BUILDING A SUCCESSFUL AMBULATORY STRATEGY (Part 1)
Pendahuluan
Rawat jalan (poli) dan IGD merupakan layanan terdepan di RS. Karena itu, kinerja kedua unit ini menjadi salahsatu tolak ukur kinerja RS. Namun sayangnya, banyak kritikan yang dialamatkan pada kinerja layanan rawat jalan. Antrian pasien yang panjang merupakan salahsatu yang sering diungkapkan. Belum lagi permasalahan antrian pasien untuk mendapatkan obat di apotek. Hal ini menyebabkan waktu tunggu pasien untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan di RS menjadi lama dan tentunya akan menumbulkan ketidaknyamanan. Menunggu antrian yang lama menyebabkan persepsi negatif terhadap kualitas pelayanan dan akhirnya berdampak pada kepuasan pelanggan.
Permasalahan antrian yang panjang untuk pasien rawat jalan, sebenarnya permasalahan manajemen. Karena itu, manajemen RS perlu memikirkan cara yang tepat untuk menanganinya. Untuk antrean di apotek, sebenarnya bisa dilakukan melalui sistem bridging dengan bantuan IT. Tidak perlu lagi bagi pasien yang periksa di poli membawa membawa catatan obat ke loket apotek dan menunggu racikan obat. Namun, berbagai kritikan terhadap pelayanan rawat jalan, harusnya menjadi peluang bagi RS lainnya dengan melakukan pengembangan perawatan rawat jalan dengan layanan yang lebih baik.
Implementasi strategi yang tepat harus dilakukan manajemen dalam mengembangkan layanan rawat jalan. Karena, membangun strategi rawat jalan yang terkoordinasi dan terdefinisi dengan baik sangat penting dalam keberhasilan RS. Dengan berbagai kendala yang ada, manajemen harus mempertimbangkan berbagai hal untuk memastikan keberhasilan strateginya dalam mengembangkan layanan rawat jalan. Terkait hal tersebut, pada tulisan ini akan mengangkat berbagai hal terkait tekanan yang memaksa RS mempertimbangkan strategi rawat jalan dan pertimbangannya, mengacu pada tulisan Paavola (2019)[1]. Tulisan Paavola (2019), merupakan penyajian atas hasil seminar yang disponsori oleh IBM Watson Health. Dalam seminar tersebut, beberapa pemimpin dari IBM Watson membahas tekanan yang memaksa RS mempertimbangkan strategi rawat jalan dan pertimbangan utama untuk memastikan strategi ini berhasil.
Why a well-designed outpatient strategy is critical
Mr. Rikkers (Wes Rikkers, IBM Watson Health national director of operational improvement) mengatakan bahwa pada dekade berikutnya, prosedur rawat jalan diperkirakan akan meningkat lebih dari 15 persen dibandingkan dengan rawat inap. Prosedur rawat jalan akan mengalami pertumbuhan sekitar 2 persen. Dorongan pada strategi rawat jalan ini disebabkan oleh tekanan dari pemangku kepentingan utama, termasuk pembayar yang semakin masuk ke dalam kontrak perawatan berbasis nilai dengan penyedia, disamping persaingan baru yang menjanjikan untuk mengubah industri.
Tantangan ini ditambah dengan inisiatif lain yang mendorong peningkatan perawatan berbasis nilai, menciptakan kebutuhan akan strategi untuk mengurangi biaya dan meningkatkan perawatan yang menyebar di luar pengaturan rawat inap RS. Karena itu, kata Mr. Rikkers bahwa;
"Kami telah fokus pada empat hal di RS begitu lama ... tetapi apabila kami akan membuat dampak mendasar pada industri kami dan nilai yang kami bawa ke komunitas yang kami layani ... kami perlu memikirkan kembali, bukan hanya bagaimana, tetapi di mana kami memberikan perawatan.
[1] Alia Paavola, 2019, 5 key imperatives for building a successful ambulatory strategy