Browse By

HASIL STUDI TENTANG PERKIRAAN TAGIHAN POTENSIAL KARENA PEMBAYAR PIHAK KETIGA MENGAKHIRI MASA TENGGANG UNTUK BIAYA PASIEN COVID-19 DI RS

Pendahuluan

Potensi piutang pribadi (pasien) atas layanan RS di AS, di prediksi akan meningkat. Hal ini disebabkan oleh kebijakan beberapa asuransi kesehatan swasta, yang mulai mengurangi biaya yang biasanya mereka bayarkan ke RS (atas layanan pasien). Akibatnya, pasien yang telah memiliki asuransi kesehatan, juga harus membayar (menambah) biaya out-of-pocket atas layanan kesehatan yang mereka terima. Padahal biasanya, biaya tersebut dibayarkan oleh pihak asuransi.

Kecendrungan perubahan kebijakan pihak asuransi kesehatan di AS, menurut para peneliti akan menyebabkan membengkaknya piutang pasien. Karena itu, tulisan ini akan memaparkan permasalahan tersebut.

As Insurers End Grace Period for COVID-19 Hospital Costs, Study Estimates Potential Bills[1]

Hasil analisis terhadap tagihan RS terkait flu di masa lalu menunjukkan bahwa biaya out-of-pocket rata-rata lebih dari $1.000 untuk kasus COVID-19 yang serius. Hampir 1,7 juta kali dalam setahun terakhir, orang Amerika telah memeriksakan diri ke RS untuk dirawat karena kasus COVID-19 yang parah. Dan sebagian besar, perawatan itu tidak membebani mereka apa pun, berkat perusahaan asuransi dan program pemerintah yang menyerap biaya yang biasanya harus dibayar pasien untuk perawatan di RS lainnya.

Tetapi, karena beberapa perusahaan asuransi mengurangi biaya yang biasanya mereka bayarkan, hasil studi terbaru memperkirakan bahwa banyak orang di atas 65 tahun yang dirawat di RS karena COVID-19 pada tahun 2021 mungkin berutang rata-rata hampir $1.000 setelah mereka keluar dari RS. Perkiraan itu didasarkan pada analisis terkait biaya out-of-pocket untuk rawat inap terkait influenza pada tahun 2018 yang dibayar oleh orang-orang dengan paket Medicare Advantage, yang merupakan paket Medicare yang dijalankan oleh perusahaan asuransi swasta.

Sebagian besar perusahaan asuransi yang menawarkan paket Medicare Advantage saat ini menanggung biaya rawat inap COVID-19 sepenuhnya untuk pendaftar Medicare Advantage mereka. Tetapi, salah satu dari perusahaan asuransi diam-diam mulai mengizinkan pembagian biaya untuk pendaftar non-Medicare Advantage pada bulan Februari 2021. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa keringanan pembagian biaya akan segera menjadi masa lalu bagi banyak atau semua pasien yang dirawat di RS karena COVID-19. Kao-Ping Chua, M.D., Ph.D., (the study’s first author and an assistant professor at the U-M Medical School), mengatakan bahwa penanggung (pihak ketiga/pembayar seperti asuransi kesehatan) dapat memilih untuk memperpanjang keringanan mereka untuk pendaftar dengan Medicare Advantage dan pertanggungan asuransi swasta. Tetapi jika tidak, pasien tidak hanya akan dihadapkan pada korban fisik dan emosional dari rawat inap COVID-19, tetapi juga korban finansial.

Baca Juga:  MENGENAL SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

Sepasang peneliti perawatan kesehatan dari University of Michigan dan Boston University (yang di tulis di American Journal of Preventive Medicine), menggambarkan data dari 14.278 orang yang dirawat di RS selama salah satu tahun flu terburuk belakangan ini. Rata-rata, pasien flu dalam penelitian ini, dirawat di RS selama rata-rata 6 hari, dan sepertiga pasien membutuhkan perawatan intensif. Ini hampir sama atau sedikit lebih rendah dari rata-rata untuk orang dewasa yang dirawat di RS berusia di atas 65 tahun yang menderita COVID-19. Mereka yang membutuhkan perawatan intensif untuk flu, dan mereka yang tinggal lebih lama di tingkat perawatan apa pun, menghadapi biaya sendiri yang lebih tinggi daripada rata-rata umum. Sekitar 3% pasien flu harus mengeluarkan biaya lebih dari $2.500.

Studi lain tentang pembagian biaya di antara orang-orang dengan asuransi swasta non-Medicare yang dirawat di RS karena infeksi pernapasan pada masa pra-COVID menunjukkan bahwa biaya sendiri bisa lebih tinggi bagi mereka. Hal ini dikarenakan oleh begitu banyak paket pribadi yang memiliki deductible tinggi, yang harus dibayar setiap tahun sebelum pertanggungan asuransi sepenuhnya dimulai. Chua mencatat bahwa pilihan rawat inap flu atau infeksi pernapasan lainnya bukanlah pengganti yang sempurna untuk COVID-19, yang berdampak jauh lebih besar di AS daripada tahun flu terburuk. Orang-orang dengan Medicare tradisional juga harus menanggung biaya perawatan RS mereka. Tetapi, penelitian ini tidak menganalisis data dari orang-orang dengan bentuk pertanggungan tersebut.

Menurut data pemerinta federal di tahun 2018, 40% orang Amerika tidak memiliki cukup tabungan untuk membayar keadaan darurat $400. Pandemi telah menempatkan lebih banyak tekanan ekonomi pada orang Amerika berpenghasilan terendah. Chua dan rekan penulisnya Rena Conti, Ph.D., (Boston University’s Institute for Health System Innovation and Policy), mencatat bahwa kekhawatiran tentang biaya yang tidak terjangkau mungkin membuat beberapa orang tidak mencari perawatan darurat atau rawat inap. Mereka menyerukan undang-undang federal yang mengamanatkan perusahaan asuransi untuk sepenuhnya menutupi biaya rawat inap COVID-19 selama pandemi, dan agar perusahaan asuransi memperpanjang keringanan yang akan segera berakhir.

Baca Juga:  INDIKATOR KINERJA & BALANCED SCORECARD
[1] Kara Gavin, 2021, As Insurers End Grace Period for COVID-19 Hospital Costs, Study Estimates Potential Bills