Browse By

EFEK YANG MUNGKIN TIMBUL KARENA PENGALAMAN PASIEN & KUALITAS PERAWATAN (DALAM KONTEKS MARGIN RS)

Pendahuluan Tantangan yang berkembang di industri RS AS menimbulkan berbagai efek. Pengalaman pasien & kualitas perawatan yang menurun karena berbagai tantangan, akan menimbulkan efek yang dapat berakibat penurunan margin RS. Karena itu, tulisan ini akan membahas  tentang efek yang mungkin timbul karena pengalaman pasien & kualitas perawatan (dalam konteks margin RS), mengacu pada tulisan Sudimack & Polsky (2022)[1]. Likely Effects On Patient Experience And Quality Of Care Staf yang tidak mencukupi telah menciptakan kemacetan substansial di fasilitas rawat jalan dan perawatan akut. Hal ini mengakibatkan waktu tunggu pasien meningkat, prosedur yang tertunda, dan dalam kasus yang ekstrim RS mengalihkan pasien ke RS lainnya. Selama lonjakan Omicron 52, dari 62 RS di Los Angeles, California, dilaporkan mengalihkan pasien karena tempat tidur dan staf yang tidak mencukupi. Tantangan terhadap tenaga keperawatan akan memiliki konsekuensi langsung untuk kualitas klinis. Kekurangan perawat yang terus-menerus akan memaksa RS untuk menambah beban pasien dan menambah jam lembur, langkah-langkah yang telah berulang kali dikaitkan dengan lama tinggal di RS, lebih banyak kesalahan klinis, dan hasil pasien yang lebih buruk. Selain itu, gelombang perawat berpengalaman yang keluar dari angkatan kerja, akan mempercepat kesenjangan antara pengalaman keperawatan rata-rata dan kerumitan perawatan yang harus mereka berikan. Kecenderungan ini yang disebut sebagai experience-complexity gap (kesenjangan pengalaman-Kompleksitas), hanya akan memburuk di tahun-tahun mendatang karena sebagian besar tenaga keperawatan mencapai usia pensiun. Selain implikasi kualitas klinis, eksodus perawat berpengalaman banyak di antaranya berperan penting sebagai pendidik perawat dan peran mentor, juga memiliki efek umpan balik pada pelatihan dan penyediaan perawat baru. Dampak kepegawaian pada kualitas perawatan tidak terbatas pada staf klinis. Selama bulan-bulan awal pandemi, RS memberhentikan atau merumahkan ratusan ribu staf nonklinis, dan hal ini merupakan target umum untuk pengurangan gaji jangka pendek. Meskipun permasalahan staf tidak secara langsung mempengaruhi perawatan pasien (atau biaya yang ditagih), namun hal ini dapat berdampak signifikan pada pengalaman dan kepuasan pasien. Selain itu, perampingan staf pendukung dapat berdampak negatif terhadap produktivitas dokter dan waktu yang dihabiskan dengan pasien, yang dapat berdampak pada biaya dan kualitas perawatan.
Baca Juga:  BIAYA & TREND INDUSTRI LAYANAN KESEHATAN DI AS (Part 2)
[1] Andrew Sudimack & Daniel Polsky 2022, Inflation Is Squeezing Hospital Margins—What Happens Next?