Browse By

DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PENDAPATAN ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN & ORGANISASI BISNIS LAINNYA

Pendahuluan

Pandemi COFID-19 memberikan dampak yang signifikan pada menurunnya pendapatan berbagai organisasi bisnis. Karena efek pandemi tidak akan cepat hilang, banyak pemimpin keuangan (CFO) organisasi bisnis  melakukan antisipasi terhadap dampak negatif penurunan pendapatan dan keuntungan. Berbagai survei menunjukkan bahwa, CFO organisasi pelayanan kesehatan dan perusahaan besar lainnya menjadi semakin pesimis tentang dampak pandemi terhadap keuntungan organisasinya.

Hasil survei terkait dampak pandemi terhadap penurunan pendapatan

Tulisan ini akan menyajikan hasil survei PricewaterhouseCoopers (PwC), & lembaga lainnya (seperti konsultan pelayanan kesehatan Kaufman), mengacu pada tulisan LaPointe (2020)[1]. Berikut adalah ringkasan hasil survei tersebut:

  1. Sekitar 80% CFO dan pemimpin keuangan lainnya memperkirakan bawa COVID-19 akan menurunkan pendapatan dan/atau keuntungan tahunan, menurut survei terhadap para pemimpin keuangan di AS dan Meksiko. 55 responden dari survei 23 Maret termasuk CFO dan pemimpin keuangan dalam organisasi pelayanan kesehatan, serta perusahaan Fortune 1000, asosiasi nirlaba, dan perusahaan swasta. Menurut para peneliti, hanya 58% pemimpin keuangan dalam survei PwC 11 Maret mengatakan wabah itu akan merugikan pendapatan dan keuntungan.
  2. Survei juga menemukan bahwa lebih banyak responden yang tidak berharap bisnis mereka kembali bangkit dengan cepat setelah pandemi terparah usai. Dalam survei tersebut, hanya 76% responden yang mengatakan bahwa mereka mengharapkan bisnis mereka kembali normal dalam tiga bulan jika COVID-19 akan segera berakhir.
  3. Hasil survei menemukan bahwa sebagian besar perusahaan (87 %), saat ini percaya bahwa COVID-19 akan berdampak signifikan pada operasi bisnis, dan itu menyebabkan para pemimpin keuangan menjadi perhatian besar. Angka tersebut naik dari 54% pada survei sebelumnya. Persentase responden yang mengantisipasi COVID-19 hanya berdampak pada beberapa bisnis juga turun menjadi 9% dari 34% berdasarkan survei dua minggu sebelumna. Organisasi pelayanan kesehatan terutama melihat gangguan operasional yang parah karena COVID-19. Organisasi-organisasi ini berada di garis depan pandemi, yang menciptakan kekurangan kapasitas di seluruh sistem pelayanan kesehatan dan mendorong penyedia layanan untuk menunda atau membatalkan prosedur elektif yang mendorong pendapatan. Perusahaan konsultan pelayanan kesehatan ”Kaufman Hall” mengatakan bahwa organisasi pelayanan kesehatan juga melihat gangguan signifikan terhadap tenaga kerja, rantai pasokan, dan neraca.
  4. Hasil survei PwC menunjukkan bahwa gangguan (tenaga kerja) karena pandemi bisa menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik. 60% pemimpin keuangan mengantisipasi hilangnya produktivitas karena kurangnya kemampuan kerja jarak jauh dan 56% mengharapkan permintaan yang lebih tinggi untuk perlindungan karyawan (misalnya kebijakan cuti sakit). Sedangkan 44% lainnya memperkirakan cuti sementara, dan 24% tidak berharap memiliki tenaga kerja yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan kritis. Untuk mengurangi dampak kekhawatiran ini, sebagian besar perusahaan telah mengeluarkan anggaran yang dibuat sebelum wabah COVID-19 pertama. Survei menemukan bahwa 67% responden telah menerapkan pengendalian biaya, seperti menghentikan pengeluaran diskresioner, termasuk biaya perjalanan. Sekitar 58% responden juga melaporkan menunda atau membatalkan investasi yang direncanakan.
  5. Hasil survei menunjukkan bahwa beberapa pemimpin keuangan juga mempertimbangkan tindakan untuk menahan biaya tambahan. Misalnya, 64 % responden mempertimbangkan untuk membatalkan atau menunda investasi yang direncanakan. Area yang paling mungkin menjadi sasaran pembatalan dan penundaan tersebut adalah fasilitas dan IT. Sekitar setengah (49%) responden juga berharap untuk menyesuaikan pedoman mereka sebagai akibat COVID-19. Sekitar 68% responden untuk pertanyaan terpisah mengatakan mereka berencana untuk mengubah pengungkapan karena virus, meskipun 24% dari CFO yang disurvei mengatakan saat ini terlalu sulit untuk menilai perubahan apa yang perlu dilakukan.
Baca Juga:  BEBERAPA ISU (CAPITAL EXPENDITURES, MERGERS & ACQUISITIONS, PHILANTHROPY, & FACTORS AFFECTING PERFORMANCE) TERKAIT RS DI AS TAHUN 2023

6. Survei menemukan bahwa selain perubahan strategi keuangan, bisnis juga merencanakan pergeseran rantai pasokan. Sekitar 42% responden mengatakan bahwa mereka mempertimbangkan untuk mengubah luasnya rantai pasokan organisasi mereka (misalnya, vendor, fasilitas, pasar). Sementara persentase responden yang tidak mengubah strategi rantai pasokan turun menjadi 31 persen dari 52 persen saat survei terdahulu.

[1] Jacqueline LaPointe, 2020, 80% of CFOs Expect Revenue, Profit Declines Due to COVID-19