem/equipment dengan biaya minimal.
RS Ingin Praktik Sistem Manajemen Bekerja dalam EHR & RCM[1]
Menurut survei dari Black Book Research, RS mencari sistem manajemen praktik yang dapat disesuaikan & terintegrasi dengan manajemen siklus pendapatan & sistem EHR. 36% eksekutif RS mengatakan organisasi mereka saat ini sedang mencari sistem manajemen praktik yang memungkinkan dalam merampingkan sistem keuangan & klinis. 40% responden dari RS besar juga melaporkan bahwa organisasi mereka berencana untuk menggantikan beberapa sistem praktik medis lama dengan sistem yang bekerja lebih baik melalui praktik integrated delivery network (IDN).
Doug Brown, Managing Partner of Black Book Research mengatakan bahwa dalam sistem pelayanan kesehatan yang didominasi oleh organisasi pelayanan kesehatan terintegrasi & besar, administrasi terpusat mengarah pada pencapaian catatan kesehatan elektronik yang selaras, sistem penggantian biaya dan ukuran kualitas. Brown juga mengatakan bahwa dengan >50% dokter AS menerima gaji mereka secara langsung atau tidak langsung dari sistem RS, CFO dan CIO melihat potensi model perawatan berbasis nilai, penggantian biaya dan penghematan pengeluaran sumber daya yang dapat diperoleh dengan menerapkan teknologi informasi perawatan kesehatan yang terintegrasi penuh.
Perawatan berbasis nilai menuntut dokter bertanggung jawab atas hasil klinis dan finansial perawatan pasien. Memahami kesehatan pasien serta pengeluaran mereka adalah kunci keberhasilan dalam model pembayaran alternatif. Selain itu mengetahui di mana seorang pasien dirawat, seharusnya juga dapat mempengaruhi hasil dan biaya RS, & hal ini penting dalam pembayaran berbasis nilai. Namun, manfaat integrasi praktik sistem manajemen dengan manajemen siklus pendapatan dan teknologi EHR lebih dari manfaat perawatan berbasis nilai. Praktek dokter yang dimiliki dan dipekerjakan di RS dengan sistem manajemen dokter terintegrasi mengumpulkan 29% lebih banyak biaya tagihan, dibandingkan dengan praktik dokter independen dengan praktik sistem manajemen non-terintegrasi. Sekitar 79% administrator klinis di sistem RS juga melaporkan kepuasan penjadwalan yang lebih besar dalam waktu dua bulan setelah menerapkan praktik sistem manajemen terpadu.
Survei yang dilakukan oleh Physicians Foundation dan Merritt Hawkins menunjukkan bahwa RS dan sistem kesehatan dapat dengan cepat menerapkan praktik dokter untuk meningkatkan skala ekonomis, berpartisipasi dalam perawatan berbasis nilai, dan menawarkan lebih banyak layanan kepada pasien. Akibatnya, kurang dari sepertiga dokter saat ini menjadi pemilik praktik independen atau bahkan mitra dalam praktik pribadi. Lebih banyak praktik dokter yang dimiliki atau dipekerjakan di RS, membuat RS harus mencari strategi untuk menghubungkan praktik dengan sistem kesehatan yang lebih besar.
Solusi terintegrasi adalah solusi untuk tantangan praktik manajemen dokter. Survey menunjukkan bahwa sekitar 92% pemimpin RS mencari solusi EHR terintegrasi yang memungkinkan administrator IDN dan pemimpin tim klinis untuk memantau dan menganalisis kinerja penyedia di seluruh sistem kesehatan. Sekitar 94% praktik manajemen dokter yang disurvei juga menyatakan bahwa interoperabilitas dan informasi yang terkoordinasi antara praktik dan departemen RS mengurangi waktu & sumber daya yang dihabiskan, dibandingkan saat penyedia layanan mengoperasikan perangkat lunak manajemen praktik yang tidak terhubung dan berbeda. Brown mengatakan bahwa dengan RS memilih solusi praktik manajemen terintegrasi, maka tidak perlu menyesuaikan beberapa platform perangkat lunak di puluhan atau bahkan ratusan dokter.
[1] Jacqueline LaPointe, 2018, Hospitals Want Practice Management Systems to Work with EHR, RCM